Where's To Go?

3 1 0
                                    

Leluhur ke-3 berasal dari era terjauh dari kami. Dia berkata bahwa dirinya bisa bernasib sial karena penyatuan negara.

••••••••••••••

Pertengahan Abad Ke-4

Yamato Seiken mendesak untuk menyatukan seluruh kuni (kelompok suku) menjadi satu kesatuan mengingat banyaknya perang yang terjadi karena perebutan wilayah. Untuk mencegah hal itu terjadi di kami maka kami segera menunjuk pemimpin baru untuk mengatur keputusan dan ritual persembahan bagi para dewa.

Sementara urusan pemerintahan akan dibantu oleh kami sebagai anggota koalisi.

Kemudian, demi menyatukan seluruh negeri kami perlu mengirim beberapa pasukan handal untuk menangani kuni-kuni yang sulit diatasi. Akan tetapi peralatan kami belum memadai. Percuma jika menggunakan pedang dari kayu kami bisa dikalahkan. Untungnya kami tahu di semanjung utara sana terdapat sebuah negara yang menghasilkan timah besi. Hanya saja akses menuju ke sana sulit.

Kami belum pernah mengirim utusan pergi ke sana. Kami hanya mendengar bahwa kuni-kuni di Kyushu Utara sering bertransaksi dengan mereka. Maka pertama-tama kami perlu melumpuhkan kuni Kyushu Utara.

Ini menyulitkan setidaknua perlu bantuan kuni lain. Untungnya kami memiliki beragam ide. Beberapa orang kami utus untuk membukuk rayu para kuni lain yang belum tunduk kepada kami. Entah dengan negosiasi sampai pernikahan hingga mereka benar-benar setia barulah kami memohon bantuan dengan alasan jika berhasil mereka mendapatkan timah besi juga.

Maka dengan mudahnya kami mengumpulkan rekan. 10.000 pasukan dikirim untuk menaklukkan Kyushu Utara.

Beberapa pertempuran kecil terjadi. Ternasuk aku terlibat dalam pertempuran itu.

Namun, selama pertempuran sengit melawan kuni Kyushu Utara aku terluka parah dan tak sempat sadar beberapa saat. Ketika sadar aku ditinggal oleh rekan-rekanku di tengah padang hijau yang dipenuhi mayat.

Apa mereka tidak sadar kalau aku masih hidup?

Ahk, kenapa selalu begini?

Jadi aku harus kembali ke perkemahan kami yang letaknya berpuluh-puluh kilometer jauhnya atau mengikuti jejak baru dari pasukanku.

Ya, kuputuskan mengikuti mereka. Selama tujuh hari aku berjalan melewati sungai, pematang juga lembah. Di hari ke-3 aku berhasil menemui rekan-rekanku. Tapi mereka tidak menunjukkan wajah ramah bahkan tidak menyapaku.

Di hari ke lima aku benar-benar diabaikan. Padahal aku sudah mengejutkan mereka dengan menjatuhkan barang-barang, tetapi mereka malah ketakutan dan lari menjauhiku.

Aneh.

Dan di hari ke delapan saat kami berhadapan dengan sisa-sisa kuni Kyushu Utara. Disitu beberapa orang berpakaian hitam memojokkanku.

Mereka menghunuskan pedang-pedang. Aku berusaha melawan namun hasilnya sia-sia.

Namun, pada saat itu aku menyadari bahwa...

Orang mati sepertiku tidak bisa berlama-lama di negeri yang hidup.

Sial sekali padahal selangkah lagi aku bisa melihat kemenangan Yamato Seiken.

Tertanda,

Yuubari

•••••••••••••••

Ya, leluhur ke-3 berasal dari era kuno saat Jepang masih bersatu di bawah panji klan Yamato. Bahkan mereka masih melakukan penaklukan kuni atau suku yang belum bersatu. Dan mirisnya dia belum sempat melihat kemenangan itu. Ada-ada saja. Oh, iya, aku lupa memberitahu kalian bahwa kisah para leluhur sudah usai hingga di sini. Mereka tampak senang dan puas.

Dan tinggal kisahku. Hmn? Kisah ya, mungkin soal pandemi modern akan mengejutkan mereka. Ahahahahaha. Oho tentu kami harus mendengar kisah terakhir dariku sebagai penutup.

Ya, karena aku juga sudah usai dari dunia ini.
.
.
.
.

Ps: Akhirnys last day!!! Huwaa tidak sangka bisa bertahan hiks. Semoga kalian suka jurnal nanonano sejarah ini~~~ owo

20 SesonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang