VI

2.4K 200 102
                                    

"jadi ini temen dari kecil aku yang udah nempel banget, dan ga pernah kepisah, cuma karna adiknya sakit yang lumayan parah dia jadi harus pindah ke Singapur untuk pengobatan terbaik. Gitu?" Argio mengangguk sebagai respon dari pertanyaan putri bungsunya.

Alevya memijit keningnya pusing.

Setelah ia salah sangka terhadap pemuda yang tiba-tiba berada di kamarnya, ia dengan shock duduk terdiam di ranjangnya.

Hingga pemuda itu memanggil kedua orangtuanya beserta Alezzie untuk datang ke kamarnya.

Dan setelahnya Argio menjelaskan dengan perlahan dan mendetail tentang pemuda bersurai coklat di depannya saat ini.

"Kamu beneran lupa Vy?" Lirihnya pelan.

Alevya melirik pemuda itu, kemudian berdecak dalam hati.

'bisa ga sih?! Gausah pasang muka sedih begitu pake muka Saga?!'

"Kamu sudah merasa baik, Vy?" Tanya Alezzie lembut.

Alevya mengangguk tipis kemudian tersenyum lembut.

"Ya, kurasa aku baik. Bisa tinggalkan aku berdua dengan...maaf siapa tadi namamu?"

"Azkariano Valias Saurf" jawab pemuda itu cepat.

"Ah iya benar, Azka"

"Tidak!" Ucapnya lantang.

"Apanya tidak?" Bingung Alevya.

"Kamu tidak memanggilku Azka. Kamu seharusnya memanggilku Ias seperti biasanya" jelasnya dengan mimik wajah hampir menangis.

'DEMI TUHANNNN SAGAA GUE NEMU ORANG MUKANYA MIRIP ELU TAPI TINGKAHNYA KEBALIKAN ELU ANYINGGGG'

"Ah...maaf, aku tidak tahu"

Alevya kemudian menatap keluarganya, dimana mereka nampak seperti tersenyum aneh, bahkan Alezzie nampak lebih cerah dibanding biasanya.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Pemuda bernama Azkariano itu ikut melihat ke arah Ivy melihat saat ini.

"Tidak, memang kami menatap seperti apa?" Kata Clarissa santai.

Alevya mengerut hendak menjawab kembali.

"Sudahlah, ayo Sayang kita keluar. Biarkan mereka disini, mungkin ada yang ingin mereka bicarakan. Siapa tahu Alevya akan mengingat beberapa memorinya bersama Azka" sambung Clarissa kemudian menarik tangan Argio dan Alezzie.

"Ah Ivy, aku keluar yaa!! Kamu harus mengingat Azka oke!! Semangat Ivy"

'apa sih?! Penting banget kah si Azka ini??? Yatuhan...berikanlah diriku yang lemah ini petunjuk soal kehidupan ini. Karena aku lelah berpikir' -Batin Ivy.

"Ivy?" Panggil Azka.

Alevya tersadar dari pikirannya "iya ada apa Ias?"

Pemuda itu tersenyum "apa ada yang mau kamu tanyakan? Aku akan menjawab semuanya sejauh yang aku tahu!!"

Mendengar itu Alevya berbinar.

Ini dia!!

Apakah Ias adalah perwujudan atau petunjuk yang diberikan tuhan padanya?!?!

"Ada banyak sekali yang ingin kutanyakan!!!" Katanya bersemangat.

Azka tampak terkekeh kecil, dan ia berucap "kalau begitu, aku akan bertanya satu hal terlebih dahulu padamu"

"Tanyakan cepat!" Ucap Ivy dan tepat setelah itu, keadaan sekitar kamarnya seakan mencekat.

Dan pemuda itu bertanya dengan nada teramat rendah namun dengan ekspresi tersenyum.

Stop Being ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang