SUASANA di antara Arion dan Javier terasa canggung. Setelah membersihkan tumpahan coklat, kedua pemuda itu memilih duduk bersama di atas sofa, dengan dua cangkir minuman yang mendingin di atas meja, dan sepiring kue yang tadi sempat mereka lupakan.
"Arion..."
Pemuda mungil itu menoleh. "Ya?"
Javier ikut menatapnya dalam. "Maaf. Yang tadi itu... aku terbawa suasana. Rasanya pasti canggung... berciuman dengan seorang laki-laki. Aku—"
"Javier," potong Arion.
Seketika Javier menghentikan kalimatnya. Mereka saling menatap satu sama lain dengan begitu dalam.
"Tidak perlu meminta maaf. Aku juga terbawa suasana. Tapi tidak ada yang perlu disesali. Aku—" Arion menjeda kalimatnya. Pipi bulatnya pun kembali bersemu merah. "—menyukainya."
Javier tersenyum senang. Ia meraih tubuh Arion, lalu merengkuhnya dalam sebuah pelukan. "Aku mencintaimu, Arion."
"Aku juga."
Suasana yang awalnya canggung, seketika menghangat. Arion dapat merasakan pelukan Javier yang semakin erat.
"Arion..." panggil Javier tanpa melepas dekapannya.
"Apa?"
Javier tidak langsung membalas, ia justru meletakkan dagunya pada bahu Arion.
"Hey, Javier, kenapa?" tanya Arion.
Dapat Arion rasakan pemuda itu menggelengkan kepalanya.
"Aku... hanya tiba-tiba berpikir. Apa kita bisa terus bersama? Apa suatu hari kamu akan menikah? Dengan perempuan?" ucap Javier.
Sejenak Arion terhenyak. Seolah baru tersadar bahwa hubungan mereka bukanlah hal yang lumrah terjadi. Ia bahkan tidak tahu apa status di antara mereka. Layakkah mereka disebut sepasang kekasih?
Arion melepas pelukannya. Ia menatap tepat pada jelaga hitam Javier yang menatapnya sayu.
"Jujur saja... aku tidak tahu, Javier," balas Arion.
Arion tidak salah. Ia memang tidak tahu jawabannya. Hubungan mereka memang sulit. Menikah? Bahkan menjadi sepasang kekasih saja adalah hal yang tabu di masyarakat. Apalagi menikah.
Javier mengangkat tangannya, menyentuh pipi bulat sang kekasih dengan telapak tangannya yang hangat.
"Arion, kamu tahu aku sangat mencintaimu. Tapi jika suatu saat kamu harus menikah dengan orang lain, aku... mungkin akan berusaha merelakannya," ucap Javier.
Arion menatap sendu. "Bagaimana denganmu? Kamu akan menikah?" tanyanya.
Helaan napas panjang terhembus dari mulut Javier. "Aku tidak tahu. Dan... tidak mau memikirkannya." Javier menggerakkan jemarinya, mengusap pelan pipi Arion. "Untuk saat ini, aku hanya ingin menikmati hubungan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ PERFECT YOU | NOREN (REPUBLISH)
FanfictionJavier Lake yang selama ini selalu menolak perjodohan keluarganya, tiba-tiba berubah pikiran setelah pertemuannya dengan Ariana Hills, putri dari teman ayahnya. Namun yang Javier tidak tahu, sosok yang selama ini membuatnya jatuh cinta sebenarnya bu...