21 - Pameran Seni

2.5K 340 14
                                    

MALAM telah datang saat Javier sampai di halaman rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MALAM telah datang saat Javier sampai di halaman rumahnya. Ia berhenti sejenak, memperhatikan pohon-pohon yang meranggas, lalu pada daun-daun yang terbang tersapu angin.

Musim dingin sepertinya hampir tiba meskipun datang lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya.

Javier merapatkan mantel tebal yang membungkus tubuhnya, melangkah menuju kotak surat yang berada di dekat pagar.

Ada beberapa surat. Satu dari ibunya, lalu ada dua surat yang seharusnya tidak dikirim ke rumahnya karena berkaitan dengan pekerjaan, kemudian ada satu surat dari kakaknya, dan yang terakhir surat berwarna putih gading dari Arion Hills.

Kedua mata Javier membulat saat melihat nama seseorang yang sudah lama tak dijumpainya. Buru-buru Javier menutup kembali kotak surat, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

Dengan asal Javier meletakkan sepatu dan mantelnya, sebelum menarik kursi kayu di ruang makan dan menyebar surat-suratnya di atas meja.

Netra Javier hanya tertuju pada satu surat berwarna putih gading dengan wangi mawar yang menguar begitu Javier membukanya.

"Arion? Dia mengirim surat?"

Dengan tidak sabar Javier membuka surat tersebut.

Jantungnya berdegup kencang. Rasa penasaran membuncah seketika. Tidak menyangka akan mendapat surat dari Arion. Terlebih setelah pertemuan mereka di bukit beberapa waktu lalu. Javier merasa canggung untuk mengajak pria itu bertemu meski ia merindukannya. Ia takut Arion menolaknya.

Awalnya Javier ingin mengirimkan surat seperti biasa. Tapi lagi-lagi ia terlalu takut.

Respon Arion saat itu membuat Javier tidak ingin Arion tidak nyaman padanya. Hingga tanpa sadar ia menghindar dan menyibukkan diri.

Meskipun jauh di lubuk hatinya, ia merindukan pemuda mungil tersebut.

Hai, Javier.

Senyum Javier tertarik hanya dengan membaca sapaan Arion padanya. Astaga! Javier benar-benar menyukai pemuda itu.

Apa kabar, Javier? Semoga keadaanmu baik-baik saja.

Sebelumnya, aku ingin meminta maaf atas sikapku di bukit saat itu. Aku tidak bermaksud kasar padamu. Saat itu... aku sedang tidak dalam keadaan baik. Hingga mungkin tanpa sadar perkataanku menyakitimu.

Javier mengerjapkan kedua matanya, lalu menggeleng pelan.

"Tidak. Kamu tidak menyakitiku, Arion. Justru aku yang merasa bersalah karena tanpa sadar memaksamu bercerita. Maaf."

Beberapa hari ini aku menyadari kalau aku tidak seharusnya begitu. Sikapku membuat pertemanan kita yang baru terjalin menjadi renggang, apa aku benar?

Dulu aku tidak terbiasa menghabiskan waktu bersama teman. Namun setelah mengenal kamu, aku merasa senang karena ada seseorang yang mau menghabiskan waktu melakukan hal yang kusukai. Kebanyakan temanku tidak suka melakukannya. Dan aku senang karena kamu mau menemaniku, meskipun aku akui menghabiskan waktu denganku cukup membosankan.

✅️ PERFECT YOU | NOREN (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang