31 - Bukan Akhir

2.2K 231 3
                                    

NB:
- ADEGAN BERTANDA MIRING ADALAH KILAS BALIK
- SEBAGIAN PART KILAS BALIK ADALAH ADEGAN ULANG DARI CHAPTER 27

NB: - ADEGAN BERTANDA MIRING ADALAH KILAS BALIK- SEBAGIAN PART KILAS BALIK ADALAH ADEGAN ULANG DARI CHAPTER 27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JAVIER terkejut sekali saat tiba-tiba mendapati Arion berdiri di depan rumahnya. Kekasihnya itu tidak memberitahunya kalau akan berkunjung ke rumahnya.

Tapi Javier bukan tidak suka, ia justru senang bisa bertemu dengan sang kekasih.

Tak.

Javier meletakkan dua cangkir berisi teh rosella di atas meja, lalu menarik kursi duduk di samping kekasihnya.

"Kalau aku belum pulang bagaimana?" celetuk Javier.

Arion mengambil cangkir tehnya, lalu menyesapnya sedikit untuk menghangatkan tubuhnya. "Hahh..." desahnya merasakan cairan hangat mengaliri kerongkongannya. "Kalau kamu belum pulang, aku bisa menunggu," jawab Arion.

Javier menatap Arion penuh selidik. Ia mengulurkan tangannya, meraih jemari Arion yang memegang cangkir di atas meja.

"Hey, ada apa?" tanya Javier.

Tidak ada jawaban dari Arion. Pemuda itu memilih memainkan jemarinya pada pegangan cangkir, membuat Javier reflek mengusapkan jempolnya pada jemari tangan sang kekasih.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Javier lagi.

Awalnya Arion ragu, hingga kemudian ia menganggukkan kepalanya.

"Aku akan mendengarkannya," ucap Javier.

Arion melepaskan cangkir tehnya. Ia menggerakkan tubuhnya hingga kini berhadapan dengan Javier. Javier pun ikut menyamankan posisinya untuk menyimak cerita dari Arion.

"Kamu tahu aku suka Calla Lila kan?" tanya Arion yang dijawab anggukan kepala oleh Javier. "Aku ingin menjadi seniman seperti Calla Lila, seperti Nyonya Grey. Mereka seniman hebat yang berani mengambil langkah penuh risiko dan keluar dari zona nyaman mereka. Tapi aku masih jauh dari pencapaian mereka. Aku tidak berani mengeksplor minatku sehingga aku tidak memiliki karir yang pasti. Aku tidak berani keluar dari zona nyamanku."

Sejenak Arion menghentikan ceritanya. Sedangkan Javier masih senantiasa menyimak, dengan tangan yang tidak berhenti menggenggam erat jemari mungil Arion.

"Aku belum lama ini menyadari kalau aku mungkin bisa mulai melangkah dengan mengikuti pameran yang diadakan seniman lain. Lalu mengadakan pameran kecil sendiri. Tapi tidak semudah itu. Aku belum punya ciri khas yang menjual. Karyaku masih amatir. Tentunya sulit untuk menarik penikmat seni. Tapi tadi... Nyonya Grey mengenalkanku pada temannya. Beliau tertarik dengan karyaku."

Kali ini Arion tampak ragu melanjutkan. "Kamu tahu Negeri Exalos? Aku pernah mendengarnya, tapi tidak begitu sering. Nyonya Grey pernah melanjutkan pendidikannya di sana. Mendalami bidang seni di negeri itu. Melihat karir cemerlang Nyonya Grey, bukankah negeri itu sangat hebat? Teman Nyonya Grey juga berasal dari sana. Dan beliau... mengajakku untuk memperdalam ilmuku, dengan pergi ke Exalos."

✅️ PERFECT YOU | NOREN (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang