Sore itu, Yoongi memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar taman deket kantornya sebelum memutuskan untuk pulang. Beban kerjaannya seperti sedang bergelut dalam pikirannya. Begitu banyak yg harus dia selesaikan minggu ini membuat dia mengusak rambutnya frustasi.
Min Yoongi, CEO muda pemilik Min Corporation kepunyaan Ayahnya yg sekarang turun tahta kepadanya. Kedua orangtuanya sekarang memutuskan untuk menikmati masa tua mereka dengan cucu mereka, anak dari kakak Yoongi yg sudah menikah. Kakak Yoongi memilih menggeluti bisnis Properti.
Sambil duduk di sebuah bangku taman, Yoongi menghela nafasnya kasar, Diusianya yg menginjak 28 tahun, tidak pernah sekalipun Yoongi mempunyai pasangan. Bukan karena tidak ada yg menyukainya, banyak malah. Tapi Yoongi seperti tidak tertarik untuk membina hubungan dengan siapapun.
Hatinya seperti sudah tertutup dan terkunci rapat oleh kehadiran seseorang di masa lalu. Dahula kala sewaktu usianya masih 20 tahun, dia pernah terlibat pertengkaran dengan genk motor. Bukan tanpa sebab, waktu itu kebetulan Yoongi sedang berjalan pulang dari rumah temannya, Kim Namjoon. Sial, sang sopir mendadak ada urusan mendadak dengan keluarganya dan tidak bisa menjemput dirinya. Dan entah kenapa saat itu susah sekali mendapatkan taksi dari rumah Namjoon, sehingga Yoongi memutuskan untuk berjalan kali ke halte terdekat.
Dalam perjalanannya ke halte inilah kejadian tersebut bermula. Sekelompok anak genk motor yg sedang mabuk nampak bergerombol di sekitar halte. Yoongi yg menyadari keberadaan mereka berusaha untuk balik badan kembali ke rumah Namjoon. Tapi langkahnya keburu dihadang mereka. Para pemuda yg mabuk tersebut meminta dompet dan handphone Yoongi.
Yoongi berusaha mempertahankan diri, tidak mau menyerahkan dompet dan handphonenya, tapi karena mereka dalam keadaan mabuk, mereka malah terpancing emosinya dan mulai menyerang Yoongi.
Sebagai anak orang kaya, Yoongi terbiasa diperlakukan bak pangeran, dimana semua sudah tersedia dan dia tidak diperkenankan untuk melakukan apapun, sehingga dalam hidupnya dia terbiasa mendapatkan apapun yg dia inginkan.
Jadilah saat itu dia hanya pasrah bertahan ditengan gempuran pukulan dan tendangan yg mengarah ke tubuhnya, sampai tiba-tiba terdengar suara seseorang memecah pertengkaran tersebut.
"Sungguh bodoh sekali kalian, menganiaya seseorang yg bukan lawan yg setimpal buat kalian." Yoongi mendengar pemuda itu berkata.
Sekelompok anak genk tersebut menghentikan pukulan mereka dan memandang pemuda tersebut dengan tatapan marah, "Beraninya loe ikut campur urusan kami!" teriak salah satu dari mereka.
Yoongi dalam keadaan posisi jongkok, berusaha melihat siapa pemuda tersebut. Matanya mengerjap, mendapati sosok pemuda tak jauh dari dirinya yg sedang tertawa mengejek para anak genk motor tersebut. Rambut pirang dengan potongan yg begitu sempurna menghiasi wajahnya, matanya seperti bulan sabit ketika dia tertawa, bibirnya tebal merekah mengeluarkan suara tawanya yg terdengar bagai musik di telinga Yoongi. Tubuhnya terbalut pakaian serba putih membuatnya nampak seperti malaikat yg sedang turun ke bumi.
"Aaahhh kenapa kalian harus marah?" tanya pemuda itu masih tertawa, "carilah lawan yg seimbang untuk tanding dengan kalian."
"Jangan ikut campur, brengsek!!!" salah satu dari kumpulan anak genk motor itu nampak begitu marah dan mulai maju menyerang pemuda tersebut, disusul dengan yg lainnya.
Yoongi terbelalak ngeri membayangkan apa yg akan terjadi. Tapi pemuda tersebut nampak sudah bersiap diri menghadapi serangan dari para anak genk motor. Tanpa kesulitan yg berarti dia melumpuhkan serangan mereka semua membuat para genk motor tersebut pergi meninggalkan mereka berdua.
Sesudah kepergian mereka, pemuda tersebut menghampiri Yoongi dan mengulurkan tangannya, "Apa loe baik-baik saja?"
Yoongi mengangguk, menerima uluran tangan pemuda tersebut dan mencoba berdiri. Namun sayang, tendangan mereka ke arah perut Yoongi membuat Yoongi meringis dan limbung, sampai kedua tangan pemuda tersebut menangkap tubuh Yoongi agar tak terjatuh.
"Maaf, perut gw sakit banget." Yoongi meringis memegang perutnya.
Pemuda tersebut hanya tersenyum, "sepertinya mereka terlalu berlebihan memukuli loe."
Pemuda tersebut memapahnya dan mereka mulai berjalan.
"Kita mau kemana?" tanya Yoongi.
"Ke kontrakan gw, luka-luka loe harus diobatin biar ga infeksi." Sahut Pemuda tersebut sambil memegang pinggang Yoongi membantunya berjalan.
Tak lama kemudian mereka sampai di kontrakan Pemuda tersebut. Pemuda tersebut membukakan pintu dan memapah Yoongi ke dalam, mendudukkannya di sofa.
Yoongi mengedarkan pandangannya. Kontrakan itu nampak kecil sekali dibandingkan dengan kamar Yoongi. Hanya ada satu kamar, satu kamar mandi, dapur yg menyatu dengan ruangan tempat Yoongi duduk sekarang. Walau terlihat kecil, tapi semua nampak rapi, membuat atmosfirnya terasa sangat hangat dan nyaman bagi Yoongi.
"Maaf ya, kontrakan gw kecil." Tangan Pemuda tersebut mengulurkan segelas teh hangat ke Yoongi.
"Ga masalah kok buat gw." Yoongi menerima cangkir tersebut dan meminumnya.
Pemuda tersebut tak lama sudah ada di depan Yoongi dengan membawa kotak P3K di tangannya.
"Makasih ya tadi...... aaawwww." Yoongi meringis merasakan cairan alkohol menyapu lututnya dimana celananya robek di bagian lututnya terkena gesekan aspal jalanan.
Pemuda tersebut tertawa pelan, "Sorry ya agak sakit sedikit, soalnya kalau ga dibersihin nanti bisa infeksi."
Yoongi hanya mengangguk sambil meringis menahan perih ketika sapuan kapas kembali menyentuh lututnya.
Ditatapnya Pemuda di depannya yg fokus mengobati lukanya. Aroma vanila menyergap ke indra penciumannya. "Manis." gumam Yoongi pelan.
"Oke selesai." Pemuda tersebut membereskan peralatan P3K-nya dan kemudian duduk di samping Yoongi.
Yoongi menoleh ke samping, "Makasih ya tadi dah mau nolongin gw."
Pemuda tersebut hanya mengangguk, "Ga masalah, kebetulan aja gw lagi lewat."
"Gw Yoongi, Min Yoongi, loe sapa?" Tangan Yoongi terulur.
Pemuda tersebut menyambut uluran tangan Yoongi dan mereka saling berjabat tangan, "Gw Jimin, Park Jimin."
Jimin tersenyum, senyumannya membentuk bulan sabit. Nampak indah di mata Yoongi.
"Salam kenal, nee." Sahut Yoongi sambil masih menikmati senyuman Jimin. Tetiba dia merasakan jantungnya berdegup kencang melihat senyuman itu.
"What's wrong with me?" tanya Yoongi dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Yoonmin)
FanfictionMin Yoongi, sampai di usianya yg mau menginjak kepala 3, masih berusaha mencari sosok di masa lalunya yg pernah menolongnya ketika dia diserang oleh sekelompok gangster yg hampir merebut nyawanya. Park Jimin, pemuda manis yg menolong Yoongi secara k...