Pelukan

399 38 2
                                    

"Mwo?" ulang Jimin tak percaya menatap Namjoon.

"Jadi?" Namjoon kembali bertanya.

"Gw?" Mata Jimin berkedip-kedip menatap Namjoon.

Namjoon hanya tersenyum.

"Aish, Hyung." Jimin menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Semburat merah nampak menjalar cepat di wajah Jimin. Namjoon kembali tersenyum melihat perubahan raut wajah Jimin.

"Jadi?" ulang Namjoon lagi dengan senyuman di wajahnya.

"Hyung, gw....." Jimin nampak tersendat sejenak.

"Loe menyukai Yoongi Hyung, am I right, Jimin?" Namjoon menyela ucapan Jimin.

Jimin hanya mengangguk pelan dan kembali menutup wajahnya.

Namjoon terkekeh pelan, "Aigooooo, Jimin."

"Hyuuungggg." Jimin mengerucutkan bibirnya, salting.

Namjoon tergelak, "Sungguh membagongkan kalian berdua ini."

Segera setelah itu Namjoon mengajak Jimin untuk segera pergi menuju Apartemen Yoongi. Perjalanan kali ini nampak begitu lama dan menyiksa Jimin. Hatinya berdegup kencang tak karuan. Jari jemarinya saling bertautan mencoba mengurangi kegugupan hatinya. Matanya menerawang ke depan dalam kegelisahan. Pikirannya hanya tentang Yoongi. Dia begitu khawatir akan keadaan Yoongi sekarang. Sungguh, Jimin tak mengira Yoongi bisa berasumsi seperti itu, walau Jimin juga tidak sepenuhnya menyalahkan sikap Yoongi. Karena memang Jimin yg juga belum sempat untuk berbicara langsung dengan Yoongi mengenai hal ini.

Ternyata apa yg dikhawatirkan Jimin memang benar adanya. Yoongi sudah salah sangka terhadapnya, tentang hubungan antara dirinya dan Hobi Hyung.

Tak lama mereka berdua pun sampai di Apartemen Yoongi. Dengan langkah tergesa-gesa mereka berjalan ke unit Apartemen Yoongi. Namjoon segera memencet kode pin Apartemen Yoongi.

Kegelapan menyambut mereka. Namjoon segera mengajak Jimin untuk ke kamar Yoongi. Begitu sampai di depan pintu kamar Yoongi, Namjoon segera mengetuk pintu itu, "Hyung." panggil Namjoon.

"Pergilah, Joon," terdengar suara lemah Yoongi, "tolong tinggalkan gw sendiri."

Namjoon menghela nafasnya dan menatap Jimin, "Masuklah, Jim, bicarakanlah dengan Yoongi Hyung. Sampaikan kebenaran yg sesungguhnya, nee." Namjoon menepuk pundak Jimin dan kemudian meninggalkan Jimin yg termangu di depan pintu kamar Yoongi.

Jimin mengetuk kamar Yoongi pelan.

"Joon, please, leave me alone." parau Yoongi berkata.

"Yoongi Hyung?" panggil Jimin perlahan.

Terdengar suara kaki mendekat ke pintu. Dan pintu kamar pun terbuka, menampilkan sosok Yoongi yg nampak begitu kacau. Matanya merah dan sembab, bekas air mata nampak di pipinya. Rambutnya berantakan, belum lagi wajah Yoongi yg begitu tirus. Badannya pun nampak ringkih di mata Jimin.

"Ji-Jimin?" Yoongi menatap sosok di depannya, tak percaya dengan penglihatannya kali ini.

Yoongi langsung memeluk Jimin, mata Jimin menghangat dan tanpa bisa dicegah, airmatanya membasahi pipinya, "Yoongi Hyung....." Jimin tercekat.

Jimin tergugu dalam pelukan Yoongi, air matanya tumpah, isakannya berubah menjadi tangis.

Mereka larut dalam pelukan yg tiada satu pun ingin mengakhirinya. Yoongi menepuk-nepuk punggung Jimin berusaha menenangkannya. Sementara Jimin malah semakin terisak. Orang yg selama ini tak pernah mau pergi dari ingatannya. Orang yg selama ini selalu dia rindukan. Orang yg selama ini selalu ada di hatinya. Sekarang orang itu dalam pelukannya.

Mine (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang