Terjebak

326 34 3
                                    

Segera setelah menghabiskan makanannya, Yoongi bergegas kembali ke kamar. Kepalanya begitu sakit memikirkan tentang Jimin saat ini. Yoongi ingin segera merebahkan tubuhnya sejenak di kamarnya.

Sementara itu, beberapa saat setelah Yoongi meninggalkan restoran tersebut, Jimin datang kesana bersama Hoseok untuk makan siang sesaat setelah acara festival selesai.

"Selamat siang Tuan....." sapa Dion ramah menyambut mereka berdua, "Aahh Tuan Jimin, selamat datang kembali."

Jimin tersenyum, "Anda mengenali saya?"

Dion mengangguk, "Tentu saja Tuan Jimin, waktu itu kan Tuan Jimin kesini bersama Tuan Yoongi, kan?"

"Tuan Yoongi?" Jimin menatap Dion dengan heran, "apakah anda mengenal Yoongi Hyung?"

Dion kembali mengangguk, "Tuan Yoongi baru saja dari sini, Tuan Jimin."

"Dari sini?" Jimin kembali bertanya.

"Iya Tuan Jimin, baru saja Tuan Yoongi pergi." balas Dion sembari mengiringi langkah Jimin dan Hoseok menuju meja mereka.

Hoseok hanya mendengarkan pembicaraan Jimin dan Dion, matanya mencoba menelusuri buku menu, tetapi pikirannya malah sibuk sendiri.

"Bagaimana anda bisa tau itu Tuan Yoongi?" cerca Jimin.

"Aahh itu, Tuan Jimin, tadi begitu Tuan Yoongi duduk, kebetulan saya yg bertugas melayani pesanan beliau. Awalnya saya memang tidak tau kalau itu Tuan Yoongi, tapi kemudian kami saling berkenalan, makanya saya bisa tau beliau adalah Tuan Yoongi, yg waktu itu datang kesini bersama Tuan Jimin." Dion menjelaskannya kepada Jimin.

"Begitu ya?" gumam Jimin pelan.

"Hyung, mau pesan apa?" Jimin bertanya pada Hoseok.

"Yg ini saja Chim." Hoseok menunjuk menu makanan dan juga menu minuman yg dia inginkan walau dia tidak mengerti makanan apa itu, jarinya hanya asal menunjuk saja.

Dion segera mencatat pesanan Hoseok.

"Kalau Tuan Jimin, mau pesan apa?" tanya Dion ramah.

"Apa yg Yoongi Hyung pesan tadi, Dion?" Jimin malah balik bertanya.

Dion membuka buku menu dan menunjukkan pesanan yg tadi dipesan Yoongi, "Tuan Yoongi memesan ini, Tuan Jimin. Chicken Gordon Blue dan segelas Ice Americano." terang Dion.

Jimin nampak melihat menu yg dimaksud Dion, "Kalau begitu, tolong pesanan saya disamakan dengan yg dipesan Yoongi Hyung saja, Dion."

"Baik Tuan Jimin," sahut Dion, "kami akan segera mempersiapkan pesanan Tuan-tuan sekalian. Mohon menunggu."

Dion mengambil buku menu dari Hoseok dan Jimin, setelah itu meninggalkan mereka berdua.

"Chim, Hyung rasa, lebih baik loe segera menemui Yoongi Hyung. Kalian harus berbicara agar tidak ada salah paham diantara kalian, nee." Hoseok menatap Jimin yg nampak termangu.

"Entahlah, Hyung, gw jadi bingung sendiri, kenapa Yoongi Hyung jadi bersikap dingin pada gw?" Jimin nampak menghela nafasnya dan mengusak rambutnya.

Mereka terdiam sejenak sampai Dion datang kembali mengantarkan pesanan mereka berdua dan meletakknya di meja.

"Selamat menikmatinya, Tuan-tuan sekalian." Dion tersenyum mengangguk  dan bersiap meninggalkan mereka berdua.

"Tunggu Dion." sela Jimin sebelum Dion pergi.

"Ya Tuan Jimin, apa ada yg bisa saya bantu lagi?" tanya Dion.

"Apa..... apa tadi Yoongi Hyung ada ngobrol dengan anda, Dion?" Jimin penasaran bertanya pada Dion.

Dion menatap Jimin, "Tuan Yoongi hanya bertanya sesuatu kepada saya, Tuan Jimin."

"Bertanya? Tentang apa?" Jimin memiringkan kepalanya.

"Tuan Yoongi bertanya kepada saya, apa yg akan saya lakukan apabila saya bertemu dengan pujaan hati saya yg sedang bersama dengan orang lain." jelas Dion perlahan.

"Jinjja?" Mata Jimin membulat.

"Lalu anda jawab apa, Dion?" kali ini Hoseok yg bersuara.

"Saya jawab, bahwa saya akan mempertanyakan hal tersebut pada pujaan hati saya, apakah yg sebenarnya terjadi." jawab Dion.

"Lalu?" Jimin semakin penasaran.

"Kalau waktu kasus saya waktu itu, Tuan Jimin, saya bertemu dengan kekasih saya sedang bersama lelaki lain. Saya langsung menanyakan hal tersebut padanya dan dia bilang laki-laki itu adalah orang pilihan orang tuanya dan akan dijodohkan dengan dirinya." Dion kembali menceritakan apa yg sudah dia ceritakan pada Yoongi barusan.

"Aahh begitu ya?" gumam Jimin.

"Iya, Tuan Jimin, saya hanya bilang ke Tuan Yoongi, asumsi itu belum tentu menjadi sebuah kebenaran selama tidak ditanyakan langsung. Karena kebenaran akan tetap menjadi kebenaran, sementara asumsi belum tentu menjadi sebuah kebenaran." Dion tesenyum pada Jimin dan Hoseok.

Jimin nampak terpaku mendengar perkataan Dion, matanya nampak menerawang jauh, pikirannya penuh dengan bayangan Yoongi.

"Kalau begitu saya permisi dulu Tuan-tuan," suara Dion memecah lamunan Jimin, "selamat menikmati, Tuan-tuan sekalian."

Dion pun pamit undur diri.

Hoseok nampak mencoba makanannya, sementara Jimin hanya terdiam menatap makanan di depannya.

"Chim," tegur Hoseok, "loe harus makan Chim. Nanti habis ini kita cari Yoongi Hyung ya."

Jimin hanya mengangguk, matanya mendadak berkaca-kaca.

Mine (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang