"A-apaaa." Yoongi tersentak menatap Jimin.
Namjoon berjalan mendekati Jimin, "Jimin, apa loe ga inget sama Yoongi Hyung?"
Jimin balas menatap Namjoon dan menggeleng, "Aniyo Hyung, aku ga inget siapa pria ini."
"Tapi loe inget gw?" Namjoon kembali bertanya.
Lagi-lagi Jimin mengangguk, "Aku ingat sama Namjoon Hyung, tapi aku ga ingat sama pria ini." Jimin menunjuk Yoongi yg masih kaget menatap Jimin.
Namjoon menghela nafasnya dan kemudian berbicara ke Yoongi, "Hyung, mungkin hyung harus sedikit bersabar nee. Ini mungkin hanya sementara, kan tadi dokter juga sudah menjelaskannya pada kita, bukan?"
Yoongi hanya mengangguk lemah. Hatinya sungguh hancur mendapati bahwa Jimin tidak bisa mengingat dirinya. Mata Yoongi menatap nanar ke Jimin, sementara Jimin masih menatap Yoongi dengan penuh keheranan, mencoba mengingat siapa pria yg menatapnya dengan penuh kesedihan.
Dua hari kemudian, Jimin pun diperbolehkan untuk pulang dengan tetap harus menjalani rawat jalan 2 minggu sekali, sampai ingatannya benar-benar pulih seperti sediakala.
Yoongi yg akan mengantar Jimin pulang ke apartemennya dari rumah sakit. Hoseok dan Namjoon tidak bisa ikut bersama mereka karena ada urusan pekerjaan masing-masing yg tidak bisa mereka tinggalkan.
"Hyung, apa Namjoon Hyung dan Hobi Hyung tidak datang?" Jimin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
"Mianhe, Jiminie," jawab Yoongi sambil membereskan barang-barang Jimin, "hari ini mereka berdua ada pekerjaan yg tidak bisa mereka tinggalkan."
"Oohh...." Jimin kemudian menatap Yoongi disaat Yoongi juga sedang menatap Jimin sehabis merapikan barang-barang Jimin. Mereka beradu pandang sejenak sebelum Jimin mengalihkan pandangannya, "siapa pria ini sebenarnya? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya, sementara yg lain aku ingat." gumam Jimin.
Yoongi segera mengalihkan pandangannya agar tidak terlihat menangis di depan Jimin. Yoongi sungguh merindukan kekasihnya, senyuman manisnya dan pelukan hangatnya.
"Kajja kita pulang, ba..., ehm maksud gw, Jiminie." Yoongi mencoba tersenyum.
Jimin hanya terpaku menatap Yoongi. Walau dia masih belum bisa mengenali Yoongi, tapi entah kenapa ada rasa nyaman dan aman ketika bersamanya.
"Kajja, Jiminie." Yoongi mengulurkan tangannya hendak menggandeng tangan Jimin. Dan entah kenapa, seperti ada yg menggerakkan, tangan Jimin otomatis menyambut uluran tangan Yoongi. Yoongi tersenyum melihat pemandangan itu, "mudah-mudahan ingatan my baby boy bisa segera kembali." gumam Yoongi dalam hati.
Berdua mereka meninggalkan rumah sakit dan menuju Apartemen Jimin. Sesampai di apartemen Jimin, Yoongi segera meletakkan barang-barang Jimin di kamarnya, sementara Jimin hanya duduk terdiam di sofa depan TV.
"Jiminie," panggil Yoongi perlahan, "Hyung sudah letakkan barang-barangmu di kamar nee."
Jimin hanya mengangguk.
"Kalau begitu istirahat nee, Hyung akan kembali besok pagi." Yoongi mengusap rambut Jimin lembut dan tersenyum. Segera setelah itu Yoongi pun pergi meninggalkan Jimin.
Mata Jimin masih menatap kepergian Yoongi. Ada begitu banyak pertanyaan yg bermunculan di kepalanya. Dari tadi Jimin berusaha mengingat-ingat kembali, karena rasanya Jimin tak asing dengan sosok pria yg disebut Yoongi oleh Namjoon Hyung.
"Aarrrgghhh, kepala gw." Jimin memegang kepalanya yg mendadak sakit, dan memutuskan untuk tidur agar sakit kepalanya bisa segera menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Yoonmin)
Fiksi PenggemarMin Yoongi, sampai di usianya yg mau menginjak kepala 3, masih berusaha mencari sosok di masa lalunya yg pernah menolongnya ketika dia diserang oleh sekelompok gangster yg hampir merebut nyawanya. Park Jimin, pemuda manis yg menolong Yoongi secara k...