012 "Akhir atau Awal?"

1K 131 10
                                    

"Belum waktunya dia mengetahui semua kebenarannya,"

***

Di hari libur seperti biasa, Raisa selalu menghabiskan waktunya bersama sang putra, Daehan. Cukup berbeda dari hari libur sebelumnya yang hanya ditemani Hana, karena Canu ikut bergabung dengan mereka, ada Rey juga yang kebetulan juga kosong hari ini.

Ketiga laki laki itu sedang bermain PS di ruang depan, berbeda dengan dua perempuannya yang berada di dapur membuat camilan juga makan siang.

"Kak, kemarin pas Daehan sama aku dan Rey cari makan, kami ketemu Om Jehan yang Daehan maksud," ucap Hana di tengah acara memasak mereka. "Apa Daehan udah cerita?"

Raisa menghentikan kegiatannya sebentar, juga terdiam sebelum kembali sibuk, "Iya, Daehan udah sempet cerita, dia kelihatan senang banget,"

"Boleh nggak mereka— maksud aku Om Jehan sama istrinya dateng ke sini? Daehan mau ngomong sendiri takut Kakak marah katanya," ungkap Hana.

Kemarin anak itu datang padanya dengan wajah bingungnya, meminta tolong untuk mengatakan pada Bundanya untuk memperbolehkan Om Jehannya datang di hari minggu besok.

Raisa kembali terdiam, merasakan bahwa anaknya itu memang berbeda. Daehan menjadi sungkan padanya saat menginginkan sesuatu sekarang, dan sering kebingungan mengatakannya.

"Boleh Kak?" tanya sekali lagi, Raisa terlihat ragu sebelum mengangguk setuju, tidak apa pikirnya lagipula mereka tidak akan bertemu lagi setelah ini bukan?

Hana tersenyum mendapat persetujuan tersebut, "Aku bilang Rey dulu buat hubungin, Daehan pasti seneng," ujarnya dan berlalu pergi.

Anggap saja kalau ini pertemuan terakhir mereka, Raisa juga berdoa agar mereka segera memiliki momongan, agar tidak terus mengusik pikirannya yang seolah mengatakan bahwa Jehan bisa mengambil Daehan di kemudian hari, saat pria itu tau kebenarannya dan dalam posisi mereka belum memiliki anak.

"Semoga semua berjalan baik," monolog Raisa dan melanjutkan kegiatannya, enggan memikirkan lebih jauh lagi.

***

Seperti ucapan Hana sejam kemudian pasangan suami istri tersebut datang, Jehan dan Bella datang ke rumah Raisa yang sudah ricuh, apalagi Daehan yang sangat antusias menyambut kedatangan mereka berdua, ah lebih tepat Jehan.

Daehan bahkan menunggu diluar sejak tadi bersama Rey yang menjaga anak itu sedangkan Canu membeli minuman dan camilan di minimarket depan.

"Om Jehan!"

Teriak Daehan saat melihat mobil Jehan memasuki pekarangan rumah, anak itu begitu antusias sampai sampai ingin segera berlari kalau tidak di cegah oleh Rey.

"Koko, lepas!" berontak Daehan berusaha melepas cengkeraman Rey, namun apa boleh buat tenaganya tidak sebanding dengan orang dewasa.

"Diem sini!" tegas Rey membuat Daehan akhirnya menurut saja, daripada Kokohnya tersebut mengeluarkan tanduknya yang bisa membuatnya trauma nantinya.

Jehan yang baru keluar dari mobilnya tersenyum mendapat sambutan yang sangat antusias tersebut, pria itu tidak datang dengan tangan kosong karena membawa beberapa bingkisan berisi makanan juga cemilan bahkan ada beberapa mainan juga untuk anak itu.

"Om, bawa banyak mainan buat Daehan," ujarnya sambil menyerahkan salah satu bingkisan yang berisikan figur tokoh superhero kesukaan Daehan. Jelas sekali anak itu senang dengan mainan itu.

"Terima kasih, om Jehan!"

"Mari masuk," ajak Rey pada kedua tamu tersebut, Jehan dan Bella mengekor di belakang Rey, sedangkan Daehan sudah berlari masuk terlebih dahulu sambil memanggil manggil Bundanya.

BROKEN FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang