022 "Tekanan"

663 97 27
                                    

Siapa yang kangen cerita ini ?
Yok tunjukkan emot 🌹🍑

***

Di kota lain, sepasang suami istri sedang mengikuti acara keluarga di kediaman utama keluarga mereka, semua anggota keluarga tanpa terkecuali harus hadir.

"Ku dengar beberapa hari yang lalu kamu dan Jehan pergi ke Surabaya dengan terburu buru, apa ada masalah?" pertanyaan itu menjadi pembuka pertanyaan pertanyaan yang lainnya nanti.

Semua anggota keluarga langsung menoleh pada sepasang adik kakak tersebut, tatapan meminta penjelasan juga tanda tanya besar di kepalanya, karena jarang sekali kedua saudara itu mau pergi bersama setelah Jehan ketahuan menikah dengan Bella.

"Jehan merekomendasikan Berlian sama temen dia buat jadi ahli hukum perceraiannya," balas Berlian, syukurlah mereka berdua sudah berdiskusi alasan yang tepat jika di beri pertanyaan seperti itu.

Mereka semua mengangguk angguk mengerti dan melanjutkan acara mereka, cukup hening sampai ada yang kembali bersuara, "Gimana? Apa Bella sudah menunjukkan tanda tanda hamil?" tanya bibi tertua membuat Jehan dan Bella berhenti sejenak sedangkan, Berlian tetap menikmati kegiatan sambil menonton pertunjukan menyenangkan tersebut.

"Kami masih terus berusaha tante, doakan semoga kami segera mendapatkan kepercayaan itu," jawab Bella dengan sopan.

Bibinya itu menatap sinis, secara terang terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada istri keponakannya tersebut, "Pernikahan kalian sudah berapa tahun? Tujuh tahun, dan masih terus usaha tidak ada hasil? Apa jangan jangan kau mandul?" hati perempuan mana yang tidak sakit mendengar ucapan itu dari keluarganya suaminya?

"Tidak begitu tante, saya sehat, tidak ada masalah dengan rahim saya, semua baik baik saja, hanya saja belum di ijinkan untuk memiliki anak saja,"

"Ucapanmu seperti mengatakan jika Jehan yang bermasalah disini? Itu tidak mungkin," sahut Berlian sambil menatap adiknya dengan senyum remeh, "ya kan Jehan? Jelas sekali bukan kau yang bermasalah disini," Berlian senang sekali membuat suasana semakin tegang.

"Aku maupun Bella tidak ada masalah, kita sama sama sehat, kita juga masih terus berusaha dan berdoa, dan mungkin usaha kita sebentar lagi akan mendapatkan hasil yang baik," sela Jehan ikut membantu Bella.

"Ya jika hasilnya baik, bagaimana jika tidak ada hasil seperti sebelum sebelumnya? Tolong ingat perjanjianmu dengan kami, kamu sudah menandatanganinya di depan ahli hukum keluarga, mau tidak nantinya kamu harus melakukannya,"

"Perjanjian?"

"Aish! Bisa tidak jangan membahas hal seperti ini saat makan malah? Berlian sudah cukup kenyang dengan pembahasan seperti ini di kantor dan pengadilan," balas Berlian jengah mendengar pembahasan mereka yang itu itu saja, dirinya jadi memikirkan nasib Daehan nantinya jika di ketahui keluarganya yang sangat gila dengan pewaris.

"Kamu juga Berlian segeralah menikah, umurmu itu bukan lagi masanya untuk menunda pernikahan, tidak baik. Bagaimana jika nanti kalau kau susah punya anak? Yang umurnya di bawahmu saja susah punya anak padahal usia pernikahannya tujuh tahun," lagi lagi Bella tersindir dengan ucapan anggota keluarga Ardiethama.

"Berhenti membahas hal itu bibi! Nanti aku menikah kalau sudah mendapatkan calon yang tepat, tidak neko neko dan setia tentu saja,"

"Bagaimana kriteria calonmu memang? Paman akan bantu carikan seperti maumu, kita juga tidak sabar melihat kau menikah, pastinya ayah dan ibumu di atas sana juga bahagia jika anak perempuannya menikah,"

"Yang jelas bukan seperti Jehan,"

Berlian dengan terang terangan menyindir adiknya, cewek itu benar benar suka sekali membuat adiknya itu terpojok dan tertekan seperti itu, apalagi setelah tahu Jehan menelantarkan anaknya, Berlian semakin banyak bahan untuk memojokkan dirinya.

BROKEN FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang