Gelak tawa meledak setelah mendengar berita panas yang baru saja disampaikan salah satu orang disana."Sungguh dude? Kau akan menikah dengan gadis desa itu?" Tanya pria bermata sipit dengan tawa renyah.
"Oh astaga apa ini Kai? Kau meninggalkan Rianna demi gadis desa?"
"Pernikahan mereka bahkan sudah ditentukan tanpa pertemuan terlebih dulu." Ujar wanita berkulit pucat yang mengundang tawa lainnya.
"Bagaimana jika gadis itu berpenampilan kampung dan sangat jelek, apa kau sanggup menidurinya Kai?"
Tawa terus bersahutan yang keras, namun hal itu tak membuat sang topik utama membuka mulutnya.
"Tapi kau pasti sangat beruntung Mackenzie, Rianna sudah pernah di cicipi banyak pria sedangkan calon istrimu pasti masih terjaga." Ujar pria berlesung pipi yang disetujui lainnya.
"Diamlah, kalian membuatku pusing." Dengus pria bermata elang itu seraya beranjak berdiri.
"Mau kemana?" Tanya gadis bermata kucing.
"Pergi."
"Dia mau ke Swiss untuk mengantarkan seserahan lamaran." Kekeh pria berkulit pucat.
"Kami ikut!!!!!!"
***
Setelah menempuh perjalanan udara cukup lama, rombongan dari keluarga Mackenzie itu sekarang tengah menaiki mobil untuk sampai di pegunungan indah di Zurich, Swiss.
Cuaca sedang buruk di sana, jadi mereka terpaksa menggunakan mobil.
Yang awalnya hanya keluarga inti, sekarang malah hampir 1 kecamatan yang ikut.
"Dia sangat cantik, baik dan manis, kau pasti akan menyukainya, aku sudah pernah bertemu dengannya."
Perkataan dari wanita di sampingnya membuat Kaivan menoleh.
"Apa bisa dia bergabung dengan keluarga kita?" Tanya pelan Kaivan.
Yasmine terkekeh. "Seperti aku dulu, dia pasti akan bisa menyesuaikan diri."