Chapter 4

707 111 32
                                    

Jari lentiknya menyusuri banyaknya jas mahal yang tergantung, hingga pilihannya berhenti pada jas mewah berwarna biru tua.

Ia kembali memfokuskan diri untuk memilih dasi, kemeja, sepatu dan jam, sebelum membawanya ke atas meja tengah ruangan.

"Nyonya, tuan sudah selesai mandi."

Kalimat itu membuat Shyatra mengangguk pelan. "Terima kasih bi." Ucapnya pelan sebelum melesat pergi dari kamar sang suami.

Seperti inilah kegiatannya setiap pagi selama 3 bulan menikah dengan Kaivan.

Shyatra akan diam-diam menyiapkan semua keperluan kantor pria itu tanpa sepengetahuan sang suami.

Jika Kaivan tahu mungkin pria itu akan marah dan enggan memakai semua keperluan yang ia pilih, hingga memaksa Shyatra melakukannya secara sembunyi-sembunyi.

Dengan dibantu para maid, Shyatra menata semua menu sarapan yang ia masak sendiri. Beruntung Kaivan mau memakan masakannya selama ini, hal itu cukup membuat hati Shyatra lega.

Tak beberapa lama Kaivan datang rapi dengan setelan kantor yang Shyatra siapkan tadi.

"Selamat pagi."

"Pagi."

Jawaban yang cukup baik dibanding hanya diam saja.

Kepala maid langsung menyiapkan piring dan sarapan Kaivan, jangan tanya kenapa bukan Shyatra yang menyiapkannya.

Kembali lagi, masih untung Kaivan mau makan masakan Shyatra.

Keduanya makan dengan tenang, dan seperti biasanya tidak ada percakapan apapun diantara mereka.

Hubungan yang sangat asing.

Kaivan menegak air di gelasnya sebelum mengusap bibirnya dengan tisu.

Pria bermarga Mackenzie itu beranjak berdiri, tanda kegiatan makannya sudah usai, diikui Shyatra yang ikut bangkit dari tempatnya.

Keduanya berjalan beriringan menuju pelataran rumah, tempat mobil Kaivan berada.

"Emmm Kai...." Panggil ragu Shyatra.

Panggilan itu membuat langkah Kaivan terhenti, ia melirik keberadaan sang istri seolah bertanya.

"Orang tuaku akan pulang ke Swiss nanti siang, mereka ingin makan bersama kita dan orang tuamu juga." Jelas pelan Shyatra, berharap pria itu tidak menolak ajakan itu.

Kaivan terdiam mengamati wajah cantik istrinya sebelum mengangguk pelan. "Kirim saja alamatnya, aku akan datang."

Alis cantik Shyatra berkerut tipis. "Kita tidak akan pergi bersama?" Tanyanya dengan penasaran.

Kaivan berjalan mendekati mobilnya. "Kau pergi dengan supir, aku akan langsung datang setelah rapat ku selesai." Ia memperjelas alasan mengapa mereka tidak bisa pergi bersama.

"Emmm baiklah.... hati-hati....."

Mata cantik Shyatra memperhatikan mobil yang Kaivan tumpangi hingga benar-benar tidak terlihat.

Setelah gerbang mansion tertutup wanita cantik itu baru beranjak masuk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang