Chapter 3

1.1K 109 24
                                    

Pernikahan?

Bagi Shyatra pernikahan merupakan pekerjaan seumur hidup yang harus dijalani dengan sepenuh hati.

Susah senang dilalui bersama dengan penuh kehangatan dan cinta.

Itu yang ia pikiran tentang pernikahan sejak dulu, mengingat kedua orang tuanya begitu saling mencintai.

Namun ternyata pernikahan tak seindah yang Shyatra kira.

Shyatra duduk di meja rias sembari memperhatikan dirinya yang masih memakai baju pengantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shyatra duduk di meja rias sembari memperhatikan dirinya yang masih memakai baju pengantin.

Riasan rambut serta wajahnya sudah hilang setelah para maid membantunya berbersih.

Suara pintu yang dibuka lalu tertutup kembali tak membuat Shyatra mengalihkan pandangannya.

Karena wanita yang sudah menyandang gelar sebagai Nyonya Kaivan Mackenzie itu tahu bahwa sang suami lah yang masuk ke dalam sana.

Kaivan berjalan masuk kamar sembari melepaskan jas dan dasinya, lalu mendaratkan tubuhnya di sofa.

Pria itu memijit pangkal hidungnya dengan pelan, wajahnya terlihat begitu lelah karena seharian ini terus berdiri dan menyalami semua tamu undangan.

Shyatra beranjak berdiri, dengan menjinjing dress mewahnya ia masuk ke dalam kamar mandi.

Tak beberapa lama pintu kamar diketuk, hingga memaksa Kaivan beranjak berdiri untuk membukanya.

"Dimana Shyatra?" Tanya Yola dengan penasaran saat tidak melihat istri dari keponakannya.

"Mandi."

Alis cantik Yola berkerut heran. "Kau tidak ikut mandi?" Tanyanya yang mengundang kekehan dari wanita disebelahnya.

"Mereka baru menikah Yo, jangan menggoda putraku." Ujar Anne.

Kaivan hanya diam dan menatap malas kedua wanita tua di depannya.

"Ada apa?" Tanya Kaivan.

"Anak ini memang seperti Darren." Gerutu Yola dengan kesal.

"Ini." Anne menyerahkan beberapa lembar kertas pada putra bungsunya. "Itu ada beberapa referensi tempat bulan madu, biar Shyatra yang memilihnya."

"Hmm."

"Baiklah, mama dan aunty pamit dulu." Ujar Anne sebelum beranjak pergi bersama Yola.

Kaivan membawa lembaran itu masuk ke dalam setelah menutup pintu kamar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang