Suara keributan orang-orang terdengar jelas, mereka merasa khawatir dan panik saat tahu helikopter Kaivan terjatuh.
"Aku akan menghubungi kepala penjaga hutan."
Yola langsung merebut ponsel milik Hars hingga semua orang langsung menatapnya dengan tanya.
"Kalian sangat ribut, para bayi sedang beristirahat jadi diamlah." Ucap Yola dengan malas.
"Kaivan dan Shyatra jatuh, kau meminta kami untuk diam?!" Dengus AB penuh kekesalan pada sang putri.
Yola berdecak pelan. "Biarkan mereka beberapa hari di hutan, baru mencarinya. Anggap saja ini bulan madu mereka."
"Bagaimana jika mereka terluka parah?" Tanya Rey merasa khawatir pada cucu dan menantu cucunya.
"Uncle tenang saja, mereka pasti baik-baik saja."
"Bagaimana bisa kau sangat yakin?!" Seru Hars.
Yola menatap datar kembaran sang suami. "Feeling."
Semua orang langsung menghela napas pelan, mereka sangat tahu Yola, jika dia sudah bersikap seperti ini maka ada yang wanita itu rencakan.
"Sebenarnya ada apa?" Tanya Jay, ia sangat percaya pada sang adik namun ia juga merasa penasaran.
"Nanti saja dibahas, ayo kita makan dan tidur." Ucap Yola dengan enteng tanpa memikirkan perasaan Anne yang sedang tidak karuan.
"De.... temanmu itu berniat membunuhku." Anne mengusap dadanya dengan sabar.
Delia terkekeh pelan. "Dia kan adik suamimu."
*
"Masih dingin?"
Shyatra menggeleng pelan, ia adalah tipe orang yang tidak tahan dengan kedinginan, namun ia sudah merasa lebih baik saat menghangatkan diri di depan api.
Keduanya menikmati ikan bakar yang tadi Kaivan tangkap tanpa berbincang apapun.
Setelah selesai makan mereka langsung masuk ke dalam gubuk kecil yang Kaivan buat.
Kaivan menatap hamparan langit yang terlihat melalui celah kayu di atap gubuk, ia memperhatikan beberapa bintang yang dapat dilihat dari sana.
Cukup lama ia mengamati langit seraya memikirkan apa yang harus dilakukan esok hari.
Mata elang Kaivan tak sengaja melirik ke samping, Shyatra terlihat menggosokkan kedua tangannya dan berusaha tidur.
"Dingin?" Angin bertiup cukup kencang, membuat suhu udara terasa dingin.
Shyatra hanya diam menatap Kaivan.
"Kemari." Pria itu menarik tubuh mungil Shyatra untuk masuk ke dalam dekapannya, ia juga memastikan tubuh mereka terbungkus sempurna dengan selimut yang tidak terlalu tebal itu.