19; Oh My ...

5.9K 273 231
                                    

let’s have some fun ²¹⁺

***

Dih, dasar gak tau diri, sinting!” Hega mantengin layar ponselnya dari tadi. Emosi masih penuh menguasai hati dan pikiran. Dia barusan ngelabrak Nafisha lewat direct message, tapi cuma dengan beberapa balon percakapan, cewek itu sanggup menguras habis kesabarannya sampai nggak ada sisa. “Nggatheli banget, jancok! Mana masih punya audacity buat gaslight orang ketika jelas-jelas dia yang salah!”

Dia yang lagi sibuk misuh-misuh sendiri nggak lepas dari amatan pacarnya. Jaffan ambil ponsel Hega dari tangannya tanpa peringatan dan ditaruh ke atas meja, “Makan dulu, marahnya nanti lagi.” Beneran singa satu ini nggak takut sama apa pun, padahal yang ditantangnya sekarang adalah gemini Juni mode senggol bacok. Masalahnya mereka lagi makan siang, untungnya take away ke rumah, sih, bukan di luar, jadinya Hega bisa misuh sepuas hati tanpa diusir.

“Nggak peduli aku sama makanan, maunya jejelin sepatu ke congornya Nafisha!” Jaffan ketawa, nyaris aja nyembur karena dia barusan neguk minuman biar nggak seret habis makan. Ditatapnya sang kasih hati, sibuk banget ngomel-ngomel sendiri sambil sidekap tangan. Hega gemes banget pas kayak gitu. “Lagian kenapa kamu gak mau pas aku tawarin labrak dia langsung? Aku tau kostnya padahal.” Alis Hega menukik makin tajam, tangannya menggebrak meja, padahal cuma mau ambil piringnya yang bahkan masih bersih karena dia nggak selera makan saking jijiknya kebayang Nafisha.

Dih, gak sudi!” Bangkit dari meja makan, Hega balikin piring itu ke kabinet atas konter dapur. “Marah banget aku pokoknya sama kamu. Ngapain coba mau-maunya disuruh jemput lonte! Kalo ada orang liat terus kamu disangka ngangkut ayam kampus gimana?!” Rak di dalam lemari itu emang agak tinggi, normalnya Hega harus jinjit, tapi beda kasus kalau punya cowok bongsor yang peka. Jaffan nyusulin dia, ambil alih tugas buat naruh piring kembali ke tempatnya.

“Dia cerewet banget, Sayang, aku di-spam terus sampe mau bilang iya.” Tawa remeh Hega lolos, anak itu sekali lagi silang tangan di dada, matanya bergulir jengah, dan bibirnya gumam nyenyenye atas alasan yang disampaikan pacarnya. Tengil banget kelakuan, dasar. “Kayak nggak tau ada teknologi namanya blokir nomor. Kamu sengaja biarin dia bisa spam.

Jaffan umbar seringai tipis yang cuma dia sendiri tau. Ruas jemari tangan kirinya naik, ngelus lengan si gemini sambil bisik, “Sabar dulu, jangan ngide, aku belum jelasin apa-apa.” Hega agak merinding, soalnya wajah Jaffan deket banget sama telinga. Gimana enggak, orang cowok itu masih berdiri di belakangnya dan belum pindah habis tadi bantuin naruh piring. “Aku emang nggak niat gabung UKM, tapi aku tau diri kalau dikasih jobdesc ... kamu tau, Nafisha ini nggak bisa apa-apa. Kalau bukan aku yang ngerevisi konsep-konsep anak acara, bakal nggak jalan beneran ini divisi.”

Wow, congrats ya, harusnya kamu yang jadi kadiv.” Hega balik badan, intonasinya penuh sarkasme. “Still no explanation on why you should let her contact you privately so often, I’m afraid.” Kata itu diucapnya penuh penekanan, Hega makin panas lihat respon Jaffan malah cuma ketawa. Dipikir dia ini bercanda apa gimana?

“Aku serius!” Tawa sang leo mereda, tatapannya berubah, dan masing-masing tangan kini menumpu di konter dapur, tepat mengunci Hega di antara lengannya. “I know.” Suara Jaffan merendah, tubuhnya merunduk turun sampai matanya sejajar buat menatap Hega.

“Aku kerja profesional, dan Nafisha nggak paham itu. Kalau aku blokir dia, ujungnya dia bakal ngadu ke Yasinta mengatasnamakan aku sebagai staff yang nggak mau kooperatif. And then, bisa nebak, ’kan, selanjutnya apa?” Kekehan Jaffan lolos lihat gimana Hega masih nggak bergeming dengan raut wajah marahnya itu. “Then, Yasinta nggak mungkin diem aja, dia pasti bakal bilang ke kamu dan kita bakal ribut juga.”

[4] Stubborn Love | ft. NaHyuck (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang