31; Rentan Hati

2.7K 315 381
                                    

aw, bukunya rame, jadi syuka dech ... ak sukses menyebarkan nahyuckngitis

***

“Karena Hega sekarang sedang mengandung cucu pertamanya Bapak ... buah cinta kami berdua.” Bersabung mata dengan ayahanda si gemini, Jaffan nggak sama sekali gentar. Padahal selama ini reaksi yang paling mereka takutkan adalah dari Bapak sama Ibu, namun rupanya dia malah lebih grogi sewaktu ngomong ke Papa. Mungkin karena Jaffan udah keduluan marah lihat Bapak semena-mena main tangan sama Hega, dia jadi merasa nggak ada poinnya untuk tahan diri.

Kalau setelah ini bakal ada adegan film laga karena dia dikeroyok —Chandra sama Adji juga masih di sana dan dengar semuanya— Jaffan nggak takut, toh dia ke sini bukan hanya mau bilang menghamili Hega, tapi memang berniat tanggung jawab.

“Ha?” Di depan sana ada Bapak dengan tampang herannya. Beliau mulai tertawa kemudian—tawa mengolok yang maksudnya jelas terbaca kalau beliau nggak percaya sama tuturan Jaffan. “Sembarangan aja kamu, mana mungkin Hega hamil. Kalian kelas biologi belajar apa waktu jaman sekolah?” Beliau bahkan melirik ke dua adik Hega, seolah ngajak anak-anak itu ikut menertawai kakak mereka, meski nggak satu pun dari Chandra sama Adji yang mengikuti Bapak. Mereka berdiri dalam diam, sesekali mencuri lirik ke kakak sulung yang kini tertunduk makin dalam dan menangis.

Sebagai adik, mereka ikutan marah dan malu waktu dengar pengakuan si bungsu tentang apa yang udah diperbuat kakak mereka. Selama ini Mas Hega selalu jadi panutan, bahkan pilar bagi mereka bersaudara. Masalahnya, perbuatan sang kakak itu beneran nggak pernah bisa dibayangkan oleh mereka sampai-sampai Chandra sama Adji nyaris aja mau nuduh Citra bohong. Tapi melihat gimana adik bungsu mereka yang ceria jadi banyak diam dan menghindar, serta berapa kali kata maaf yang anak itu ucap sewaktu berani jujur ke Bapak dan Ibu mereka beberapa hari lalu, kedua anak ini goyah.

Mas Hega udah banyak berkorban, untuk membenci dia butuh lebih dari sekadar satu kesalahan sebagai alasan—tapi bagi Bapak sama Ibu, satu kesalahan itu terlalu fatal untuk bisa dimaafkan.

“Bapak boleh nggak percaya, tapi kami punya buktinya.” Alis Bapak menukik nggak senang, terlebih waktu pacar anaknya keluarkan sesuatu dari dompet dan disodorkan ke tangannya. Rahang Bapak mengeras, pengalaman empat kali mengalami situasi itu, mustahil untuk beliau nggak tau apa arti dari gambar hitam-putih yang kini tergenggam. Hatinya mendebat, tapi di kertas itu turut tertulis nama anak sulungnya sebagai pasien.

“Itu waktu usianya masih empat minggu, pertama kali kami tau dia ada ... sekarang kandungan Hega hampir masuk tujuh minggu. Kami nggak berniat menyembunyikan apa pun, kami sepakat membesarkan anak ini.”

Bapak masih belum bereaksi, beliau remat kertas dalam genggaman erat-erat dan lantas buat Jaffan serta mereka yang di sana kaget karena beliau merobek gambar ultrasonografi itu. “Kalian ternyata niat banget buat bohong ke orang tua, ya ... udah persiapan apa gimana? Tau kalau ketauan busuknya terus bakal disuruh pisah, makanya kalian milih pura-pura hamil gini biar tetep nikah?” Jaffan melotot atas tuduhan Bapak. Dia tau kalau pemahaman tentang laki-laki carrier memang masih jarang diketahui orang, malah Hega juga dulu kaget waktu denger Mama adalah laki-laki. Mungkin keluarga Haribawa memang awam banget tentang ini, tapi Jaffan menyayangkan kenapa di saat-saat begini Bapak harus bebal banget sama informasi dari orang lain.

“Buat apa kami bohong, Pak? Bapak mungkin nggak tau, tapi Hega memang bisa mengandung. Bahkan Mama saya sendiri juga seorang laki-laki carrier, itu bukan hal yang mustahil.”

Bapak sekali lagi umbar tawa remeh, “Konyol.” Kerah kemeja Jaffan ditarik, tapi refleks bekas belajar bela diri dulu belum hilang. Dia berhasil menepis tangan Bapak dan buat jarak. Hega mau melerai, tapi untuk berdiri aja rasanya masih lemes. Satu-satunya harapan cuma Chandra sama Adji—mereka saling tukar tatap dengan sang kakak, Hega paksakan senyum serta sebuah gumam maaf untuk mereka. Sebentar itu berlangsung, si anak kedua akhirnya hela napas.

[4] Stubborn Love | ft. NaHyuck (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang