O4. Motor sialan?

215 22 0
                                    

Monday, evening

Ini adalah hari akhir uas, akhirnya yang Widya tunggu - tunggu. Tapi, jangan senang dulu, Widya harus berlatih cheers besok

Widya pun buru - buru pulang ke rumah untuk beristirahat, saat ia memasuki pekarangan rumahnya, ia melihat sepeda motor yang tak asing. Lalu Widya berjalan masuk ke rumah, ia membuka pintu

"Ma, Widya pulang!" seru Widya lalu ia berjalan menuju kamarnya

Ia melemparkan tasnya ke sembarang arah, lelah sekali. Lalu ia merebahkan dirinya ke ranjang kesayangannya ini. Widya membuka layar ponsel, ponselnya tak bisa hidup, menyebalkan. Pasti baterainya habis, Widya mencari charger ponselnya. Ia mencari di atas meja sebelah ranjangnya, kenapa tidak ada? Biasanya juga Widya menaruh benda itu di sana

"Ma! Lihat charger ku ngga!" seru Widya dari dalam kamar

"Mama ga ada!" jawab Jayendra yang berada di sofa ruang tamu

Widya pun berdecak malas, pasti charger ponselnya di pakai Jayendra. Memang biasa anak itu, kalau pinjam ngga ngabarin dulu ke yang punya. Widya berjalan menuju ruang tamu, paling malas itu begini

Fyi, Widya sudah mengganti seragamnya dengan baju v neck dan rok pendek lalu rambutnya yang di tahan dengan jepitan rambut ke atas

"Bang, lo pakai charger ponsel gue?" tanya Widya, sambil berjalan mendekat ke arah Jayendra

"He'em, kenapa" ucap Jayendra, pandangannya tetap ke arah ponsel

Widya pun melihat siapa di samping kakak laki - lakinya itu, kak Haedhen?! Batin Widya terkejut tak percaya. Widya pun mengerutkan keningnya, kok bisa Haedhen berteman dengan kakak laki - lakinya ini? Ya, bisa lah Widya, apa yang ngga bisa di dunia ini?

Saat ia perhatikan sekali lagi, charger ponselnya ternyata di pakai Haedhen. Widya pun mendekat ke arah Jayendra dan berbisik "Bang, tolong ambilin charger ponsel gue dong yang di pakai sama kak Haedhen"

"Hee, baterai lo udah penuh? Soalnya Widya mau pakai charger-nya juga" lalu Haedhen melihat ke arah Jayendra dan mencabut colokan charger yang di pasang di ponsel Haedhen

"Udah." Haedhen mendongak melihat ke arah Widya. Damn, lihat leher jenjang Widya yang terlihat itu dan juga pahanya. Haedhen buru - buru mengalihkan pandangannya ke ponselnya lagi, tak berani melihat ke arah Widya yang seperti itu. Bisa - bisa ia terbawa nafsu

Haedhen pun menyodorkan charger itu ke arah Jayendra, lalu Jayendra menerimanya. Jayendra menyodorkan benda tersebut ke Widya

"Kebiasaan, kalau pinjam ngga bilang - bilang" dumel Widya saat menerima charger ponselnya

Jayendra hanya bisa membalas dumelan Widya di dalam hati, sebelum Widya berbalik membelakangi Jayendra

"Wid, bikinin kopi dua dong"

"Ga mau, kan bisa bikin sendiri" jawab Widya ketus

"Ayo dong, wid"

"G-a m-a-u, ga mau" jelas Widya dengan ejaan

Jayendra menghela nafas kasar, harus membujuk dulu, baru seorang Widya ini mau

"Bikinin kopi dua nanti gua beliin susu strawberry deh" bujuk Jayendra

Widya pun tersenyum senang "Beneran? Oke, gue buatin sekarang" lalu ia berjalan menuju dapur yang juga tak jauh dari ruang tamu

Haedhen terkekeh kecil saat Widya di bujuk oleh Jayendra di belikan susu strawberry jika ia membuatkan kopi, gampang banget ya? Kalau Widya marah, tinggal beliin susu strawberry saja

POPULARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang