19. On the way, Yogyakarta!

120 15 1
                                    

"Sialan! Gimana kalian bisa gagal lagi anjing?!" teriak seorang gadis dengan amarah yang meluap - luap

"Kita kehilangan jejak, padahal gua juga mau dapetin si cewek itu, bukan lo doang yang mau sama cowoknya," ujar seorang cowok di seberang telpon sana

"Kenapa bisa kehilangan jejak?!"

"Gang rumah dia minim penerangan, gua sama temen gua gak kelihatan sama sekali pas cewek itu pergi, dia ngehilang gitu aja" jelas cowok itu

"Terserah apa penjelasan lo, yang penting gue mau dia jauh dari cowok gue. Dia punya gue, Vin. Gue gak mau kalah sama cewek yang ngedeketin cowok gue segampang itu, gue aja udah nyoba semua cara, tapi tetep aja hati cowok itu kayak di tutup erat - erat sama dia, gak bisa di luluhin. Tapi pas cewek itu datang, kenapa dia gampang banget ngeluluhin cowok gue? "

"Mau nyoba lagi?" tawar cowok itu

"Terserah, gue capek."

Gadis ini mematikan panggilan telponnya, dan membanting ponselnya di atas kasur. Lalu gadis itu berteriak dengan suaranya yang melengking, ia frustasi, ia ingin memiliki cowok itu seutuhnya. Ia tak ingin satu gadis pun mendekati cowok yang ia cintai, kecuali ia seorang diri

-
-
-
-

Wednesday, 05:17

"Turun sini aja, pak Sep," ujar Danielle. Ia langsung turun dari mobilnya dan berterimakasih kepada pak Asep, setelah itu berjalan menjauh dari mobil

"Widya!" teriak Danielle dari luar rumah sembari menenteng tas dan koper berwarna biru langit

"Iya bentar, niel!" teriak Widya. Ia langsung menghampiri Jeyna dan meraih tangan Ibundanya, lalu ia mencium tangan itu

"Ma, Widya berangkat ya. Gak apa - apa 'kan mama di sini sama abang doang?"

"Iya. Kamu hati - hati ya di sana, kalau tidur jangan malem - malem, patuhi omongan guru. Nanti sekamar sama siapa? Gak sekamar sama cowok 'kan?"

"Ya masa aku sekamar sama cowok ma? Ya enggak lah, sama Danielle kayaknya"

"Yaudah kalau gitu, sana berangkat. Udah di tunggu Danielle di depan itu," ujar Jeyna sembari merapikan rambut anak gadisnya yang sedikit berantakan

Widya pun tersenyum, lalu ia berjalan menuju Jayendra. "Bang, kasih uang saku gitu kek," ujar Widya dari belakang

Jayendra menatap ke arah adiknya ini, "Emangnya kagak di kasih mama apa?"

"Udah, enam ratus doang"

"Doang kata lo?" cerca Jayendra tak percaya, di kiranya enam ratus itu tidak banyak?

Widya menyengir, ia pun memaksa, "Ayo bang, nanti gue di tinggal Danielle nih"

Jayendra langsung membuka dompetnya dan mengeluarkan satu lembar uang seratus ribu, ia kasihkan uang itu ke Widya

"Ih, beneran di kasih? Makasih ya abang ku yang baik dan tampan ini" puji Widya, lalu ia berlalu begitu saja

Widya buru - buru memakai sepatu sneakers berwarna putihnya yang kemarin ia pakai ke rumah Aurel. Setelah memakai, ia langsung keluar dari rumah sembari membawa koper berwarna merah muda dan tas tenteng berwarna putih

"Ayo, niel. Keburu di tinggal ama busnya nanti," ujar Widya sembari berjalan dengan kaki jenjangnya mendahului Danielle

"Wid, lo yang gue tungguin, tapi lo ninggalin gue. Tungguin gitu anjir"

-
-
-
-

Semua siswa - siswi kelas XI dan XII dari sekolah SMA Aksara berkumpul di depan gerbang sekolah dengan penampakan beberapa bus di hadapan mereka. Bu Endah berjalan di tengah - tengah dan mulai berbicara,

POPULARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang