O1. First time meeting him

277 22 0
                                    

Monday, evening

Widya sedang mengambil barang - barangnya yang ada di loker untuk membawanya pulang, karena Selasa besok sudah uas. Dan juga sekarang sekolah sudah sepi, jadi tinggal Widya dan beberapa siswa - siswi yang masih ada di sekolah

Tiba - tiba ada yang menepuk pundak Widya dari belakang "Wid." panggil suara itu

Widya pun tersentak kaget, lalu ia menoleh ke arah suara. Ah, itu kak Jenny -- Ketua osis

"Eh? Kenapa kak?"

"Ini, wid. Bisa ngga kamu bilangin sama ketua basket kalau setelah uas akan ada pertandingan basket sekolah Aksara dengan sekolah Wirata, mereka udah konfirmasi apa belum"

"Kenapa nggak kakak aja yang bilangin?"

"Maaf banget, wid. Tapi, kakak ngga bisa bilangin langsung ke Haedhen, karena jadwal kakak lagi padat banget akhir - akhir ini"

"Kamu bisa ngga bilangin ke Haedhen? Aku cuman minta tolong ini aja kok, wid"

"Gimana ya kak, aku sih ga masalah bilangin langsung ke dia"

"Tapi, aku nggak tahu wajahnya yang kayak gimana"

"Kok bisa ngga tahu, wid? Kamu ngapain aja? Kan kamu jadi ketua cheers" Jenny tak percaya Widya tak tahu yang namanya Haedhen itu

"Ya, aku jadi ketua cheers biasa" lalu Widya menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Yaudah deh, kan kamu ngga tahu wajahnya Haedhen. Kamu tanya aja sama kelompoknya"

"Oke" ucap Widya lalu berjalan meninggalkan Jenny

"Omong - omong, kamu juga ya setelah uas"

"Maksudnya kak?" langkah Widya terhenti

"Latihan."

"Jadi jadwal ku padet banget dong mulai besok?"

"Iya. Yaudah, kakak mau balik ke ruangan osis dulu ya." pamit Jenny lalu berjalan meninggalkan Widya

Widya juga berjalan menuju lapangan, mati saja Widya saat ini, belum belajar uas untuk besok, lalu mengurus anak - anak cheers. Duh, pasti besok padat banget

Widya dari jauh melihat ada Jevan -- Bagian dari kelompok Haedhen di lapangan, lalu Widya berlari kecil menuju Jevan. Kalau ditanya, Widya kok kenal sama Jevan? Iya, ia hanya mengenal Jevan dan Revan saja, lainnya tidak

"Pan, kamu ngelihat ada kak Hedhen ngga?" tanya Widya

"Hedhen siapa, wid? Haedhen?"

"Nah, iya. Kemana?"

"Kayaknya lagi beresin barangnya di sana deh" Jevan menunjuk ke arah yang ia maksud

"Yang mana orangnya?"

"Tuh, yang sebelahnya Revan" Jevan tak heran lagi jika Widya memang tak mengenali Haedhen itu

"Revan? Oke.." Widya berlari kecil menuju ke arah yang Jevan maksud

"Repan, yang mana kak Haedhen?" bisik Widya, lalu Revan hanya menoleh ke arah Haedhen. Widya juga menoleh ke arah yang Revan tuju

"Dia?"

"Iya."

"Kak Haedhen? Maaf banget ya kak sebelumnya, ini kak Jenny nitip pesan ke gue"

"Katanya, kelompok kalian udah konfirmasi apa belum pertandingan basket sekolah Aksara dengan sekolah Wirata?"

Widya akhirnya tahu mana sosok sang pemilik nama 'Haedhen' itu, lalu Haedhen menoleh ke arah Widya

"Belum. Nanti Revan aja yang konfirmasiin ke Jenny"

Ternyata tampan juga ya seorang Haedhen itu, pantas saja banyak cegil-nya Haedhen di sekolah maupun di luar sekolah. Tapi menurut Widya, Haedhen tidak menarik. Karena ia juga sudah sering melihat idolanya yang 11 12 kegantengannya kayak Haedhen

"Oh, yaudah. Gue cuman mau nyampein ini aja kok, nanti gue bilangin ke kak Jenny" lalu Widya berbalik badan membelakangi Haedhen dan berjalan meninggalkannya

Untuk apa lama - lama berbicara? Toh, Widya tak dekat dengan Haedhen, ini juga pertama kalinya ia bertemu dengan sosok Haedhen itu. Tetapi yang membuat Widya bingung, kenapa Haedhen menatapnya dengan tatapannya yang dingin itu di mata Widya? Menakutkan

Tanpa Widya sadari, Haedhen memperhatikan Widya yang mulai menjauh darinya. Haedhen tak asing dengan gadis itu, tetapi kenapa pas bertemu langsung seperti ini, ia semakin cantik? Haedhen memang sering memperhatikan gadis itu dari kejauhan, iya cantik. Tapi berbeda saat berada di depannya langsung

🍃🍃🍃

At night, in Widya's bedroom

Widya :
Niel, gue udah tau wajahnya kak |
Haedhen
20:13 ✓✓

Danielle sayang 😻
| Beneran?
| Boong nih, pasti
20:15

Widya :
Engga, sumpah |
20:15 ✓✓

Danielle sayang 😻
| Gimana? Ganteng ngga?
20:15

Widya :
Engga sih, biasa aja |
Gara - gara gue sering ngeliat idola |
gue yang kegantengannya 11 12
kayak kak Haedhen kali ya?
Ngga menarik, sekip |
20:16 ✓✓

Danielle sayang 😻
| Awas ya, ga menarik nanti jadi cinta loh
| Kata orang - orang begitu
20:16

Widya :
Ga akan jatuh cinta sama dia sih |
Tatapannya aja ngeri kayak gitu |
Males ih, punya cowok yang cuekan |
kayak dia
20:17 ✓✓

Danielle sayang 😻
| Oke, kita tandain guys
| "Ga akan jatuh cinta sama 'dia' sih"
20:18

Widya langsung mematikan ponselnya, lalu memandangi langit - langit di kamarnya. Setelah beberapa menit ia melamun, akhirnya selesai lamunan Widya

"Iya, belum belajar" gumam Widya lalu ia bangkit dari ranjang dan berjalan menuju rak yang berisi buku paket pelajarannya

Widya membawa dua buku paket, lalu ia lemparkan buku paketnya itu di ranjang. Widya melihat ponselnya lalu mematikan ponselnya dengan mode matikan

"Oke, fokus. Besok uas plus ngajarin anak - anak cheers"

"Semangat, Widya!" seru Widya lalu memulai membuka buku paketnya














"Ga akan jatuh cinta sama dia sih" - Widya

"Awas ya, ga menarik nanti jadi cinta loh" - Danielle

Memang mereka berdua ini sangat berbeda. Widya anaknya yang sama sekali nggak tertarik dengan namanya laki - laki

Sedangkan Danielle, yang sekalinya melihat ada laki - laki tampan. Sudah, melenyot "Tapi masih gantengan kak Harsa sih" - Danielle. Itu kata - kata Danielle setelah melenyot

POPULARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang