15. Act fool

167 16 8
                                    


‼️ 1.7OO+ kata ‼️

⚠️ HARSH WORD ⚠️

─ ─ ─

🎼 Bring it back  ─  Travis Porter

-
-
-
-

Brak!!

Pintu depan toilet terbuka dengan kasar, sampai - sampai menimbulkan suara yang keras. Mereka berempat tersentak kaget dan mengalihkan pandangannya ke arah suara tersebut

"Haedhen? Harsa?" gumam Widya terkejut melihat sosok yang membuka pintu toilet dengan kasar

Vino menatap tajam ke arah Haedhen dan Harsa, mengisyaratkan 'tetap disana, atau dia gue bawa.' Lalu Vino kembali menatap Widya dengan seringai kecil "Itu pacar kamu, sayang?"

"Gue bukan pacar lo! Stop manggil gue sayang!" bentak Widya tak suka karena Vino menyebutnya dengan kata 'sayang' menjijikkan.

"Lepasin pacar gue, bangsat!" teriak Haedhen tiba - tiba, membuat Vino menyeringai lebih lebar dan menatap tajam ke arah Haedhen

Vino melepaskan cengkraman tangannya dari dagu Widya dan perlahan mendekati Haedhen. Ia berhenti di hadapan sang empu yang tingginya sama dengannya, "Jadi dia pacar lo?" tanya Vino dengan nada angkuh

"Iya kenapa? Bukan hak lo buat nyentuh - nyentuh dia, dia punya gue. Dia milik gue seutuhnya, gue gak suka orang lain nyentuh dia selain gue," ujar Haedhen sembari mendekatkan dirinya kepada Vino

"Wanita itu ratu, mereka harus menjaga mahkotanya dari pria bajingan kayak kalian. Lo kira ngelakuin ini keren? Lo kira cewek modelan kayak Widya mau sama modelan kayak lo? Lo kira cewek suka sama modelan lo yang nggoda - nggoda cewek?"

"Udah kan? Sekarang gue yang nanya," ujar Vino sembari melirik Alan -- Temannya sedikit

"Lo kira Widya mau modelan kayak lo? Lo kira dia seleranya rendah? Lo kira dia ngakui kalau lo pacar dia? Lo kira dia gak butuh cowok yang nemenin dia? Lo cowoknya kan? Kenapa dia sama temennya berdua, cewek lagi, ke toilet ini yang kondisinya sepi, terus lo kemana?! Lo gak peduli kalau cewek lo sama temennya di apa - apain sama cowok yang kayak gue ini?"

"Mending lo putusin dia, terus gue ambil dia dari lo. Gue bisa jagain dia lebih baik daripada lo, brengsek. Dia cantik, masa lo sia - siain? Ya, gue tahu kalau gue bajingan, tapi gak sebajingan kayak lo. Lo biarin mereka ke toilet ini, mending dia jadi cewek gu─"

Bugh!

Tanpa aba - aba Haedhen memukul perut Vino, membuat Vino tersungkur ke tanah, ia sudah tak tahan untuk memukul Vino habis - habisan disini. Ia sangat geram dengan kata - kata Vino, membuat Haedhen mengepalkan tangannya kuat hingga menunjukkan urat - urat tangannya. Ia berjalan mendekat ke arah Vino dan ia berjongkok di hadapan Vino yang tersungkur

"Udah ngomongnya lo? Ga kurang? Atau mau ngasih pesan sama orang tua lo sebelum lo mati di tangan gue," ujar Haedhen sembari menahan diri agar tidak menghabisi Vino sekarang

"Sialan," umpat Vino. Tanpa aba - aba ia menonjok wajah tampan Haedhen itu, Haedhen yang belum siap menerima tonjokan itu, alhasil ia meringis kesakitan karena wajahnya di tonjok dengan pria bajingan itu

"Gak usah sok belagu lo, bangsat!" bentak Vino sembari ia bangkit dari tanah. Haedhen menunduk lalu perlahan seringai kecilnya muncul, ia mendongak menatap Vino yang sudah bangkit dan menunduk menatapnya

POPULARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang