11. Maudy's lucky day

155 21 4
                                    

Sesuai ucapan Haedhen, ia sudah berada di parkiran untuk mengambil motornya. Lalu ia melihat jika Maudy berlari kecil menujunya

"Kak hee!" panggil Maudy dari kejauhan, Haedhen pun menoleh ke sumber suara, ia mengangkat alisnya

"Beneran ini kita pergi?" tanya Maudy tak percaya sembari berhenti di depan Haedhen, yang di tanya hanya mengangguk sembari menaiki sepeda motornya, lalu Haedhen memakai helm-nya

"Ga usah banyak bicara. Naik, soalnya kata anak - anak nanti sorean mau latihan."

"Kamu bawa helm ga?"

"Bawa kok, kak" ucap Maudy sembari memakai helm bewarna putihnya, lalu ia mencoba mengaitkan pengait helm

"Bisa ga? Lama bener"

"Ck, sini gue bantu." ucap Haedhen yang geram sendiri karena Maudy tak bisa mengaitkan pengait helm itu, Haedhen meraih pengait itu dari tangan Maudy dan mengaitkannya

Maudy yang melihat sikap Haedhen seperti ini, membuatnya semakin jatuh cinta saja kepada Haedhen. Maudy pun menaiki boncengan Haedhen, ini pertama kalinya ia menaiki boncengan motor Haedhen. Lalu Maudy menaruh tangannya di pundak Haedhen agar tak jatuh saat menaiki boncengannya

"Udah?" tanya Haedhen, lalu Maudy mengangguk

Haedhen melihat Maudy yang mengangguk karena pertanyaannya pun, langsung melajukan motornya. Widya dan Danielle yang lagi enak - enaknya duduk damai di bangku di dekat gerbang sekolah, tiba - tiba deruman motor yang melewati mereka berdua dengan keras, membuat mereka berdua tersentak kaget. Juga siswa - siswi lain yang berhamburan di halaman sekolah untuk pulang menuju rumah mereka masing - masing

"Woy, gila apa ya?!" teriak Widya sembari bangkit dari bangku dan melihat ke arah Haedhen dengan gadis di boncengannya yang sudah melaju entah tujuan kemana

Widya duduk kembali di bangku sebelah Danielle "Sengaja apa tu singa?" gumam Widya masih kesal

"Siapa dah yang di bonceng sama kak Haedhen?" tanya Danielle, karena ia juga melihat jika Haedhen membonceng seorang gadis

"Maudy, maybe?"

"Tumben banget? Kok bisa?"

"Ya, engga tau lah! Lo nanya gue, gue nanya siapa?" ucap Widya kesal, kali ini ia badmood, tak tahu karena apa

"Santai, kali. Jealous?" bisik Danielle sembari memiringkan kepalanya ke Widya

"Ngga, ya! Ngapain jealous sama Haedhen" Widya pun menaruh tangannya di kepala Danielle agar menyingkir dari pandangannya

🍃🍃🍃


"Pake lo gue atau gimana?" tanya Haedhen sembari berjalan menelusuri toko - toko di mall

"Atau gimana? Maksudnya kak?" tanya Maudy balik. Bingung sih, tapi beberapa detik kemudian ia mengerti apa maksud Haedhen, gimana kalau sayang aja? Pikir Maudy, lalu ia tersenyum tipis

"Terserah sih, kak. Pake lo gue aja gapapa"

"Oke, emangnya mau beliin apa buat adik lo?"

"Mungkin, baju sama sepatu?"

Maudy melihat toko - toko yang ia lewati dengan Haedhen, lalu ia terpaku oleh salah satu toko yang menurutnya, adik laki - lakinya itu menjadi langganan di toko itu

"Kita kesana kak, beli baju dulu aja" ucap Maudy sembari berjalan berbelok memasuki toko pakaian itu

"Yaudah. Lo masuk aja, gue tungguin di luar." Haedhen mencari bangku untuk menunggu Maudy selesai mencari pakaian untuk adiknya

POPULARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang