"Shit! Don't touch me, Luna!"
***
6. HARI PERTAMAGalen menutup pintu mobilnya. Hari ini memang dia agak terlambat ke sekolah meski ini belum bel, tetapi menurutnya ini sudah sangat-sangat terlambat. Ini semua karena Luna ... Ah, gadis itu bangun terlambat membuat Galen menunggu lama. Jika di tinggal, dia akan di omeli oleh Amara.
"Eh, itu bukannya Galen? Sama siapa dia?" Salah satu siswi berbisik kepada siswi lainnya, melihat ke arah Galen yang membukakan pintu untuk Luna. Semua pandangan tertuju padanya.
Galen berdehem. "Luna, maaf gua nggak bisa anter lo ke kelas. Gua udah telat banget." Tangan Galen menutup pintu mobil. Luna menganggukan kepalanya pelan. Lelaki itu lebih dulu berjalan, Luna hanya berdecak kesal lalu ikut berjalan di belakangnya.
"Kelas 11 IPS 3 ada mana, ya?" tanya Luna kepada salah satu siswi yang sedang berjalan. Siswi itu menoleh, netra Luna melihat ke name tag milik siswi itu. Namanya Vina Raharja.
"Ah, lo murid baru itu, ya?" Vina tersenyum ramah. "Kita sekelas, so lo ikutin gue." Vina kembali berjalan, di ikuti oleh Luna di sampingnya. Suasana kelas terdengar tak begitu ramai sekali, mungkin karena Luna berangkat cepat. Ya, cepat menurut dirinya tetapi telat menurut Galen. Gadis itu masuk ke kelasnya yang baru. "Luna, lo bisa duduk di barisan ketiga itu." Vina menunjuk ke arah tempat duduk yang masih kosong. "Cuman itu kursi kosongnya, tenang aja yang bakal jadi temen sebangku lo asik, kok."
Luna mengangguk-anggukkan kepalanya pelan seraya tersenyum. Lalu, gadis itu duduk di tempat duduk yang Vina tunjukan tadi. Beberapa menit berlalu. Tak terasa, siswa-siswi mulai banyak di kelas. Sebenarnya Luna agak canggung, karena banyak yang melihat ke arahnya. Apa? Apa Luna aneh? Ada yang salah? Pertanyaan itu terus muncul di kepala Luna. Di saat gadis itu sedang melamun, seseorang datang dan duduk di sampingnya, dia terlihat menarik nafasnya lalu menghembuskan nafasnya.
Dia terlihat kaget, ketika menatap ke samping. "Sorry, gue nggak liat ada lo di sini." Dia tersenyum canggung. "By the way, gue Shafa." Dia menyodorkan tangannya sembari tersenyum.
Luna tersenyum, ia menyalami tangan teman barunya itu. "Gue Luna." Belum sempat keduanya melepaskan jabatan tangannya itu, seorang laki-laki menggebrak meja mereka membuat mereka berdua kaget.
"Hai, cantik." Dia tersenyum, lalu melihat ke arah Luna yang terlihat tersenyum canggung ke arahnya. "Kenalin gue Iqbal, cowok terganteng se-SMA ini." Iqbal terlihat menyodorkan tangannya ke arah Luna, namun di cegat oleh Shafa. Gadis itu mendelik ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALUNA [ON GOING, SLOW UPDATE]
Novela JuvenilEntah hal sial apa yang menimpa dirinya. Galen Ashraf Austin lelaki yang mempunyai darah Jerman, dia sangat benci ketika ada orang mengganggunya. Sekarang malah dia satu atap bersama dengan sang pengganggu. Dirinya yang tidak ingin mempunyai adik, m...