Bab VIII

266 19 0
                                    

Assalamualaikum












Happy Reading!















Sekitar sepuluh menit Vyrea menunggu, akhirnya Jefri datang.

"Maaf nona saya disuruh menjemput nona Chaca dulu." ucap Jefri.

"Ya." balas Vyrea cuek.

Jefri pun membukakan pintu belakang, bisanya Vyrea selalu duduk disamping Jefri. Tanpa bertanya alasannya Vyrea segera masuk. Taraa Mak jrenggg ternyata disamping kemudi terdapat Chaca orang yang sangat Vyrea benci karena berkat dia Vyrea berhasil terhasut dan meninggal.

"Halo Vyrea apa kabar?" tanya Chaca Arina Salsabila polos eh sok polos.

"Baik." ucap Vyrea dingin.

"Tau nggak aku besok sekolah disekolah kamu!" ucap Chaca antusias.

"Wah Chaca sekolah disana ya?" tanya Jefri.

"Iyaa biar sama Aurin,Chaca,Vyrea, dan Fera." ucap Chaca sok menghitung.

"Lucu banget si Chaca." ucap Jefri gemas.

"Lelaki sialan! Seharusnya aku tidak berharap lebih kepadamu. Aku mengagumimu karena sifatmu tapi setelah tau sifatmu yang friendly maaf ku hapus semua perasaanku kepadamu. Memang melepaskan sesuatu secara terpaksa itu sakit tapi lebih sakit jika aku terus mencekalmu! Terbanglah bersama sayap barumu aku berhenti menyukaimu." batin Vyrea.

Vyrea menyandarkan kepalanya dikaca, tanpa sadar air mata Vyrea turun dengan mulut tersenyum.

Jefri melirik kaca atasnya, Yang ia lihat adalah kepala Vyrea bersandar di kaca  lalu air matanya menetes.

"Ada apa dengan mu?" batin Jefri.

Vyrea pun menutup matanya menikmati rasa sakit yang mendera di hatinya. Tiba-tiba seklebatan ingatan kebersamaannya dengan Jefri muncul membuatnya semakin sakit dan kepalanya pusing.

"Kata mama gitu Jef kamu paham kan?" tanya Chaca.

"Iya Cha saya faham." ucap Jefri tersenyum.

"Yeayy udah sampai!" ucap Chaca girang eh caper.

"Iya silahkan Chaca." ucap Jefri.

"Makasih Jefrii!" ucap Chaca lalu turun.

Setelah Chaca turun Jefri pun melakukan mobilnya.

"Ke rumah Vindra dulu saya ingin mengambil beberapa barang asli milik saya." ucap Vyrea dengan mata tertutup.

"Baiklah nona, apakah anda baik-baik saja?" tanya Jefri khawatir pasalnya Vyrea sedari tadi menutup matanya.

"Ya." balas Vyrea singkat.

Vyrea menahan rasa pusing berserta sakit hatinya. Kepalanya rasanya ingin pecah ketika ingatan itu kembali.

"Ga boleh lemah ga boleh lemah harus kuat!" batin Vyrea menyemangati diri sendiri.

"Nona sudah sampai." ucap Jefri.

Vyrea pun segera turun meskipun semuanya terlihat memutar dia tetap harus bisa menjaga keseimbangannya dan mengambil benda tersebut.

Saat Vyrea membuka pintu, dari dalam juga dibuka.

"Wah-wah liat siapa yang datang? Ada apa anak sialan?" tanya Vindra dengan sombong.

"Saya ingin mengambil barang milik saya sendiri." ucap Vyrea dingin.

"Sialan kenapa tambah pusing." batin Vyrea.

Plak

Vyrea pun terjatuh karena Vindra menamparnya dengan keras. Vyrea terduduk dan memegangi pipinya.

ZAIDA TO VYREA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang