Wigati berulangkali menarik napas dalam-dalam, kekhawatiran akan anak Hasim perlahan mulai terkuak. Skandal yang sudah lama terkubur kembali mengusiknya.
Semenjak pernikahan Tristan keponakannya, dia mulai cemas. Terlebih tatkala melihat sendiri paras Renjani. Meski sejak awal Mayang telah mengungkapkan padanya, tetapi dirinya semakin yakin setelah melihat sendiri apa yang dikatakan kakaknya itu.
"Apa kamu yakin?" Mayang menatap gelisah pada perempuan berkacamata hitam di depannya.
"Entah, tapi memang dia mirip dengan perempuan itu, tapi itu bukan jaminan jika menantumu anak dari Savitri."
"Tapi Mayang." Wigati melepas kacamatanya.
Siang itu terasa sangat terik, mereka berdua berada di sebuah kafe kecil di tengah kota.
"Kenapa?" Keningnya berkerut menatap sang adik.
"Kalau hal yang kucurigai benar, apa itu artinya pernikahan mereka harus dibatalkan?"
Mayang bungkam. Ingatannya kembali melayang pada beberapa tahun silam. Perselingkuhan Hasim dengan Savitri adalah masalah yang membuat dirinya hampir mengakhiri hidup.
Bukan hal mudah menjadi istri pria kaya yang dikejar banyak perempuan. Dan bukan hal yang mudah pula baginya kala itu dirinya masih harus sibuk dengan si kecil Tristan yang masih harus mendapatkan perhatian penuh, mengingat setelah lama menikah dia belum juga dikaruniai keturunan.
"Mayang!"
"Eh, iya?"
"Kamu dengar apa yang aku bilang barusan, 'kan?"
Mayang menarik napas dalam-dalam. Wajahnya terlihat muram.
"Dengar aku, kalau memang Renjani itu terbukti anak dari Savitri, itu artinya mereka bersaudara dan mereka tidak boleh menikah!"
"Aku tahu."
"Lalu, kalau sampai itu benar, berarti dia juga berhak memiliki harta suamimu. Harta ayahnya."
Mayang menatap Wigati.
"Ingat, kamu harus ingat kalau mereka bukan selingkuh, tetapi mereka pasangan yang sah. Kamu nggak lupa itu, 'kan?"
Mayang menggeleng pelan. Cerita usang itu kembali terlintas. Pertemuan Hasim dengan Savitri memang membuat benih cinta keduanya kembali bersemi. Mayang kenal baik dengan Savitri karena memang Savitri-lah yang mengenalkan Hasim padanya.
Pesona Hasim dan tentu saja dengan gelimang kekayaan yang dimiliki membuat Mayang ingin memiliki pria itu meski dia tahu baik Savitri maupun Hasim telah menjalin hubungan spesial.
Kilas peristiwa lampau yang kembali menyeruak membuat Mayang bimbang. Perempuan paruh baya itu menarik napas dalam-dalam.
"Aku mau kamu selidiki Renjani. Aku tidak mau semuanya terlambat. Aku tidak rela jika anak itu ada di tengah-tengah keluargaku."
Wigati menaikkan alisnya lalu mengangguk.
"Apakah itu artinya, jika benar terbukti kecurigaan kita, kita harus mengatakan ke Tristan?"
"Jangan! Itu akan menyakitinya. Aku nggak mau Tristan marah dan membenciku."
"Lalu? Kalau memang benar, apa yang harus kita katakan pada Tristan?"
Kali ini wajah Mayang terlihat meradang. Tangannya mengepal. Matanya terlihat memerah.
"Kenapa dia selalu datang mengganggu hidupku? Kenapa mereka tidak enyah bersama mobil itu?"
"Mayang! Hati-hati dengan bicaramu!" sentak Wigati. "Meski peristiwa itu sudah usai, tapi bukan berarti kamu bisa lepas dari masa lalu. Paham?"
Mayang membisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Anak Haram (Mau Update Cepat Bisa Langsung Ke KBM App)
RomanceRenjani dan Tristan saling jatuh cinta hingga akhirnya menikah, tetapi ternyata di tengah perjalanan pernikahan mereka, diketahui bahwa ternyata mereka adalah saudara sedarah. Atas nama hukum mereka harus berpisah. Namun, Tristan yang benar-benar me...