LEONALSHA || 4. Gak saling kenal untuk saling menjaga.

724 20 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Keesokan paginya, Alsha kembali terlambat. Saat melihat gerbang sekolah, dia termenung cukup lama, berfikir kenapa dia tidak bisa masuk ke sekolah lewat sana. Dan jawabannya tentu karena osis sialan itu sudah berdiri dan berjaga di sana.

Tanpa pikir panjang lagi, Alsha berlari ke arah belakang sekolah. Dia akan lewat tembok tinggi yang menjadi jalur masuknya setiap hari.

Sesampainya di sana, tanpa babibu dia melemparkan tasnya, lalu perlahan menginjak batu besar yang berada di sebelah tembok sebelum naik ke atas. Dan lagi? Dia menemukan Leon di sana.

Alsha mendengus dan melompat dengan cepat.

"Hai, kaktus," sapa pemuda itu. Tangannya melambai di udara dan senyumannya tercetak manis, tapi sayang Alsha malah berfikir itu menjijikan jika dilakukan seorang pemuda salah satu anggota geng motor Vigour seperti Leon sekarang.

"Banci," ucap Alsha geram. Dia ambil tasnya dan memasangnya pada pundaknya. "Stop ganggu gue, udah berapa kali gue bilang? Gue muak!"

Leon hanya mengangkat bahu acuh dan menatap Alsha penuh binar. "Gue ... gak bisa, udah berapa kali gue jawab?" jawabnya sambil bertanya.

Alsha menghela nafas dan berdecak tak suka. Saat dia hendak pergi, terdengar langkah kaki yang berlari ke arah mereka. Alsha berhenti dan menatap ke arah orang-orang yang menghampiri mereka. Dan sialnya, adalah ketua osis dan dua osis lainnya.

"Ternyata kali ini lo dapat juga yah," ucap salah satu pemuda, entah kepada Alsha atau Leon.

Alsha mengepal kuat tangannya dan menatap Leon yang menatapnya juga, pemuda itu terlihat bingung sendiri.

Tatapan mata Alsha terlihat sangat marah, Leon hanya bisa mengumpat tak jelas dan langsung memasang wajah dingin.

"Leon, gak sia-sia lo ngejaga di sini," ucap Mentari. "Benar kata lo, pasti ada yang bakal berusaha dari sini, walau akhir-akhir ini kita gak dapet, tapi sekarang?" Dia menatap Alsha dari atas hingga bawah. Menelisik gadis itu dengan tatapan jijik. "Kita berhasil dapat salah satu anak berandal sekolah."

Berandal? Alsha terdiam dan menyimak ucapan Mentari. Mungkin, gadis itu memberikan cap berandal kepadanya hanya karena pakaiannya yang tak masuk bulus, rambutnya acak-acakan dan belum menggunakan dasi, well dia cocok jadi berandal.

"Mentari, dengarin gue dulu," ucap Leon ingin meluruskan kembali, atau ingin melindungi Alsha lagi?

"Jangan sekarang, Leon! Kita harus kasih hukuman sama siswa yang terlambat dulu, ayo!" kata Mentari. "Dan lo!" Merujuk kepada Alsha. "Ikut gue dan jangan berusaha lari, paham kan?!"

LEONALSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang