Benar-benar seperti mimpi. Tadi pagi, Alsha masih tersenyum kepada sang ibu, memberi makan, bahkan masih pamit untuk berangkat sekolah. Tapi sekarang, itu bagaikan tak nyata saat Alsha melihat ibunya yang tak bernyawa itu kini hendak di kuburkan di pemakaman umum.
Di sana Alsha di bantu oleh tetangga-tetangganya. Gadis itu hanya bisa diam seperti tak bernyawa, berdiri di sebelah makam ibunya dengan tatapan kosong. Satu wanita di sebelahnya masih berusaha mengelus pundaknya berharap Alsha dapat menerima semuanya dengan iklas.
Hingga tak lama, para pelawat kian berkurang. Sampai tak ada yang tersisah meninggalkan Alsha seorang diri di sana. Awalnya tadi banyak para wanita mengajak Alsha kembali, tetapi dia tidak mau. Katanya dia masih ingin di sana sebentar, jadinya mereka meninggalkan Alsha menangis sendirian.
Hujan gerimis yang datang, membuat suasana semakin terlihat memilukan. Alam ikut menangis meratapi nasib Alsha hari ini. Mengantarkan kepergian sang ibu untuk selama-lamanya. Dan Alsha sebenarnya belum siap, atau bahkan tidak akan pernah siap?
Perlahan, tangan Alsha memegangi batu nisan Ibunya. Terlihat jelas nama 'Anin Katee' nama ibunya di sana. Keluarga satu-satunya yang paling dia cintai kini sudah meninggalkannya.
Air mata Alsha yang sudah berhenti beberapa menit yang lalu kini kembali luruh lagi, tanpa suara meraung seperti tadi dan hanya terdengar isak yang merawankan bagi siapa saja yang mendengarnya. Dia menunduk sambil memukuli jantungnya yang terasa sesak, menggigit bibir bawahnya mencoba menyadarkannya dari rasa sakit gigitannya.
"Ibu," isaknya bergumam. "Kenapa semua harus gini? Kenapa harus ninggalin Alsha sendirian di sini?" Tangisnya semakin kencang. "Kenapa biarin Alsha hidup sendiri di dunia yang kejam dan keras ini. Alsha gak kuat kalau gak ada ibu!"
Hingga tak lama, hujan gerimis kini sudah berganti menjadi hujan deras. Mengguyur Alsha dan membuatnya basah kuyup. Menghiraukan lelehan lumpur yang terkena air hujan sampai-sampai membuat pakaiannya kotor.
Lama dia merenung di sana sambil bercerita kesehariannya hari ini di sekolah kepada kubur yang berisi tubuh sang ibu.
Menceritakan tentang pembullian yang terjadi kepadanya dan belum pernah dia ceritakan kepada ibunya, tentang gurunya yang pilih kasih, hingga uang sekolahnya yang belum dia bayar dan dia sudah keluar dari sekolah. Semua telah dia ceritakan, tapi ada penyesalan dalam dirinya karena terlambat memberitahukan itu semua.
Lama berdiam tanpa bersuara, Alsha kini bangkit berdiri. Mendongak menatap langit yang terus menangis sebelum menghela nafas panjang. Dia kembali menunduk menatap makam ibunya. Dan barulah setelah itu dia berjalan gontai pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONALSHA
RomanceVIGOUR UNIVERSE Kenzi Lucas Leon ✔️✔️✔️ Andrew Gilang disarankan membaca Kenzi dan Lucas terlebih dahulu. ☆☆☆ Bagi Alsha, Leon adalah musuh, tapi kadang akan menjadi sahabat, kadang juga akan menjadi temannya bertengkar, dan beradu mulut, tapi kadan...