Alsha kini sedang di kelasnya, saat jam istirahat dan sendirian di sana. Kegiatan yang dia lakukan adalah belajar, seperti biasa yang dia lakukan akhir-akhir ini.
Teman-temannya juga sekarang sedang berada di kantin, dan sudah berusaha membujuk Alsha ikut namun gadis itu tetap tak mau.
Satu pulpen kini sedang Alsha gigit ujungnya tanpa sadar karena terlalu fokus membaca satu soal yang menurutnya menguras otak. Dan jangan lupakan satu pulpen lagi berada di telinganya. Hal itu benar-benar tidak dia sadari dan awalnya dia pikir hilang hingga dia menggunakan pulpennya yang lain.
Tapi, detik berikutnya Alsha terlonjak kaget dan spontan meletakkan pulpen yang dia gigit tadi ke atas meja. Alsha melihat ponselnya yang bergetar karena mendapat panggilan masuk.
Alsha menghela nafas dan mengangkat panggilan itu. "Hallo," katanya pertama kali. Matanya juga tak luput dari buku yang berada di hadapannya.
"Hallo Al, udah makan belum? Udah jam istirahat kedua kan?" tanya pemuda yang tak lain adalah Leon. Pemuda itu memang terus mengingatkan Alsha soal makan siang.
Alaha terdiam sebentar sebelum mengangguk ragu. "U-udah," jawabnya gugup dan pandangannya kini tidak lagi ke bukunya.
"Jangan bohong! Tadi aku nelpon Tina, dan dia bilang kamu gak mau diajak ke kantin. Kamu belum makan kan? Katanya karena kamu gak mau diganggu belajar," kata Leon penuh selidik.
Alsha mendengus dan merutuki nama Tina dalam hatinya. "Kamu sekongkol sama Tina? Kalian akrab yah ternyata."
"Gak usah alihin pembicaraan!"
Saat Alsha ingin kembali menyahut, dia langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Niatnya memang sesuai dengan prediksi Leon.
Ketika Alsha terdiam, Leon kembali berucap, "kali ini aku maafin. Tunggu bentar lagi, aku udah kirimin makan siang sama kamu."
"Apa?" syok Alsha. "Gak usah, Leon! Jangan karena ini kamu jadiin alasan bolos yah! Intinya gak usah yah!" kata Alsha dan pulpennya tanpa sadar dia genggam sebagai tanda ancaman kepada Leon walau tak dilihat oleh pemuda itu.
Tapi, malah terdengar tawa Leon dari sana. "Nggak Al. Aku gak berniat ke sana lagi, walau nyatanya aku mau banget ketemu sama kamu. Tapi, kali ini aku udah kirimin pake grab! Tunggu aja yah."
"Hah kok--"
"Udah dulu yah, tunggu makanannya karena aku dipanggil sama teman-teman nih, bye Al!"
"Tapi ... tapi Leon--" Saat Alsha ingin membantah, Leon sudah keburu mematikan panggilan itu.
Alsha menatap layar ponselnya dan menghela nafas. Leon memang susah untuk dia bantah dan tolak. Pemuda itu suka berkehendak sendiri tapi sialnya Alsha suka dengan kehendak Leon kepadanya. Alsha tertawa sebentar sebelum kembali melanjutkan belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONALSHA
RomanceVIGOUR UNIVERSE Kenzi Lucas Leon ✔️✔️✔️ Andrew Gilang disarankan membaca Kenzi dan Lucas terlebih dahulu. ☆☆☆ Bagi Alsha, Leon adalah musuh, tapi kadang akan menjadi sahabat, kadang juga akan menjadi temannya bertengkar, dan beradu mulut, tapi kadan...