LEONALSHA || 9. Menunggunya!

580 25 135
                                    

  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  

 


Saat Leon baru saja selesai bersiap-siap hendak ke sekolah, seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu kamarnya. Leon menghela nafas dan berjalan malas ke arah pintu kamarnya.

Dibuka pintu itu dan terlihatlah wajah seorang gadis yang sudah memakai seragam sekolah SMPnya di sana. Terbengong melihat wajahnya seperti melihat hantu saja.

"Apa sih, Clay?" Leon bertanya kesal sambil memutar mata jengah.

"K-Kamu kak Leon?" Gadis itu malah bertanya balik.

Leon mendengus dan menyentil kening Claret--adiknya itu. "Enggak! Gue pangeran dari kerajaan Inggris! Jelas-jelas gue lo lihat abang lo sendiri, malah nanya lagi!" ucapnya. "Lo ngapain ke sini? Malah bengong lagi!"

"Ah ... itu bang, di suruh mommy mau bangunin abang, tau-tau udah bangun aja," jawabnya dan tersenyum simpul. "Kenapa nih? Tumben udah siap begini! Gak sabar sekolah yah bang?" Dia bertanya sambil menaik-turunkan alisnya.

"Jelas lah!" jawab Leon cepat.

"Gak sabar sekolah atau gak sabar ketemu ..."

"Ketemu apa?" Leon melipat tangan di depan dada dan bersandar pada ambang pintu. "Kalua bocil bicara yang benar sama abangnya!"

"Ketemu itu ... gebetan yah?" tanya Claret.

Leon membulatkan matanya. "Heh bocil! Masih kelas 3 smp udah ngomongin gitu aja lo. Sok tau pula lo!"

"Kelas 3 smp bukan kelas 3 sd kali bang," sungut Claret, karena sering kali Leon menganggapnya masih anak kecil yang belum cukup tau dan gak boleh tau hal begituan.

Leon terkekeh dan memeluk leher Claret. Membawa adiknya itu pergi dari sana menuju meja makan. Menghiraukan sungutan adiknya yang meminta dilepas.

"Bang lepas!! Claret gak bisa nafas. Mana ketiak abang bau lagi!!" Claret merengek dan memukuli lengan Leon berharap Leon melepaskan, namun belum juga dilepaskan.

"Heh bau apa coba? Baru mandi juga, gue juga udah pake deodoran yah! Gue gak pernah bau, bocil!" Leon kembali menyentil kepala Claret, kali ini lebih kuat dari sebelumnya, lalu melepaskan adiknya itu.

"Sakit tau gak!" rengek Claret dan menatap tajam sang abang.

"Rasain lo!" sahut Leon lalu tertawa puas. Kemudian dia kembali berjalan ke arah meja makan.

LEONALSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang