LEONALSHA || 7. Harapan yang pupus

622 33 7
                                    

  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  

  

 
"Apa yang baru saja kamu lakukan? Kamu hampir saja mau membunuh Riana!!" teriak wali kelas mereka tepat di depan wajah Alsha.

Kini, Alsha dan Riana di panggil ke ruang konseling, ada wali kelasnya di sana dan guru BK lainnya. Alsha berdiri dan Riana duduk di sofa dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"Tapi bu ... dia yang pertama menampar saya!" jawab Alsha membela diri. Dia menatap Riana tajam dan gadis itu nampak ciut dan menunduk.

"Kamu hanya di tampar satu kali, dan kamu menamparnya berulang kali, bahkan kamu mau mencekiknya!! Apa kamu berfikir bagaimana jika ayahnya menuntut sekolah ini!! Satu sekolah akan malu karena kamu!!" bentak guru itu emosi. Dia menopang badan pada meja dan menatap Alsha marah.

Alsha sendiri, dia malah menganga mendengar itu. "Jadi seharusnya jika dia menampar saya, apa saya harus diam seperti orang lemah?!" tanya Alsha berani.

"Kamu!! Bagaimana orang tuamu mengajarimu berbicara dengan guru!!" ucap guru itu lagi tergagap di awal kalimatnya.

"Jangan kaitkan ini dengan orang tua saya bu! Karena ibu saya mengajari saya jauh lebih-lebih baik dari ibu! Dia selalu menyuruh saya jujur dan tidak pilih kasih serta memandang orang lain dengan sebelah mata!" sahut Alsha mengerang marah.

Tapi, guru yang di hadapannya juga ternyata jauh lebih marah mendengar ucapan Alsha. "Tidak sopan!! Dengar yah Alsha, mungkin kamu akan di scors untuk beberapa hari karena hal ini! Jadi, jangan banyak bicara dan akui kesalahanmu!!"

Alsha terkekeh dan menatap tajam sang guru. "Kenapa setiap saya melaporkan telah di bulli, ibu malah membela Riana?!!" tanyanya marah. Para BK yang di sana hanya diam menyimak. Karena, biasanya guru akan menghakimi Alsha di kelas, dan ini pertama kali Alsha di lapor ke BK karena masalah seperti ini.

"Apa karena dia anak orang kaya dan saya anak orang miskin? Apa karena dia masih punya kedua orang tuanya, dan saya hanya punya ibu?! Kenapa ibu? Jawab! Kenapa ibu pilih kasih?!!" teriak Alsha frustasi. Beberapa guru yang di sana hanya bisa saling menatap dan menunggu jawaban wali kelas 12 ipa 3 itu.

"Kecilkan suaramu saat berbicara dengan orang tua!!" bentak sang guru menunjuk wajah Alsha geram. "Kenapa kamu bilang?! Lihat Riana, wajahnya memerah karena kamu tampar, dan lehernya juga. Sedangkan kamu, kamu gak terlihat kena bulli, jadi siapapun bisa lihat siapa korban bulli di sini. Jangan mengarang jawaban kamu!!"

Alsha mengepalkan tangannya marah. "Kalau ibu benar-benar bijak sana, coba periksa cctv di kelas kita!! Lihat, siapa yang mencari gara-gara lebih dulu!" ucap Alsha merendahkan suaranya.

LEONALSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang