Kita akan mengerti akan nilai sesuatu saat kita sudah kehilangannya.
Apapun itu.
Momen, waktu, benda, ataupun seseorang..
.
.Ara merasa tidak senang saat menyadari bahwa sekarang Arel menghindarinya.
Dia tahu Arel sibuk untuk persiapan olimpiade, namun di luar waktu-waktu bimbingan, Arel tak menemuinya. Bahkan pesan-pesannya hanya dibalas seadanya oleh pemuda itu.
Arel hampir tidak pernah ada di kelas, entah kemana jika sedang tak ada bimbingan. Kalaupun dia mengikuti pelajaran, dia akan datang terlambat, lalu bergegas pergi saat guru keluar kelas.
Ara juga masih ingat kejadian beberapa hari yang lalu saat dia memanggil Arel di lapangan basket, namun Arel tak mengacuhkannya. Ara awalnya memahaminya karena kesibukan Arel, tetapi makin lama rasanya semakin jauh.
"Cindy, kamu ada chat sama Arel nggak akhir-akhir ini?" Tanya Ara pada Cindy yang hari ini bisa mengikuti pelajaran karena tidak ada latihan.
"Ya ada, kayak biasanya aja. Nanyain pe-er, sama bahas olimpiade aja. Emang kenapa, Ra?"
"Nggak, penasaran aja apa dia sibuk banget. Aku nggak tau kabarnya sama sekali."
Mendengar itu Cindy mengernyit heran, agak terkejut, karena dia dan Arel masih berkomunikasi seperti biasanya. Harusnya dengan Ara juga begitu, 'kan?
"Kalian berantem?"
"Hah? Nggak, kok. Kita baik-baik aja."
Cindy menatap Ara, ada sekelebat pemikiran kecil yang ditebaknya sebagai jawaban, namun dia ragu.
"Sejak kapan Arel nggak ngabarin kamu, Ra?" Tanya Cindy untuk memastikan dugaannya.
"Udah dua mingguan, sejak kita pulang dari karya wisata waktu itu sih. Aku kirim chat ke dia nggak dibales, aku pikir dia sibuk persiapan lomba. Jadinya aku nggak mau ganggu. Terus kemarin kita ketemu dan aku panggil pas di lapangan basket, tapi Arel nggak nengok. Padahal jaraknya nggak jauh, " jelas Ara yang tampak kecewa.
Cindy menghela pelan kemudian menepuk-nepuk bahu Ara dengan lembut. Dia paham situasinya. Arel mungkin menjaga jarak karena hubungan Ara yang sekarang dengan Bintang. Tetapi dia tidak mungkin menjelaskan situasi ini pada Ara, 'kan?
"Nanti aku ngomong deh, ke Arel. Mungkin dia capek karena persiapan lomba jadi nggak balas chat kamu, lalu yang di lapangan basket itu mungkin juga Arel nggak denger panggilan kamu, Ra. Jangan sedih gitu, dong." Hibur Cindy yang tersenyum mendapati wajah cemberut Ara.
"Iya, makasih, CIndy. Setelah beberapa waktu kemarin, dia terus ada di sekitar aku, rasanya agak aneh tiba-tiba menghilang."
"Kangen ya?"
"Hm?" Ara menatap Cindy bingung, namun kemudian mengangguk, "Iya, kayaknya."
Cindy tertawa mendengar jawaban Ara, kemudian mencubit gemas pipi Ara membuat gadis itu mengaduh.
"Lucu banget sih, kamu, Ra. Maaf ya, aku juga akhir-akhir ini latihan terus jadi nggak bisa dengerin curhatan kamu."
"Kangen tau, biasanya bertiga. Aku jadi cuma berdua sama Rere, mana dia juga sering ngilang entah kemana kayak sekarang," jawab Ara meringis, lalu memutar kepalanya mencari keberadaaan Rere yang sejak tadi belum kembali ke kelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/350438388-288-k153214.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushing On You ✅ END
Подростковая литератураAra si murid pindahan yang suka sama kakak kelasnya, Bintang. Ketua Osis yang gantengnya kayak idol Kpop tapi versi lokal. Tapi, di tengah perjuangannya meraih perhatian Bintang, ada Arel. Teman masa kecil Ara yang nyebelinnya minta ampun. Arel yang...