Apakah berada di sisimu berarti sebuah prioritas?
Atau...
Berada di hatimu justru prioritas sesungguhnya?
.
.
."Lo dari mana aja?"
Arga langsung menghampiri Bintang begitu sahabatnya itu masuk ke kelas.
"Gue baru aja dari ruangan Pak Joshua, konsultasi pelajaran. Ada apa, kenapa pada heboh?"
Bintang duduk di bangkunya dengan tenang, sementara Arga tampak tidak sabar duduk di hadapannya.
"Lo lewat mana sih? Nggak tahu apa yang terjadi di luar?"
"Di luar hujan deres, 'kan? Jadi gue lewat koridor dalam."
Arga menepuk keningnya mendengar jawaban polos tapi menyebalkan dari Bintang.
"Iya hujan, dan lo melewatkan hal menarik yang tadi terjadi sama pacar lo?" Bisik Arga tak sabar.
"Ara? Kenapa sama Ara?"
Ekspresi Bintang berubah panik lalu beranjak tergesa dari bangkunya, yang langsung ditahan oleh Arga.
"Eits! Tunggu! Ara nggak kenapa-kenapa, duduk dulu dengerin gue cerita!" Bujuk Arga.
Setengah tak yakin, namun Bintang menuruti perkataan Arga untuk duduk.
"Gue nggak ngerti sama omongan lo, Ga. Lo ngomongin hujan, Ara, terus kenapa?"
"Makanya, denger dulu. Jadi tadi itu Arel bikin ulah, dia sama temen-temennya hujan-hujanan di lapangan basket. Awalnya biasa aja sih, tapi mereka heboh banget sampe jadi tontonan anak-anak. Apalagi tadi jam istirahat kedua, jadi agak lama."
Arga memberi isyarat agar Bintang tidak menyela ceritanya. Dia tahu Bintang tidak suka membahas Arel.
"Terus, Pak Afkar sampe marah-marah saking ributnya mereka. Emang kita masih jam sekolah ya, gila aja mereka hujan-hujanan pake seragam. Kalo gitu udah pasti bakalan bolos dong. Nah, omelan Pak Afkar nggak digubris sampe Pak Adriyan ikut keluar teriak-teriak suruh mereka masuk."
Arga menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan.
"Nah, setelah keributan itu. Ara dan teman-temannya datang nyamperin Arel."
Bintang mengernyit tak suka mendengarnya. "Ara menemuinya?"
"Iya, dia meminta Arel untuk berhenti hujan-hujanan karena menjadi tontonan banyak orang. Terus, lo tahu apa yang terjadi selanjutnya?"
Melihat Bintang tak berniat menjawab dan hanya menatapnya dengan kesal, Arga meringis, sedikit merasa tak enak tetapi dia harus menyampaikannya.
"Arel mengajak Ara dan teman-temannya ikut basah dan hujan-hujanan."
"Ara mau melakukan itu?" Tanya Bintang skeptis.
"Ya... bukannya begitu, tapi Arel narik dia gitu aja," jawab Arga tak enak.
"Terus sekarang mereka dimana?" Bintang sudah beranjak dari kursi dengan tak sabar.
"Tadi sih, mereka semua di bawa ke ruang kedisiplinan sama Pak Afkar. Dimarahin kayaknya karena udah bikin onar dan mengabaikan ucapan guru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushing On You ✅ END
Teen FictionAra si murid pindahan yang suka sama kakak kelasnya, Bintang. Ketua Osis yang gantengnya kayak idol Kpop tapi versi lokal. Tapi, di tengah perjuangannya meraih perhatian Bintang, ada Arel. Teman masa kecil Ara yang nyebelinnya minta ampun. Arel yang...