8. Anggota Baru

142 38 266
                                    

CHAPTER 8

ANGGOTA BARU

ANGGOTA BARU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

᛫◧᛫

Manusia yang punya banyak kemauan memang egois, tetapi takdir jauh lebih egois dari manusia.

Nyatanya, kita tak bisa meminta kepada takdir untuk mengembalikan orang yang kita cintai.















"KEMATIAN Razel ga akan sia-sia. Kita harus balas apa yang udah mereka ambil dari kita. Nyawa dibayar nyawa!" Nakula berpidato di depan seluruh anggota gengnya.

Mereka mendengarkan dengan kepala menunduk, menunjukkan rasa empati terhadap satu teman mereka yang telah gugur.

"Hari ini Genzaro sepakat, kita bakal perang melawan musuh kita di hari kelulusan nanti. Kita angkat senjata, satukan kekuatan, untuk Razel."

"Jangan bikin Razel kecewa di alam sana."

Sejak hari itu, Genzaro menyimpan dendam sangat besar pada Gazter.

"Secepatnya kita atur strategi dari sekarang. Kita lemahkan kekuatan mereka sampai hari perang tiba," ucap Nakula.

Dalam satu minggu kemudian, Genzaro meneror anak-anak Gazter, mereka menghajar habis-habisan siapapun anggota Gazter yang mereka temui di jalan. Selain itu, Genzaro juga menyerang satu persatu markas Andreas.

Semua aksi itu diselingi dengan acara berkabung, mereka mengganti rutinitas malam dengan berdoa bersama-sama untuk Razel. Denzo bahkan menciptakan sebuah Mars yang menjadi nyanyian mereka tiap malam.

Telah hilang sebuah nyawa
Membara api hanguskan rasa
Janji dia akan setia
Biar kami gantikan
Balas! Balaskan dendam!
Darah panas yang mendidih
Saraf dingin yang mati
Raga yang telah pergi
Nyawa kami tetap di sini!

Nakula berusaha tetap tegar meski kematian Razel, sahabatnya, bukanlah sesuatu yang bisa ia terima dengan ikhlas.

Di saat para anggotanya sedang berkumpul, berdiri melingkari api sembari menyanyikan Mars buatan Denzo, Nakula termenung sendirian membelakangi mereka. Duduk di atas motor peninggalan Razel, motor yang selama ini tidak pernah ikut balapan.

"Kenapa harus lo, Zel?" Nakula membatin. Mengingat lagi detik-detik kematian Razel. "Harusnya gua ga menghindar dari peluru itu, biar gua aja yang kena."

Nakula rasa tidak masalah jika ia yang mati. Karena kalau Razel yang hidup, anak itu yang akan meneruskan kepemimpinannya di Genzaro. Lagipula, sedari dulu ia tidak memiliki harapan apa-apa pada hidupnya.

NADEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang