2

1.5K 43 0
                                    

"setelah ini apakah aku masih bisa menangis di pelukanmu?"

***

Selang beberapa menit Fiera merasakan kepalanya memberat dan seluruh tubuhnya panas. Sama halnya dengan kaisar di bahkan melepaskan kancing atasnya 2.  

"Ah.. kenapa suhu ruangan tiba-tiba panas sekali!" Tutur fiera kesal. Lalu berjalan sempoyongan mencari kedua orang tuanya. Dilihat orang-orang sangat kabur. Ah tidak sepertinya fiera mabuk berat. 

"Nona fiera" mendengar suara itu fiera bersyukur masih ada orang lain yang mengenalnya. 

"Apakah kau melihat ayah dan ibuku?" Ucap fiera masih setengah sadar. 

"Tuan dan nyonya sudah pulang nona" 

"HAH?! yang benar saja!" Pekik fiera di tengah kesadaran nya yang tinggal setengah apalagi kepalanya bertambah pusing. 

"Mereka memberikan nona kartu akses kamar atas nona" ucap orang tersebut. 

"Oh baiklah-baiklah tolong antarkan aku ke sana aku tidak sanggup lagi untuk berjalan" ucap fiera, ia merasa membutuhkan tidur untuk menghilangkan rasa peningnya. 

Orang tersebut tersenyum miring lalu membantu fiera ke arah lift. Membawanya masuk ke dalam kamar dan meninggalkan fiera di dalam sana. 

Sementara itu kaisar masih sibuk menahan rasa panas yang menjalar di tubuhnya. Kaisar berdecak berjalan dengan kasar. Kaparat! Dia tau apa yang terjadi dengan dirinya. Siapapun yang memasukan obat perangsang di minumnya akan mati di tangannya. 

Kaisar berjalan menuju lift dan menuju kamar yang dia sewa. Malam ini dia memang sengaja berniat menginap pasalnya dia terlalu malas untuk ke apartemen nya yang biasanya vici selalu menghabiskan waktu disana. 

Ck! Vici. Dia benar-benar merindukan vici saat ini. Pintu kamarnya terbuka buru-buru kaisar ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya. Namun saat memasuki kamar dia malam melihat seorang perempuan terlentang hingga memperlihatkan paha mulusnya. Tetapi wajahnya tertutupi oleh rambut. 

Tiba-tiba bayangan perempuan tersebut berubah menjadi vici. 

"Vici?" Dengan napas memberat kaisar mendekati sosok perempuan itu dan menyingkirkan kan rambutnya. 

"Vici" iya ini benar vici kaisar tersenyum senang saat melihat vici dihadapannya. 

"Aughh" suara itu membuat hasrat kaisar kembali naik dan berkali-kali lipat. 

"Vici" ucap kaisar serak. 

"Aaah panas!!" Vici yang ada di depan mata kaisar tiba-tiba mencium nya dengan ganas membuat kaisar mebalas ciuman vici tak kalah ganas. 

"Maaf vici setelah ini aku benar-benar akan menikahi kami" ucap kaisar saat merobek seluruh kain yang tersemat di tubuh vici. 

Mereka menghabiskan malam yang sangat panjang itu. Tanpa kaisar tau bahwa perempuan yang sedang mendesah di bawahnya bukanlah vici melainkan adik dari vici yaitu fiera. 

***

Sementara vici menguap menatap jam menunjukan pukul 10 sebentar lagi mereka akan landas. Vici tersenyum tidak sabar memberikan kejutan untuk kaisar. Sudah tidak sabar bermanja-manja dengan kaisar.

Ting! 

Deting ponsel membuat vici yang sedang imajinasi itu pun buyar. Segera vici melihat, seseorang mengirimkan dirinya foto. Bukankah ini nomor tak di kenal? Dari mana doa mendapatkannya? 

Tak mempedulikan itu segera vici melihat foto yang dikirimnya. Detik itu napas vici seolah di tarik dis tidak bisa bernafas dengan baik.

Assisten vici yang melihat itu segera berlari. 

Don't Say (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang