Rembowruby
— Don't copy paste anything from here —
—
kiss from here for 3574 kata 💋
—"Hubungan kita mengikat banyak cinta, sebelum berpisah mari hilangkan itu"
***
Kaisar sudah menduganya. Demi menjaga kewarasan Vici, ia tahu bahwa satu-satunya cara adalah mengikuti arus permainan ini. Bahwa bara semangat dalam diri Vici tak boleh padam—setidaknya itu lebih baik daripada melihat perempuan itu terduduk di bangsal dengan tatapan putus asa, kadang menangis, termenung — menangis lagi, atau mengoyak tangannya lagi.
Namun, kali ini Vici membawa permainan ke tahap yang mampu membuat tangan Kaisar yang berada di saku mengepal kuat, menahan gejolak emosi. Hampir saja ia terpancing, menghela nafas panjang lalu
Dengan langkah tenang dan penuh kontrol, Kaisar mendekati Vici. Di hadapannya, Vici masih larut dalam permainan gilanya, mencium pria asing itu dengan penuh gairah. Kaisar dengan satu hentakan memisahkan keduanya.
“Cukup untuk hari ini,” ujar Kaisar dengan suara dingin, seraya menatap tajam pria itu. Dorongannya yang kuat membuat pria tersebut terhuyung, tatapan Kaisar mengirimkan pesan yang jelas: *Pergi, atau kau tak ku abadikan di tempat ini.* Tak butuh waktu lama bagi pria itu untuk mundur dan menghilang dari pandangan, meninggalkan Vici dan Kaisar yang kini saling berhadapan.
Vici menyilangkan tangan di depan dada, bibirnya melengkungkan senyuman penuh tantangan. “Sudah datang rupanya. Mau minum bersama? Atau mungkin... mau kucium juga?” ujarnya dengan nada main-main, langkahnya mendekat. Kedua lengannya melingkar di leher Kaisar, jelas ingin dominasi permainan ini.
Kaisar menghela napas panjang, ia tidak mungkin menghadapi Vici dengan sama keras kepalanya. meskipun ia tahan gejolak emosi yang hampir meluap. Dengan tenang, ia meraih wajah Vici, jarinya menyeka lipstik yang belepotan di bibir gadis itu, memperbaiki tampilan dengan telaten.
“Vici,” panggilnya pelan, nada suaranya berat, “kau benar-benar ingin melanjutkan permainan ini?”Vici tidak menjawab, hanya menatapnya dengan mata penuh provokasi.
Kaisar menangkup dagu Vici, jemarinya menyentuhnya dengan lembut. “Jangan curang. Karena kalau kau serius, aku akan bermain lebih serius.” ucap kaisar.
Kaisar perlahan melepaskan tautan mereka, lalu menggenggam tangan Vici dengan erat, menariknya mendekat tak ingin memberinya ruang untuk melarikan diri. Hanya satu hal yang memenuhi pikirannya saat ini: membawa Vici keluar dari tempat ini secepat mungkin. Atmosfer panas dan gemerlap lampu di “The Elti,” bar mewah yang selalu dipadati pelanggan, terasa semakin memusingkan. apalagi setelah kejadian tadi, kaisar ingin cepat meninggalkan tempat sialan ini.
Langkah mereka berhenti di depan pintu utama. Seorang karyawan mendekati mereka, menyerahkan kunci mobil Vici—sebuah gantungan dengan hiasan kristal mengkilap yang tampak mencolok. Vici mengambil kunci itu lebih dulu, memainkannya di telunjuk sambil menatap Kaisar dari ujung kepala hingga kaki menilai bagaimana penampilan kaisar, lumayan kemeja coklat dengan lengan yang telah dilipat hampir siku. tak lupa jam tangannya. Dengan angkuh, ia menyerahkan kunci itu pada Kaisar, dagunya terangkat sedikit, menunjukan kesombongannya.
“Ambil mobilku,” ucapnya pendek, memerintah layaknya seorang ratu.
Kaisar tidak membalas dengan protes. Ia hanya mengambil kunci itu dengan tenang, meski matanya menatap Vici “Baik, Nyonya Wirafa,” ucapnya dengan santai, sebelum berbalik dan berjalan menuju mobil Vici yang terparkir tak jauh dari pintu masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say [end]
FantasiSemua orang tau bagaimana kaisar begitu mencintai vici. Perjalanan kisah mereka dimulai ketika umur 18 tahun. Dalam waktu yang lama- sepuluh tahun itu mereka lalui bersama, fakta cinta kaisar yang tidak pernah berkurang, masih tetap besar dan utuh u...