He is my wife

🌼🌼🌼³

Malam hari kedua mereka di Tokyo begitu hangat. Setelah meluruskan kesalahpahaman tadi sore, mereka berpelukan selama beberapa saat hingga Jaeyun memberi sang suami kejutan.

Sunghoon terdiam dengan mata lekat menatap sebuah alat yang awalnya dia kira adalah termometer. Namun bukannya angka, yang dia lihat di indikator adalah dua garis berwarna merah.

"Aku... hamil."

Jantung Sunghoon rasanya berdetak lebih cepat. Dengan dramatis kepalanya bergerak ke atas dengan pelan, menatap 'istri'-nya.

"Hamil?"

Jaeyun mengangguk sambil tersenyum malu. Tanpa sadar tangannya mengusap perutnya yang masih rata.

Sunghoon tak tau harus bereaksi seperti apa. Matanya kembali melihat alat tes kehamilan di tangannya itu. Dua garis merah, sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu oleh bundanya. Lantas bagaimana dengan Sunghoon?

Ujung bibir Jaeyun tampak turun, saat dia melihat Sunghoon hanya diam, sama sekali tidak ada ekspresi senang meski hanya senyuman tipis. Apa mungkin Sunghoon tidak suka? Bukankah biasanya pasangan akan berbahagia ketika mendengar mereka akan memiliki keturunan?

"Jadi itu yang membuatmu mual sejak kemarin."

Bukan pertanyaan, melainkan pernyataan yang diucapkan dengan nada datar. Jaeyun berkedip, bingung harus merespon bagaimana.

"Besok sebelum pulang, kita ke rumah sakit dulu," kata Sunghoon final seraya menaruh alat tes kehamilan itu di atas nakas.

"Sunghoon... tidak suka?"

Pertanyaan Jaeyun sukses membuat Sunghoon yang sedang melepas coat nya langsung berhenti bergerak. Kepalanya menoleh pada suami kecilnya, menatap heran.

"Mana ada ayah tidak menyukai calon anaknya?"

Darah Jaeyun berdesir. Perutnya yang masih rata seolah dipenuhi oleh kupu-kupu yang beterbangan. Semua itu hanya karena Sunghoon barusan menyebut dirinya 'ayah'.

"Aku hanya tidak suka kalau dia membuatmu sakit."

Jaeyun tak bisa menahan senyumnya. Ia sampai harus menutup wajahnya supaya tidak terlihat aneh di mata Sunghoon. Dirinya seperti anak gadis yang baru jatuh cinta, mendapat kata 'i love you' pertama kali dari lelaki yang disukainya.

Tapi bedanya ini bukan karena kata 'i love you'.

Sunghoon melihat suami kecilnya dengan alis terangkat sebelah. Tersenyum miring melihat Jaeyun tak bisa berhenti tersenyum.

"Sesenang itu?"

Jaeyun langsung mengulum bibirnya sendiri. Berusaha menahan senyumnya, tapi jatuhnya malah terlihat seperti sedang pout.

"Tidak kok."

Sunghoon hanya menggeleng sambil mendengus geli. Dia turun dari ranjang, menuju gantungan baju untuk menggantung coat nya.