Hari minggu yang cerah, pasangan suami itu memilih untuk bersantai di rumah saja selama hari libur. Jaeyun duduk santai di sofa sambil membaca sebuah buku di pangkuan, sedangkan Sunghoon sibuk dengan pekerjaannya di meja kerja. Mereka berada seruangan, tapi sama sekali tidak saling berinteraksi. Sama-sama menghargai space pribadi masing-masing.
Hingga akhirnya suara bel terdengar nyaring.
Keduanya sontak saling berpandangan. Seolah melempar pertanyaan yang sama "siapa yang bertamu?".
Lantas Jaeyun pun menutup bukunya, lalu beranjak keluar membukakan pintu depan. Namun sebelum memutar kenop, dia mengintip tamu mereka dari interkom. Ekspresinya langsung panik sambil berlari kembali ke kamar, mengabari Sunghoon.
"Ayah dan bunda datang, Sunghoon," ucapnya terengah-engah.
Sunghoon membelalak. "Ayah dan bunda? Mereka sama sekali tidak memberitahuku kalau datang."
Tanpa pikir panjang Sunghoon langsung mematikan laptopnya, lalu beranjak menghampiri Jaeyun. Ia merangkul pinggang yang lebih kecil saat mereka berjalan menuju pintu depan untuk menyambut orangtua Sunghoon.
Cklek.
"Kejutan~" sahut bunda dengan riang, sembari mengangkat sebuah kotak cake yang dibawanya.
"Bunda kenapa tidak bilang kalau mau datang?" cecar Sunghoon dengan ekspresi kesal yang lantas dihadiahi dengan cubitan di pinggangnya.
"Orangtua datang bukannya diajak masuk dulu malah diinterogasi. Untuk apa juga harus bilang dulu padamu, bunda memang sengaja ingin memberi kalian kejutan."
Sunghoon merotasikan mata. Sedangkan Jaeyun yang tampak sungkan dengan mertuanya, lantas mempersilahkan pasangan paruh baya itu untuk masuk ke dalam rumah.
Pasangan paruh baya itu langsung mengambil duduk di sofa ruang keluarga. Bunda meletakkan kotak cake di atas meja.
"Karena Sunghoon melarang bunda untuk mengadakan acara, jadi jangan protes kalau sekarang bunda datang untuk mengunjungi kalian."
Sunghoon sudah duduk di sofa lain, sementara Jaeyun beranjak ke dapur untuk menyiapkan minuman.
"Harusnya Bunda bilang dulu. Siapa tau aku dan Jaeyun sedang tidak di rumah."
"Buktinya kalian di rumah, jadi buat apa memberitahu dulu?"
Sunghoon menghela napas lelah. Sudah paling benar memang dia diam saja.
Jaeyun datang tak lama kemudian dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh hangat untuk mertuanya. Lantas dia membuka kotak cake itu saat disuruh bunda. Mulutnya seolah dipenuhi saliva yang entah datang dari mana saat melihat cake biru cantik itu.
"Bagaimana? Lucu kan cake-nya? Bunda sengaja pesan untuk kalian."
"Ne, Bunda. Lucu. Jaeyun suka."
"Makanlah. Biar calon cucuku merasakan cake-nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
He is my wife
Fanfictionsunghoon x jake Sunghoon hanya memenuhi keinginan sang bunda untuk menikah dan memberikan cucu. Dan ia memilih Jaeyun sebagai pasangan hidupnya, dengan syarat pernikahan itu tanpa cinta. ⚠️ bxb, mpreg