🌼🌼🌼🌼⁴

9.8K 747 66
                                        

Daegu, adalah tempat liburan mereka saat libur panjang natal dan tahun baru. Ini bukan ide Sunghoon tentu saja. Kalau bukan karena bunda yang memaksa, Sunghoon mungkin hanya akan di rumahnya di Seoul bersama Jaeyun.

Dengan kondisi hamil 6 bulan, Jaeyun memaksakan diri untuk ikut bantu-bantu di rumah kakek Park saat malam natal. Tidak hanya keluarga Sunghoon saja, hampir semua anak dan cucu kakek Park datang ke mansion itu untuk merayakan natal bersama.

"Jay tidak akan datang lagi?" tanya bibi Aeri, bibi Sunghoon yang paling muda dan sedang menata kue jahe ke toples.

Jaeyun ada di sampingnya, ikut membantu menata kue jahe. Sedangkan Sunghoon berada di ruang depan membantu mendekorasi ruangan.

Wanita itu tadi bertanya pada wanita lebih tua di depan mereka, Han Minri, istri dari kakak ayah Sunghoon nomor 4.

"Dia bilang akan datang besok pagi sekali karena masih ada pekerjaan di sana."

"Memang seharusnya begitu. Sudah bertahun-tahun dia tidak pulang kemari. Betah sekali sepertinya tinggal di Seattle."

Seattle, Amerika Serikat, Jaeyun dalam hati terperangah saat mengetahui kalau salah satu saudara sepupu Sunghoon ternyata ada juga yang tinggal di luar negeri. Jaeyun penasaran siapa dia, mengingat Sunghoon tidak pernah menyinggung kalau punya sepupu bernama Jay dan tinggal di Amerika.

Wajah kebingungan Jaeyun tampaknya diketahui oleh Park Aeri. "Oh, Jaeyun belum pernah bertemu Jay ya?"

"Ne."

"Dia kan belum setahun menikah dengan Sunghoon," sahut Han Minri.

"Iya juga aku baru ingat. Jadi Jay itu sepupu Sunghoon, anak dari bibi Minri ini. Dia sudah di Seattle sejak lulus SMA. Tau tidak kalau Jay dan Sunghoon seusia? Mereka juga teman sekolah sejak SD sampai SMA."

Fakta terakhir membuat Jaeyun terkejut. Dia kira di rumah ini yang usianya berdekatan hanya Sunghoon dan Wonyoung, mengingat keluarga ini sangat gencar menjodohkan mereka. Rupanya masih ada lagi yang seusia dengan Sunghoon.

"Sepertinya Sunghoon tidak pernah cerita padamu ya," kata bibi Minri sambil tersenyum kecil. Kemudian wanita itu menghela napas. "Tidak heran, mereka memang sudah tidak akur lagi sejak kelas 3 SMA."

Dahi Jaeyun mengerut. Dia sungguh tidak bisa menahan diri untuk mencari tau. "Memangnya kenapa bibi?"

Wanita berumur 50an itu menggendikkan bahu dan menggeleng kecil. "Bibi juga tidak tau, Jaeyun. Jay tidak mau memberitauku."

"Sayang sekali, padahal dulu mereka itu seperti anak kembar. Kalau sudah bertemu susah sekali dipisah, kemana-mana selalu bersama, hobinya juga sama. Aneh rasanya ketika melihat mereka tiba-tiba saling berjauhan."

"Sedang membicarakan apa?"

Bunda Sunghoon datang dengan membawa tray berisi kue-kue kering yang baru diangkat dari oven. Beliau duduk di sebelah bibi Minri, berhadapan dengan Jaeyun.

"Jay, menantumu kan belum pernah bertemu Jay," kata bibi Aeri sembari memindah toples yang sudah penuh ke meja yang khusus mengumpulkan toples-toples yang sama penuhnya.

Bunda menatap Jaeyun sebentar. "Iya juga bunda lupa menceritakan sepupu Sunghoon itu padamu, Jaeyun."

Pemuda manis itu tersenyum simpul. "Tidak apa Bunda."

Tiba-tiba terdengar suara bayi menangis. Bibi Aeri bergegas menderap menuju asal suara, hanya dia yang memiliki anak bayi berusia 1 tahun bernama Cha Saerom.

"Jadi, Jongseong akan pulang tahun ini?" tanya Bunda pada bibi Minri. Jaeyun mengerutkan dahi, siapa lagi Jongseong?

"Dia bilang begitu," jawab bibi Minri dengan mata fokus mengatur kue kering.

He is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang