8

16.7K 1.6K 42
                                    

Tandai typo~~~

πππ

Pagi ini semua orang telah berkumpul di meja makan, tak terkecuali sosok kurus yang tengah duduk di sisi kanan kursi kepala keluarga. Kini Callaric terlihat cukup tampan. Pakaian baru melekat sempurna di tubuhnya, bukan lagi pakaian bekas yang kedodoran.

Namun meski begitu, ekspresi wajah Callaric terlihat tidak sedap di pandang. Kelopak matanya menyipit menatap hidangan yang menjadi sarapan pagi di meja.

Ada pancake, home fries khas Amerika dan yang terakhir biscuits 'n' gravy. Biskuit adonan lembut yang diberi kuah kental di atasnya. Tapi bagi Callaric yang melihat, itu tidak bisa disebut kuah. Melainkan krim susu.

Apa tidak ada karbohidrat lain untuk sajian pagi?

Callaric tidak akan kenyang jika hanya memakan makanan di hadapannya. Ia harus mulai memperbaiki pola makannya, agar tubuhnya sesuai dengan umurnya. Bukannya terlihat seperti bocah 5 tahun.

Callaric melirik Herizon, mengabaikan beberapa orang yang berjejer di hadapannya dengan meja sebagai pemisah di antara mereka. Sekarang ia hanya perlu memberi isyarat mata pada Herizon, karena Callaric yakin jika pria tua itu akan mengerti walau hanya lewat tatapan.

"Kamu ingin sarapan yang lain, Riano?" Nah, 'kan. Dia jadi sedikit menyukai pria tua ini.

Callaric mengangguk sebagai jawaban, "bagaimana dengan roti? Ada selai kacang juga. Ini sangat enak, mau?"

Kesukaan Callaric yang secuil itu seketika lenyap tanpa sisa mendengar kelanjutan ucapan Herizon, 'anak dan Ayah sama saja.' batinnya dengan wajah datar.

Mengabaikan piring roti yang diberikan oleh Herizon, Callaric beralih menarik piring pancakenya. Memotongnya dengan susah payah, hingga akhirnya menyerah dan memilih menatap Gael di belakang Herizon. Seolah memberi perintah tanpa suara pada pria 41 tahun tersebut.

Peka akan tatapan Cucu Tuannya, Gael segera mendekat lalu membantu Sang Tuan kurcaci kecil memotong pancake.

Setelah selesai Gael berniat untuk kembali ke tempatnya. Sesaat niatnya terhenti. Tubuh Gael mematung dengan tatapan tak percaya.

Apa Cucu Tuannya itu baru saja menepuk-nepuk pelan punggungnya?

Gael menatap tubuh mungil itu meminta jawaban dari tindakan tersebut, tetapi Callaric hanya abai dan memilih memakan pancakenya. Mengabaikan raut terkejut di wajah Gael yang cukup menghibur.

Sedang Herizon masih terdiam memandang lekat cucunya. Sedikit tidak suka karena roti yang ia tawarkan ditolak secara tidak langsung. Bahkan Cucu kurus keringnya itu malah terlihat sedikit akrab dengan tangan kanannya. Dia cemburu.

Mengabaikan ketidaksukaannya, Herizon meletakkan segelas susu di samping Callaric, membuat anak kurus itu mengalihkan atensinya. Menatap bergantian segelas susu itu dengan wajah Herizon.

"Ini susu kedelai, baik untuk tubuhmu." Herizon menaikkan sebelah alisnya kala mendapati tatapan datar Callaric yang tidak biasa.

Callaric menghela napas pelan. Sepertinya dia memang harus mengatakannya sendiri agar terhindar dari pembunuhan terencana tak langsung ini.

"Saya alergi kacang." jawab Callaric sekenanya. Mengingat ingatan saat usia Adriano 5 tahun dan meminum susu sisa milik saudaranya yang ditinggalkan di atas meja makan, hingga berakhir hampir mati. Adriano kecil berpikir itu susu sapi, tapi ternyata susu kedelai.

Ternyata tubuh kecil itu bukan hanya alergi pada jenis kacang tertentu, tapi semua yang termasuk dalam keluarga kacang-kacangan menjadi musuh alaminya. Jika melihat Herizon dan Vereno yang menyantap roti dengan selai kacang itu aman tanpa gejala aneh, Callaric dapat menyimpulkan jika alergi Adriano turunan dari wanita yang melahirkannya.

CALLARIC || Transmigrasi Villain (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang