15

13.1K 1.3K 60
                                    

Tandai typo~~
Happy Reading..
Doain aja satu bab nyusul entar malam yaw~~

πππ

Roma, Italia.
Sebuah Jet pribadi telah mendarat sempurna di Bandar Udara Internasional Leonardo da Vinci, tentunya setelah mendapat izin dari pihak terkait.

Beberapa menit setelah mendarat sempurna, sosok jangkung yang tak lagi muda melangkahkan kakinya menuruni anak tangga Jet sambil menggendong balita... Ekhem, maksudnya anak berusia 7 tahun yang tertidur lelap. Begitu lelapnya hingga nyamuk bisa masuk kapan saja ke dalam bibir kecilnya yang sedikit terbuka. Ada air liur juga yang menetes sedikit~

Herizon memberi isyarat pada beberapa bawahannya yang ingin menyapa agar tak mengeluarkan suara dan serentak mereka hanya membungkukkan setengah badan pada Sang Tuan.

Kepala Herizon mengangguk singkat menanggapi rasa hormat para bawahannya, terus melangkah hingga kaki berbalut sepatu pantofel mahal itu berhenti di samping pintu penumpang mobil Mercedes-Benz E250 yang telah dibuka.

"Ke mansion." titahnya dengan suara pelan pada tangan kanannya.

Gael mengangguk mengerti. Segera menutup pintu mobil perlahan agar tak membangunkan sosok kurcaci pada gendongan Tuan-nya, memberi perintah isyarat pada beberapa pria kekar berjas hitam di sana untuk kembali masuk ke mobil masing-masing. Dan tiga kendaraan roda empat itupun meninggalkan bandara.

"Sudah kau selidiki?" tanya Herizon pelan agar tak mengusik tidur Cucunya.

Gael mengangguk, "menurut laporan kepolisian, api diduga berasal dari ledakan salah satu pipa transmisi oli yang tersambung dengan alat printing."

"Apa pihak kepolisian di Negara ini mulai bodoh?" sarkas Herizon tanpa sadar meninggikan suaranya. Hingga membuat sosok mungil yang tidur dalam dekapannya sedikit terusik.

Dengan cepat Herizon menepuk pelan punggung mungil Cucunya, membuat anak dengan jiwa Kakek-kakek itu kembali tertidur nyenyak.

"Sesuai perintah Anda untuk melakukan penyelidikan terpisah, orang-orang kita menemukan kejanggalan. Lebih jelasnya, ada yang sengaja meledakkan pabrik tekstil milik Anda, Tuan." ungkap Gael lebih jelas sambil menatap sosok yang duduk di kursi belakang.

Sosok Kakek yang masih setia menepuk pelan punggung Cucunya.

Rahang Herizon mengetat marah. Pabrik tekstil di Roma baru mulai beroperasi 4 bulan yang lalu, dan kini meledak entah karena ulah siapa.

"Tuan."

Seketika Herizon memusatkan perhatiannya pada Sang tangan kanan yang kini terlihat ragu untuk berbicara.

"Apa ada petunjuk siapa yang melakukan hal itu?" tanyanya penuh selidik.

"Saya tidak yakin, Tuan. Tapi orang-orang kita menemukan kotak bingkisan ini," Gael menunjukkan kotak kecil yang diberikan oleh salah satu pria berjas hitam di bandara sebelum ia memasuki mobil tadi, "di dalamnya ada kertas dengan tulisan tangan."

Lipatan kecil terlihat di kening pria tua itu, "bacakan." titahnya.

Gael mengangguk mengerti kemudian membuka kotak kecil itu dan mengambil secarik kertas di dalamnya, "Bangun pabrik lebih kokoh lagi agar tidak mudah meledak, Dasar Penculik Tua."

Seketika suasana dalam mobil mencekam. Bahkan Sang Sopir yang mengemudi melirik tak percaya pada Gael di sampingnya.

"Begitu tulisan dalam kertas ini, Tuan." Gael menjelaskan.

Tiga kata terakhir pada kalimat yang dibacakan oleh Gael membuat Herizon bertanya-tanya dalam hati. Penculik? Seingatnya dia tidak pernah melakukan tindakan kotor seperti itu. Tunggu... Herizon menunduk menatap sosok mungil yang masih begitu lelap dalam tidurnya.

CALLARIC || Transmigrasi Villain (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang