12

13.5K 1.3K 25
                                    

Tandai typo~~~~

ππππ

Beberapa saat hanya ada keheningan di antara dua orang yang duduk berdampingan itu. Callaric mencoba berpikir mengenai hal aneh yang terjadi.

Kenapa Adriano tidak menerima ingatannya? Bukankah seharusnya menerima ingatan seperti dirinya?

Suara berisik terdengar tidak jauh dari mobil, membuat dua orang berbeda usia itu segera menoleh ke kaca belakang mobil. Serentak menyipitkan mata untuk melihat jelas keributan yang terjadi tidak jauh dari lokasi mereka.

"Sepertinya pertemuan itu sudah berakhir," gumam Callaric mendapat anggukan oleh Adriano.

Terlihat cukup jelas dari lokasi mereka dua orang yang menjadi samsak sosok Pria tua yang sangat Callaric kenali. Itu Herizon.

Pria itu terlihat memaki bawahannya. Bahkan tak segan melayangkan bogeman pada wajah dua pria berbadan kekar itu.

Ya, inilah sosok Herizon yang Callaric tahu.

"Dia orang yang menggendong Anda di bandara 'kan?" Pertanyaan itu menarik atensi Callaric.

"Kau tidak mengenali kakekmu?" Callaric balik bertanya.

Ayolah, masa iya seorang cucu tidak mengenali Kakeknya sendiri!?

Bukankah Adriano hidup selama 48 tahun? Jadi setidaknya dia pernah bertemu Herizon di usia belasan tahun.

Adriano mengerjap bingung, lalu menatap ke arah Herizon yang masih terlihat menampilkan raut marah dan khawatir di saat bersamaan.

Kemudian Adriano kembali menatap tubuh mungilnya dan menggeleng pelan, "hingga saya tiada... saya tidak pernah bertemu dengannya."

Suara Adriano melirih dengan tatapan sendu. Seumur hidup di kehidupan sebelumnya, dia sama sekali tak bertemu dengan sosok yang saudara tirinya panggil 'Kakek'. Bahkan baru sekarang Adriano tahu jika sosok pria tua yang ia lihat di bandara adalah Kakeknya. Miris sekali.

Callaric mengatupkan rapat bibirnya yang ingin mengumpati keluarga Joiden. Memilih mengulurkan tangan menepuk bahu tubuh 38 tahunnya agar kembali tenang sambil menatap ke arah Herizon yang sepertinya memberi perintah pada bawahannya untuk memeriksa cctv dan berpencar.

"Anda tahu sesuatu soal kematiannya di kehidupan sebelumnya?" tanya Adriano memecah keheningan.

Pandangan Callaric kembali menoleh menatap lekat sosok di sampingnya. Apa maksud Adriano kematian Herizon?

"Yang aku tahu dia meninggal karena serangan jantung dan dirawat beberapa hari di rumah sakit sebelum menghembuskan napas terakhirnya," jawab Callaric sekenanya. Sesuai informasi yang diberikan oleh informannya dahulu.

Sepersekian detik alis Callaric menukik melihat Adriano menggelengkan kepala, "bukan karena serangan jantung, tapi karena racun."

"Apa?" Mata Callaric terbelalak. Lalu menyipit, "bukankah kau bilang tidak pernah bertemu dengannya? Bagaimana kau bisa tahu penyebab kematiannya bukan serangan jantung, tapi racun?" Tatapan Callaric saat ini menandakan kecurigaan yang nyata.

"Saya memang tidak pernah bertemu dengannya. Saya berani bersumpah," ucap Adriano menyakinkan, karena yang ia katakan adalah kebenaran.

Meski begitu, tatapan curiga Callaric masih terlihat. Sebuah sumpah bisa diucapkan dengan begitu mudahnya, tidak peduli itu kebenaran atau kebohongan.

Mendapat tatapan curiga oleh tubuh mungilnya, Adriano kembali menjelaskan, "saya mendengar itu tanpa sengaja dari percakapan antara Paman Kallan dan Istri kedua Ayahku."

CALLARIC || Transmigrasi Villain (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang