13

12.2K 1.4K 26
                                    

Tandai typo~~~~
Happy Reading..

πππ

Entah ini bisa dikatakan sebagai keberuntungan atau tidak untuk Callaric, tapi saat ini dirinya sudah duduk berhadapan dengan sosok yang baru saja ia bicarakan bersama Adriano tadi. Sosok yang menjadi malaikat maut instan tubuh mungilnya di masa depan.

Kallan Alexander Joiden, pria itu tak jauh berbeda dari yang Callaric ingat. Hanya terlihat lebih muda. Mungkin saat ini usia pria itu 42 tahun, 4 tahun lebih tua dari tubuh dewasanya.

Jika dilihat sekilas, semua akan menyangka jika sosok Kallan Joiden adalah pria berbudi pekerti yang baik. Tapi jauh di dalam hati pria itu, terdapat ketamakan yang ingin menelan segala kekuasaan.

Callaric menghela napas pelan. Sedikit menunduk menahan kedutan kesal di sudut matanya. Bagaimana tidak kesal, jika dirinya saat ini berada di pangkuan Pak tua itu!

"Jadi apa yang ingin kau bahas, Kallan?" Herizon membuka suara. Memecah keheningan yang menguasai ruang tamu mansionnya. Menatap lurus pada Putra Keduanya yang terlihat ingin menyampaikan hal penting.

Sesaat Kallan tersenyum sebelum menyampaikan niat awalnya datang ke sana, "ada tambang minyak bumi yang baru ditemukan di Jepang, tepatnya di Tōhoku. Aku mendapat firasat, jika harga minyak bumi tahun depan akan naik drastis dari tahun sebelumnya. Itu akan memberikan kita keuntungan 2... tidak, mungkin 5 kali lipat dari pengeluaran yang kita keluarkan untuk mengambil alih tambang itu." jelasnya.

Herizon diam sambil menyentuh dagunya dengan tangan kanan. Memikirkan usulan yang diberikan oleh Putra keduanya. Itu terdengar mengiurkan, hingga Herizon tak mampu menyembunyikan seringaian di bibirnya.

Kallan tersenyum melihat anggukan pelan yang dilakukan Ayahnya, sedang sosok yang duduk di pangkuan Herizon menggeleng pelan.

Hal tersebut sangat mengiurkan. Dan Callaric juga tahu, jika firasat Kallan mengenai harga minyak bumi yang melonjak naik tahun depan itu benar adanya. Tapi ada satu hal yang tidak Kallan ketahui, kejadian besar yang mengguncang Jepang hingga Negara tersebut mengalami krisis energi.

Gempa dan Tsunami, bencana alam yang akan terjadi di Jepang pada awal bulan Maret, memakan korban hingga belasan ribu. Dan lokasi kejadian adalah di Tōhoku.

Jika Herizon benar-benar mengambil alih tambang tersebut, itu hanya memberikan keuntungan di awal tapi kemudian hanya ada kerugian.

"Oh iya, dia siapa, Ayah?" Pertanyaan itu menyadarkan Callaric dari lamunan. Kepalanya yang tadinya menunduk, kini kembali mendongak menatap pria dewasa yang duduk di hadapannya. Tatapan penasaran di mata pria itu terlihat jelas di mata Callaric, benar-benar sama persis dengan tatapan Kallan di kehidupan sebelumnya saat mereka bertemu di restoran.

Kepala Herizon menunduk menatap cucu mungil yang berada di pangkuannya. Sosok yang juga mendongak menatapnya dengan tatapan kesal yang kentara, hingga membuat Herizon tak dapat menahan tawa renyah keluar dari bibirnya.

'Pak Tua sialan!' umpat Callaric, menghempaskan kasar tangan Herizon yang hinggap tanpa permisi di bagian selatannya.

Sialan sekali orang tua bau tanah satu ini. Benar-benar sudah mirip dengan pedofil!! Callaric harus mulai menjaga jarak nantinya agar tubuh suci Adriano kecil tak ternodai oleh Pak Tua itu.

Perlahan Herizon menghentikan tawanya. Perutnya terasa sakit karena tertawa kala melihat ekspresi kesal cucunya, padahal dia tak sengaja menyentuh bagian terlarang di tubuh mungil itu. Tapi ekspresi wajah cucunya seperti ingin memakannya hidup-hidup.

CALLARIC || Transmigrasi Villain (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang