《 Tiga Delapan 》

3.3K 204 21
                                    

.
.
.

Happy Reading

.
.
.
....

Di kamar bernuasa putih , ada seorang gadis yang tengah menutup mata nya . Perlahan gadis itu tersadar dia membuka mata lalu menatap sekeliling .

" g-gue dimana ? " tanya gadis itu

Dia mengingat apa yang telah terjadi, seketika air mata nya jatuh . " tadi mimpi kan? Ah iya lah mimpi tadi gue pakai baju hitam ini pakai baju biasa " monolog Gadis itu .

Tiba tiba pintu terbuka menampakan sosok wanita paruh baya . " Naura kamu udah sadar ? " tanya Mama Natasha ya gadis itu Naura .

Mama Natasha mendekat dan meletakan nampan berisi makanan itu . " ma-ma Rahsya mana ? " tanya Naura berhati hati jujur ia takut semua nya kenyataan.

Mama Natasha terkekeh ringan , dia tersenyum lalu memegang kedua bahu Naura . Dia menghapus air mata Naura .

" kenapa nangis ? Ikhlas ya ? " ujar Mama Natasha

Deg!

Apa ? Ikhlas ? Apa semua itu kenyataan? " j-jadi semua ini benar ? Bukan mimpi ? " tanya Naura sejujur nya Naura susah mengatakan kalimat ini menyakitkan!

Mama Natasha mengangguk, mereka berdua kembali mengeluarkan air mata.

Naura menggeleng kuat " apa sih ma ? Kemaren baru aja sya lamar Ara masa pergi tiba tiba? " tanya Naura.

" Naura ikhlas ya , biar Rahsya tenang di sana . Tadi Irsyad nemuin kamu di makam pingsan , niat nya dia pengen jemput kamu sekalian bilang kalau momy sama dady kamu harus keluar kota mendadak " jelas Mama Natasha

" ma , rela gak semudah kata . Melepas tidak semudah merelakan , mendapatkan tidak semudah melepaskan " lirih Naura .

" mama tau gak? Masa anak mama cuma ajarin ara cara mendapatkan tanpa pernah mengajari cara melepaskan? . Dia mengajarkan aku cara memiliki tanpa pernah mengajari cara mengikhlaskan " ujar Naura suara nya begitu pilu .

" sekarang dunia aku sama Rahsya berbeda, aku minta sama tuhan buat jadikan Rahsya jodoh aku tapi kenapa Rahsya mau nya sama maut?

Kalau gini akhirnya ? Kenapa harus manis di awal ? , ini sama aja kaya di dustakan keadaan ma " ujar Naura, Mama Natasha memeluk Naura erat .

" ikhlas Naura setidak nya jika kamu tidak ingin berusaha sebahagia dulu kamu ikhlas kan dia Naura agar dia tenang " ujar Mama Natasha

Naura melepaskan pelukan nya dia menyeka air mata nya , " Naura akan coba " ujar Naura " walau pada akhir nya tetap sama " lanjut nya pelan .

Mama Natasha mengangguk dan tersenyum, " kita sama sama terpukul maka dari itu kita harus coba bangkit , makan oke ? " tanya Mama Natasha

Naura mengangguk, Mama Natasha menyuapkan makanan kemulut Naura hingga habis . " Kamu istirahat aja mama mau letakan ini dulu " ujar Mama Natasha lalu pergi membawa nampan .

" aku coba ya , bantu aku tuhan " guman Naura setelah itu ia memutuskan untuk beristirahat dari semua kenyataan pahit ini .

....................

Jam berganti dengan hari , hari berganti menjadi bulan , sudah 1 bulan terlewat kan tanpa ada nya kehadiran Rahsya.

Naura ? , gadis itu sekarang lebih sering melamun, menyendiri di kamar yang gelap . Menangis tiba tiba dan tersenyum tiba tiba, bisa di bilang dia depresi .

The Basketball Girl [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang