Bab 14

854 28 0
                                    

Sudah satu Minggu ini Karina sering muntah muntah ia kira ini hanya masuk angin, jadi dia memberikan nya dan hanya meminum obat masuk angin tapi semakin hari ia malah semakin mual bahkan menghirup aroma nasi saja Karina langsung muntah-muntah.

Ia ingin memeriksakan kesehatan nya tapi ia belum bisa pergi karena sudah satu Minggu ini juga ibunya kembali drop, ia tidak tega untuk meninggalkan ibunya dirumah sendirian apalagi untuk bangkit saja dari tidurnya ibunya harus dibantu. Makan saja harus selalu Karina yang menyuapi sama seperti saat ini.

"Nak"Ujar ibu Karina, tangannya yang kurus mengusap lembut hitam Karina, ia memperhatikan anaknya dengan sesama. Kembali air matanya menetes tanpa diminta.

"Maafkan ibu ya sayang, ibu sudah sangat merepotkan mu, ibu malah menambah beban kamu nak"Ujar ibu karina sendu

"Apaan sih Bu jangan ngomong gitu ah, ibu itu semangat aku, rezeki aku Bu, aku seneng kalau bisa bantu ibu udah kewajiban aku juga yang mengurus ibu selagi sakit, ibu juga gitu kan sama aku sewaktu kecil dulu, ibu bahkan gak pernah minta sesuatu ke aku ibu selalu ngedukung semua keputusan aku, makasih ya Bu aku bahagia banget bisa lahir dari rahim wanita hebat seperti ibu"Ujar Karina panjang lebar

"Ibu yang harus bahagia dan bersyukur karena punya anak seperti kamu nak"Ujar ibu Karina menangis

Karina mengusap lembut air mata yang ada dipipi tirus ibunya, air matanya juga ikut menetes melihat keadaan ibunya yang semakin parah Karina juga sudah membawa ibunya ke rumah sakit, tapi sama sekali tidak membuahkan hasil. Dan ibunya malah meminta ia untuk dirumah saja dan ingin menghabiskan waktu dengannya katanya.

"Nak kalau ibu pergi jangan pernah melenyapkan nya ya, dia jalan satu-satunya untuk kamu menuju bahagia meskipun akan ada banyak lika-liku yang datang tapi percayalah dia juga akan kembali datang dan membawamu pergi untuk menetap diistana nya"Ujar ibu Karina penuh arti, tapi karina tidak memperdulikan perkataan ibunya ini karena sudah beberapa hari terakhir ibunya memang sudah banyak berbicara melantur

"Jaga diri kamu sayang, ibu percaya kebahagiaan akan menjemput kamu sebentar lagi, jangan pernah menyerah dengan keadaan, ibu juga selalu mendukung mu ibu akan selalu ada untuk kamu meskipun suatu saat nanti raga ibu sudah tidak ada "Ujar ibu Karina

Membuat Karina yang mendengar nya sedari tadi menangis histeris, ia takut, kenapa firasatnya buruk apalagi mendengar perkataan ibunya yang membuat nya semakin takut, jikalau memang ibunya akan pergi, Karina belum siap, Karina tidak bisa apa-apa kalau ibunya tidak ada sedari dulu meskipun ia wanita yang kuat dan mandiri tapj ia tidak bisa apa-apa kalau tidak ada ibunya ia sangat menyayangi ibunya hanya dia penyemangat Karina.

"Tolong jangan menangis nak, jangan memberatkan ibu"Ujar ibu Karina sedih

"Ngak Bu, ibu jangan ngomong kaya gitu kita akan sama-sama Sampai nanti Karin menikah dan punya anak, kata ibu, ibu pengen liat aku menikah dan punya anak kan, jadi jangan menyerah aku yakin ibu pasti akan sembuh"Ujar Karina

"Tapi ibu udah ngak bisa nak, ibu udah ngak kuat ibu merasa sebentar lagi ajal ibu akan datang"ujar ibu Karina

"Tapi tolong kabulkan permintaan terakhir ibu, nak, dia akan segera hadir bintang itu akan segera menjadi penyemangat kamu tolong pertahankan dia"Ujar ibu Karina

"Ngak apa sih Bu kok ngomong nya gitu aku ngak ngerti, tolong jangan buat aku takut"Ujar Karina membentak dan langsung keluar dari kamar dan membanting piring yang sudah kosong. Tapi Tanpa Karina tahu pembicaraan ini adalah pembicaraan terakhir dengan ibunya sesudah Karina keluar dari kamar ibunya, sedangkan ibu Karina ia hanya tersenyum lembut menatap kepergian anaknya setelah itu ia berbaring dan memejamkan mata, ia juga takut tapi entah kenapa ia juga seperti akan sebentar lagi pergi. Tiga jam kemudian setelah Karina pergi meninggalkan nya keluar yang entah kemana ibu karina batuk darah dan langsung menghembuskan nafas terakhirnya.

Sedangkan Karina yang berada di taman setelah memenangkan diri entah kenapa perasaan tidak enak dan selalu teringat dengan ucapan ibunya, ia sangat merasa bersalah karena sudah membentak ibunya yang sedang sakit, pasti ibunya akan sakit hati dan marah kepadanya, tidak ia harus segera meminta maaf.

Karina diam mematung dengan pandangan kosong melihat ranjang tempat ibunya berada , kenapa wajah ibunya sangat pucat dengan cepat Karina memeriksa tubuh ibunya, tapi apa yang ia dapatkan, ibunya sudah tidak ada ya ibu Karina sudah tidak bernyawa lagi. Ia mengutuk dirinya sendiri karena membentak ibunya dan malah pergi meninggalkan nya. Sekarang ibunya sudah tiada dan ini semua salahnya. Dia penyebab kepergian ibunya sendiri.

***

Terlihat seorang perempuan menatap kosong tanah basah didepannya, ia dan warga lainnya sudah menguburkan jenazah ibunya ke tempat peristirahatan terakhir. sedari tadi ia hanya menatap kosong ia akan berjalan jika ada yang mengandeng tangan nya ia juga akan makan jika ada yang menyuapi nya, ia sudah seperti mayat hidup. Sekarang ia tidak punya siapa-siapa lagi ibunya sudah pergi meninggalkan nya sendiri.

Jevan. Setelah perdebatan kecil itu mereka belum bertemu kembali, menghubungi nya saja jevan tidak ia masih kesal karena Karina belum juga membuahkan hasil.

Mereka berdebat sampai akhirnya jevan memilih meninggalkan Karina di apartemen sendiri. Setelah puas menyiksa batin dan fisik nya. Jevan pergi meninggalkan luka yang ada di hati istrinya.

Dengan pikiran kalut dan belum makan setelah kepergian ibunya beberapa hari terakhir ia jatuh pingsan di dalam rumah nya tidak ada yang tau kalau ia tidak sadarkan diri sampai akhirnya.

Tok tok tok

Tidak ada balasan dari dalam karena Sang pemilik rumah tidak sadarkan diri. orang itu mendobrak pintu rumah karina dan masuk ke dalam dengan tergesa gesa ia mencari keberadaan tuan rumah, sampai akhirnya.

"KARINA"Ujar jevan ya seseorang itu adalah jevan ia kalut saat mendengar kabar dari orang suruhan nya kalau ibu mertuanya meninggal ia dengan cepat pergi menuju rumah karina dan meninggalkan pekerjaan nya yang padat. Ia membopong Karina keluar dari rumah dan menuju rumah sakit

Di rumah sakit jevan sedang menunggu Karina yang sedang diperiksa dokter. Ia menunggu cukup lama sampai akhirnya pintu kamar pasien terbuka dan ia bisa melihat dokter itu berjalan ke arah nya dengan wajah bahagia.

"Pak jevan"Ujar Dokter

"Bagaimana ke adaan istri ku"ujar jevan cemas

"Bapak tidak perlu khawatir karena ibu Karina tidak apa-apa ia hanya sedikit kelelahan dan seperti nya tidak makan dengan teratur tapi saya punya kabar bagus pak"Ujar dokter itu

"Selamat ya pak jevan istri anda sudah hamil, usia kandungan istri bapak baru satu bulan jalan"ujar dokter itu tersenyum hangat membuat jevan tersadar dan langsung menangis pilu. akhirnya penantian yang ia tunggu selama ini membuahkan hasil

Benih bayaran pria beristri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang