Bab 10

823 26 0
                                    

"Sedang apa dia disini"Ujar jevan

Ia melihat Karina yang sedang berbicara dengan seorang perawat, karena ia penasaran jevan pun lebih memilih menemui Karina.

"Sedang apa kau disini"Suara dingin jevan

"P-pakk"Ujar Karina kaget karena melihat jevan

"Aku bertanya padamu sedang apa kau disini"Ujar jevan menekan suara nya

"Bukankah saya sudah bilang sama bapak kalau saya ingin menjenguk ibu saya"Ujar Karin pelan, ah ternyata ia pula tadi Karina sempat meminta ijin untuk menjenguk ibunya dirumah sakit.

"Apa kau akan lama disini"Ujar jevan

"Tidak pak"Ujar Karin

"Bagus, kalau begitu setelah kau menjenguk ibu mu cepatlah pulang"Ujar jevan sama sekali tidak ingin mengunjungi ibu mertuanya ia lebih memilih melangkah pergi meninggalkan rumah sakit.

"Apa bapak tidak ingin menjenguk ibu saya"Ujar Karina menghentikan langkah kaki jevan

"Untuk apa mengunjungi ibumu, kita hanya menikah kontrak jadi jangan berharap kalau aku menganggap ibu mu mertuaku sampai kapanpun aku tidak Sudi"Ujar jevan dingin dan menatap tajam ke arah Karina membuat Karina hanya bisa menunduk lagian siapa juga yang ingin dia menjenguk ibunya ia hanya basa basi saja.

Karina hanya diam menatap jevan yang pergi meninggalkan rumah sakit ia bisa melihat jevan berbicaralah dengan asisten pribadinya dan setelah itu mereka keluar dari rumah sakit.

"Hufff"Ujar Karin menghela nafas panjang

Setelah nya Karina masuk ke ruang rawat ibunya, ibunya ini sudah hampir satu bulan lebih berbaring di ranjang rumah sakit, ibunya punya penyakit yang berbahaya dan sekarang kondisinya memprihatinkan ia harus segera di operasi.

Ceklek

"Bagaimana nona, ibu anda harus segera ditindak lanjuti supaya bisa sembuh"Ujar perawat yang baru masuk dari luar perawat itulah yang sering menjaga ibu Karina selama ini

"Lakukan yang terbaik sus aku akan segera membayar biaya administrasi nya"Ujar Karin yang sudah mendapatkan uang dari jevan

"Baik lebih cepat lebih baik"Ujar perawat itu yang keluar ruangan lagi ia akan memberitahukan kepada dokter, setelah perawat itu pergi Karina menatap sendu wajah pucat ibunya yang terbaring lemah tidak berdaya ia mengusap lembut pipi sebelah kanan ibunya.

"Kalau ibu tahu aku menyewakan rahim ku apa ibu akan marah?"Ujar Karina menatap sendu perempuan yang terbaring lemah itu

"Maafkan aku ibu aku tidak punya cara lain"Ujar karin

"Maafkan mama juga nak jika suatu saat kamu sudah ada didalam rahim mama"Ujar Karin mengusap perut ratanya

Karin terus mengajak berbicara ibunya ia menceritakan segala hal yang sudah ia lewati tanpa menutup kebohongannya, Karina tidak sadar bahwa ada setetes air mata yang keluar dari mata seseorang yang sedang berbaring itu.

Hingga tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, ia bergegas pulang dari rumah sakit, ia tidak mau membuat suami sirinya itu marah marah lagi.

"Maafkan aku Bu, aku harus segera pulang aku tidak mau dia marah dan malah menyiksa ku lagi"Ujar Karin ia mengambil tasnya di dekat ranjang ibunya dan mencium pipi ibunya.

Ia pergi dari rumah sakit dengan langkah terburu buru ia takut ada jevan di apartemen dan tahu kalau ia pulang terlambat pasti akan langsung memarahinya.

lama waktu diperjalanan akhirnya ia sampai di apartemen tapi saat ia sudah masuk kedalam apartemen ia tidak menemukan siapa siapa.

"Hah syukurlah dia tidak ada"Ujar karina bernafas lega

ia masuk ke dalam kamar dan berniat akan membersihkan diri setelah itu ia akan memasak.

Sementara di sisi lain jevan sudah pulang ke rumah ia dan istri sah nya ia tidak mampir ke apartemen yang Karin tempati Takut kalau istrinya curiga kalau ia sering pulang terlambat.

"Mas"Ujar Maya yang baru turun dari tangga terakhir

"Hmm"Ujar jevan melangkah mendekati istri nya

"Kamu mau makan apa nanti malam"Ujar Maya seraya mengambil alih tas dan jas yang ada di lengan suaminya

"Biar bibi saja yang memasak aku takut kamu kecapean"Ujar jevan

"Tidak apa apa mas aku senang karena bisa melayani mu"Ujar Maya

"Tidak perlu sayang, kalau kau ingin melayani ku cukup di atas ranjang saja"Ujar jevan tersenyum nakal dan membelai pipi lembut istri nya, membuat Maya tersipu malu

"Bagaimana kata dokter waktu itu"Ujar jevan menaruh tangannya di pinggang sang istri dan membawa istrinya melangkah menuju kamar mereka dari pada istri nya harus masak makanan yang tidak enak dan akan membuat nya sakit perut lebih baik ia merayu istri nya untuk membatalkan rencana membuat makanan untuk nya.

"Hmm kita masih bisa mempunyai anak mas"Ujar Maya tersenyum bahagia

"Benarkah"Ujar jevan menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuh istrinya menghadapnya

"Iya tapi"Ujar Maya mengantung kalimat nya

"Tapi apa sayang"Ujar jevan menuntut

"Kita hanya mempunyai kesempatan kecil, kata dokter kita bisa mempunyai keturunan kalau kita menjaga pola makan dan selalu hidup sehat juga..."Ujar Maya yang lagi lagi menggantungkan kalimatnya

"Apa Maya"Ujar jevan tidak sabaran

"Juga kita harus sering sering melakukan nya mas"Ujar Maya menunduk malu

"Itu masalah kecil, hmmm bagaimana kalau kita mencobanya sekarang siapa tau bisa membuahkan hasil"Ujar jevan mengangkat tubuh Maya ke gendongan nya

"Aaaaaa mass"Ujar Maya berteriak karena kaget tubuhnya tiba-tiba saja di angkat oleh jevan dan membawa nya ke kamar mereka

Sore ini bukannya membersihkan diri sehabis pulang bekerja malah bertempur lagi, benar benar jevan ini tidak ada kapoknya sama sekali, pagi bersama istri siri dan sore bersama istri sah.

"Arghhh mas pelan-pelan"Ujar Maya yang merasa sedikit sakit di area bawahnya karena jevan terlalu kasar

Sedangkan jevan ia tidak memperdulikan raut kesakitan istrinya ia hanya sibuk mencapai kenikmatan nya sendiri dan malah membayangkan bisa bercinta dengan Karina, bagaimana kalau istrinya tahu yang ia bayangkan bukan dirinya dan malah perempuan lain.

"Ah" Sebentar Karin ujar jevan yang tidak sadar malah menyebutkan nama wanita lain

Sedangkan Maya hanya mematung mendengar suara suaminya yang menyebutkan nama wanita lain ketika sedang bercinta dengannya. Rasa kecewa mulai ada di dalam hatinya ia bertanya tanya apakah suaminya selingkuh dengan perempuan lain, apa suaminya pernah bercinta dengan perempuan lain sehingga suami tercintanya ini salah menyebutkan nama.

"Minggir mas"Ujar Maya yang mendorong dada bidang suaminya

"Sebentar sayang aku belum selesai"Ujar jevan yang masih tidak sadar juga dengan perkataannya

"Mas minggir kamu tahu apa yang kamu katakan tadi"Ujar Maya memukul dada suaminya dan terisak pelan membuat jevan tersadar dan menghentikan aktivitas nya

"Sialan aku salah menyebutkan nama"Ujar jevan dalam hati

"Maafkan aku sayang bukan itu maksud ku"Ujar jevan terlihat panik

"Minggir aku mau pergi"Ujar Maya yang melangkah masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan jevan sendiri di atas kasur mahal mereka

"

L

Benih bayaran pria beristri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang