"الحب لا يتعلق بالامتلاك ، بل بالعطاء".
. "Cinta bukanlah tentang memiliki, tapi tentang memberi."
_Jalaludin Rumi_Hari ini genap seminggu Akwam tidak mengajar dikampus Brawijaya.Sedangkan Fara selalu menghubunginya walau selama itu pula dia juga diabaikan.Entah telepon maupun pesan sederhana.Saat ini Fara masih saja termenung dengan apa sebenarnya kesalahan nya.Sehingga Akwam ingin membatalkan perjodohan mereka.
" VERY GOOD VERY WELL.Tapi maaf ini bukan berita baik, bener-bener buruk well." Teriak Zia yang dapat memekakan telinga.
" Zia kenapa sih?"
" Ini justru berita buruk buat Lo."
" Yaudah apa? Gak Usah di potong-potong."
" Pak Akwam pindah tugas Ra dan dia ngundurin diri ngajar di kampus ini."
" ZIA KAMU TAHU DARI MANA?"
"Dari grup kakean cangkem dikampus ini loh emang Lo kagak masuk grupnya?"
" Enggak."
" Yaudah entar gue masukin."
" Omo Omo Far Fara." Teriak Zia sembari menepuk kencang punggung Fara.
" Ini berita buruk Ra bener-bener buruk pak Akwam hari ini juga berangkat ke Jogja dia sekarang ada di stasiun,mending Lo susulin sekarang juga." Teriak Zia semakin heboh.
***
Diarea stasiun kereta api kini sudah tampak begitu ramai.Terlihat seorang gadis cantik kini tengah berjalan dengan begitu tergesa-gesa mencari keberadaan seseorang.Tak lama kemudian tiba-tiba saja ada kerumunan yang membuat perhatiannya teralihkan ditengah-tengah rel." Permisi.''
" Permisi." Ucap Fara membelah kerumunan.Tampak dalam pandangan nya seorang laki-laki dengan wajah yang telah rusak serta darah yang berceceran dimana-mana.Pikirannya kini mendadak gelisah berharap apa yang dia pikirkan tidak benar-benar terjadi.
Detik selanjutnya kedatangan dua orang polisi membuat orang-orang menyingkir.
" Permisi mba biar kami otopsi mayat ini dan akan kami cek identitas nya." Ucapan polisi itu membuyarkan lamunan Fara yang saat ini berjongkok disamping korban.Polisi tadi langsung mengecek saku celana yang mungkin terdapat dompet ataupun sebuah kartu identitas.Dan kini terlihat dengan jelas identitas korban.
"Identitas nya telah ditemukan."
" Siapa pak?" Tanya Fara lirih.
" Muhammad Syakir Khoirul Akwam." Ucapan polisi itu membuat Fara tak dapat membendung air matanya yang kini menetes.
"Apa anda kenal?"
"Kenal pak." Ucapa Fara lirih
"Baiklah kalau begitu anda bisa ikut kami ke rumah sakit."
"Baik."
***
Dibangunan serba putih tepatnya di rumah sakit Medika Malang.Fara kini terlihat dengan wajah kacaunya serta air matanya yang terus-menerus mengalir dan tangan yang ia gunakan untuk menyeka air matanya itu.Bahkan kata-kata Akwam yang ia ucapkan kala itu terus terngiang-ngiang di pikirannya."Kalo kamu sudah menjadi jodoh saya maka sudah sepantasnya saya mencintai kamu sepenuhnya."
"Maaf Miss ruang hati saya cuma satu dan itu sudah terisi oleh gadis sederhana yang begitu istimewa dimata saya." Ucapan Gus Akwam kini terngiang-ngiang di pikirannya membuat air matanya terus mengalir.
"Gus...apakah njenengan benar-benar jodoh saya terus kenapa njenengan pergi?"
" Gus maaf...Gus saya kadang bingung dengan perasaan saya sendiri tapi saat ini saya sadar kalo saya benar-benar mencintai njenengan."
***
Halo para readers ku yang cantik dan ganteng
Makasih ya buat yang masih mau baca cerita ini
Seperti biasa jangan lupa vote nya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Vote nya manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena santri in love
Fanfictionللحب خمسمائة جناح ، وكل جناح يمتد من فوق السماء في أعلى السماوات إلى ما تحت الأرض. "Cinta memiliki lima ratus sayap; dan setiap sayap membentang dari atas surga di langit tertinggi sampai di bawah bumi." __Jalaludin Rumi_ menceritakan tentang perj...