""لا تدع الحزن يسمم قلبك ، فهذه الحياة مليئة بالعجائب تنتظر من يكتشفها".
"Jangan biarkan kesedihan meracuni hatimu, karena kehidupan ini penuh dengan keajaiban-keajaiban yang menunggu untuk ditemukan."
_ Jalaluddin Rumi _
***
Masih ditempat yang sama yakni dirumah sakit Medika.Zidan dan Akwam masih berada didepan layar CCTV bahkan kini buku-buku tangan kedua pria itu tampak memutih karena sejak tadi mengepalkan tangannya.Mereka seperti itu bukan tanpa alasan,hal itu sebab mereka merasa gagal menjaga ayah Fara,terpapar jelas dilayar CCTV ada seseorang berpakaian serba hitam,yang terlihat mencurigakan."Sementara ini,orang ini bisa saja menjadi tersangka sementara."Ucap detektif Atta
"Benar,kalo begitu saya dan anggota lainnya akan menyelidiki lebih lanjut."
***
Disinilah Akwam berada tepatnya didepan pintu mansion.Dirinya masih canggung untuk sekedar membuka pintu yang saat ini mansion hening tanpa suara.Dengan perlahan Akwam membuka pintu didepannya.Krekk...anggap saja suara pintu dibuka.
Saat ini atensinya menatap wanita cantik yang kini tertidur disofa ruang tamu ,ralat itu adalah istrinya.Akwam berjalan perlahan karena takut mengganggu wanita nya.Setelah berada tepat didepannya Akwam berjongkok,dengan menatap lekat wanita yang tertidur didepannya.Akwam saat ini mendekatkan wajahnya didepan wajah Fara lalu meniupnya secara lembut dan perlahan.Bahkan saat ini tangannya membenarkan anak rambut yang keluar dari balik hijabnya."Masya Allah ...cantik." gumam Akwam.
Akwam kini menggendong Fara ala bridal style kekamarnya dilantai atas, menurutnya ini sama sekali tidak masalah.Dengan perlahan Akwam menidurkan Fara,namun Fara bergerak seperti tidak nyaman dan mengerjab-ngerjabkan matanya lucu seperti anak kucing,membuat Akwam terkekeh namun sebelum kesadaran Fara kembali total Akwam terlebih dahulu mencium pipinya.Dan ketika kesadaran Fara benar-benar kembali pipinya kini merah seperti kepiting rebus.
"Ih Gus...malu." gumam nya sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan nya.
"Pripun sayang?" Ucap Akwam dengan suara serak tapi candunya membuat Fara semakin salting.Ketika tadinya Akwam masih berdiri kini Akwam mendudukkan dirinya tepat didepan Fara,Dengan menatap istrinya lekat-lekat dan lebih dekat.
"Muka cantik nya jangan ditutup...saya mau liat."Ucap Akwam membuat Fara semakin malu bukan main.
"Ih Gus..malu jangan disini Gus pergi dulu!"
"Owh...saya disuruh pergi nih?" Ucap Akwam sembari hendak beranjak dari ranjang king size nya.
Namun sebelum itu terjadi Fara terlebih dahulu menarik tangan Akwam agar duduk kembali.Hal itu tentu saja membuat Akwam mengembangkan senyumnya saat itu juga."Pripun sayang jadi disuruh pergi atau tetap disini saja? Tanya Akwam sembari menaikkan sebelah alisnya.
"Jangan pergi Gus...maaf saya salah." Ucap Fara sembari menunduk.
"Saya maafin tapi ada syaratnya." Ucap Akwam membuat Fara mendongk.
"Apa syaratnya?"tanya Fara penasaran.Sementara Akwam hanya memberikan kode dengan menunjuk pipinya yang berarti dia juga minta dicium.
"Tapi-" ucap Fara sembari menoleh kekanan dan kirinya
"Gak ada siapa-siapa Fara jadi kamu Ndak perlu malu...tapi kalo kamu ndak ma-" ucapan Akwam terpotong oleh ciuman sekilas dari Fara yang setelahnya dia langsung memalingkan wajahnya, sementara Akwam langsung mengembangkan senyumnya dengan sempurna.Selepasnya Akwam langsung memegang dagu Fara dan mengarahkan wajah Fara agar menatapnya.Namun mata Fara seakan enggan menatap wajah Akwam dan malah menatap kasur yang ia dudukki.
"Jangan liatin kasurnya,liat saya aja." Ucap Akwam tersenyum.Namun tetap saja Fara enggan.Hal itu tentu saja membuat Akwam gemas dan mendekatkan bibirnya ditelinga Fara sembari membisikkan sesuatu disana.
"Sudah saya bilang jangan liatin kasurnya,soalnya..." Ucapan Akwam menggantung.
"Saya cemburu."Ucap Akwam lagi-lagi sukses membuatnya kesusahan menahan senyumnya dengan pipi merah merona.
***
Hari ini genap 10 hari setelah meninggalnya ayah Fara.Dan pada hari ini pula pondok pesantren Darun Najah disibukkan oleh pernikahan Ning Alya dan Afnan yang dilangsungkan hari ini.Sedangkan dipagi ini Fara masih membacakan surah Yasin untuk almarhum ayahnya,dengan sesekali mengusap air matanya yang berulang kali menetes.ya tentu saja dia sangat merindukan ayahnya."Kamu nangis sayang?"Tanya Akwam dengan menatap wajah Fara
"Ndak Gus."ucap Fara dengan menggeleng kan kepalanya
"Jangan bohong!"ucapnya sembari memeluk Fara dari belakang.
"Kenapa kangen sama ayah ya?"
"Iya." Ucap Fara dengan mata yang sendu.
"Jangan sedih lagi ya..kalo kamu sedih telinga saya siapa dengerin cerita kamu,serta keluh kesah kamu,pundak saya siap menjadi sandaran buat kamu ,tangan saya juga siap untuk selalu mengusap air mata kamu,badan saya siap merangkul kamu,dan bibir saya siap untuk me-"Namun ucapan Akwam tiba-tiba terpotong oleh ucapan Fara.
"Gus udah." Ucapnya memotong ucapan Akwam dengan pipi yang tiba-tiba memanas entah apa yang dia pikirkan.
"Kenapa hmm? Kamu mikir apa toh nduk? Kamu mikirnya bibir saya siap untuk mencium kamu hmm? Itu bener sih.." Ucapnya lalu terkekeh tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan oleh istrinya ini
"Tapi maksud saya,bibir saya siap untuk selalu memberikan nasehat buat kamu sayang." Lanjut Akwam yang membuat Fara semakin malu.
"Saya suka liat kamu malu- malu gini manis banget kayak capcake jadi pengen saya makan....owh ya sebentar lagi kita berangkat jangan lupa siap- siap tapi jangan cantik- cantik."
" Kenapa?Jadi Gus suka kalo saya jelek?"
"Soalnya cantiknya buat saya aja...tapi kalo didepan orang lain kayak monyet juga gak papa ." Ucap Akwam lalu terkekeh.
"Ih...kok kayak monyet sih?" Ucap Fara sembari cemberut.
"Yakan cantik nya cuma buat saya." Ucapnya sembari mencubit pipi Fara
"Aduh sakit Gus jangan dicubit."ucap Fara sembari mengelus pipinya.
Cup
Kecupan dari Akwam membuat Fara kaget pasalnya dia mencium tanpa aba-aba.Namun pelakunya saat ini hanya menyengir tanpa dosa"Udah dicium kok jadi gak sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena santri in love
Fanfictionللحب خمسمائة جناح ، وكل جناح يمتد من فوق السماء في أعلى السماوات إلى ما تحت الأرض. "Cinta memiliki lima ratus sayap; dan setiap sayap membentang dari atas surga di langit tertinggi sampai di bawah bumi." __Jalaludin Rumi_ menceritakan tentang perj...