🐹Bagian : 07

605 30 4
                                    

— Warning 🔞 (sedikit)

Typo bertebaran dan salah kata

Happy Reading
|
|
|
|
|
|
|
|
|

Sebelumnya...

"Daddy, harus menghukummu"

Tangan Jimin mencengkram erat pinggang ramping Seokjin yang mengigil karena sentuhan jemarinya.

"Ji-Jimin oppa..." gumam Seokjin sembari menelan salivanya takut-takut lalu di tarik oleh Jimin menuju tempat tidur.

"Sttt... Aku ingin kau diam dan jangan berisik" tuntut Jimin sambil melepaskan tangannya dari pinggang Seokjin, ia kemudian duduk di tepi kasur dan melihat pemuda cantik itu diam berdiri disana dengan wajah gugup.

"Kemari.." Jimin menyuruh Seokjin untuk duduk di kedua paha kekarnya tersebut, membiarkan pemuda cantik itu melangkah mendekatinya dengan malu-malu.

Seokjin tidak yakin akan seperti ini, tapi mau bagaimana lagi... Ia sudah duduk di pangkuan pemuda kecil namun berbahaya itu.

"Sekarang, telungkup di pahaku"

Seokjin memandang Jimin bingung.

"Apa?"

"Kau tidak dengar ya? Aku bilang telungkup di pahaku sekarang..." suara Jimin agak serak membuat tubuhnya gemetar.

Sejak kapan Jimin-nya seperti ini?

"A-Aku tidak mau melakukannya..." tolak Seokjin apa yang Jimin katakan tadi sembari menjauh darinya sedikit.

Jimin berdecih kecil lalu ia berdiri dari sana untuk mengambil borgol yang terjatuh akibat ulah Seokjin dan menyimpan borgol itu di atas meja samping tempat tidurnya.

Dia mendekati Seokjin kembali dan meraih dagunya.

"Dengar, kau harus menurutiku Jin, kau sudah menerima tantangannya, jadi tetaplah diam dan lakukan yang aku suruh. Aku bisa melakukan apapun yang aku mau denganmu" suara Jimin yang terdengar terlalu serius dan sekaligus berat membuat Seokjin menciut di tempatnya.

Dan dengan berat hati ia mengangguk pelan.

Jimin kembali duduk di tepi tempat tidurnya dan memandang tajam Seokjin yang masih berdiri disana dengan gugup.

Seokjin melakukan apa yang Jimin minta, ia mendekati tempat Jimin berada dan telungkup di atas pangkuan pemuda berambut abu-abu itu, ia merasa malu sekarang mengetahui gaunnya sedikit terangkat.

"Kau adalah baby yang sangat nakal, Jinnie. Sudah aku bilang kau tidak boleh menyentuh barang-barangku dan kau malah tidak mendengarkan ucapanku..."

Tangan Jimin membuka tepi gaun itu untuk mengangkatnya lebih tinggi lagi, memperlihatkan hotpants pink yang dikenakan Seokjin sekarang ini.

Seokjin tersentak dan mengeliat sedikit saat tangan Jimin mulai menyentuh bokongnya.

"Ji-Jimin oppa... Ma-Maafkan aku" sesal Seokjin dengan wajah malunya.

Jimin diam-diam menyeringai."Oh tentu saja, kau harus membayar sedikit waktu ini sekarang, dimulai dengan kau memanggilku dengan sebutan 'Daddy' bukan 'Oppa'" titan Jimin dan Seokjin mengernyit tidak mengerti.

Plak!

"Ah!" Seokjin tersentak kaget saat merasakan kulit bokongnya terbakar akibat tamparan oleh Jimin. Ia tidak menduganya kalau pemuda berambut abu-abu itu langsung beraksi.

"Hitung sampai sepuluh untuk setiap pukulan yang aku berikan padamu, Jinnie" geram Jimin.

Seokjin mencoba untuk bangkit dari telungkupnya, namun tangan kekar Jimin mengeratkan cengkramannya agar tidak mencegahnya bergerak.

Me? Maid? - [BTS X KSJ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang