PROLOG

189 66 26
                                    

"Mulai nih.. kalo udah megang Hp, udah nih. Pasti ketawa ketawa sendiri."
Ucap bunda setelah memperhatikanku tertawa sendiri sembari memegang handphone.

"Apaan sih bunda, orang aku cuman nonton video video lucu doang di sosmed. Ni pasti bunda su'udzon sama iren kan?"

"Bukan su'udzon, bunda tau mana ketawa ketawa yang lagi nonton video lucu, sama kalo lagi chattingan sama orang. Inget ya iren, jatuh cinta sebelum menikah itu ujian. Kamu jangan coba-coba ya" jawab bunda.
Aku terdiam sejenak mendengar jawaban bunda. Bukankah jatuh cinta itu adalah hal yang lumrah terjadi ya?

"Memangnya kenapa sih bunda? Bukannya jatuh cinta itu adalah hal yang wajar ya? Bukannya justru jatuh cinta itu anugrah dari Tuhan ya bunda?" jawabku karena penasaran akan jawaban bunda.
"Memang betul, jatuh cinta itu anugrah yang di berikan langsung oleh Tuhan. Tapi, jika jatu cinta itu tumbuh dan kita tidak bisa mengendalikannya, maka yang datang justru bukan kebahagiaan, tapi justru rasa sakit yang sulit terobati."

"Cinta itu punya dua sisi. Indah sekaligus buruk. Kalau kamu dapat sisi indahnya, kamu akan merasakan kebahagiaan yang tak akan ternilai oleh apapun. Tapi, kalau yang kamu dapat malah sisi buruknya, justru kamu hanya akan mendapat rasa sakit yang sulit terobati. Karena, yang terluka itu batinnya, jiwanya, bukan fisik ataupun raganya." Lanjut bunda.

Aku merenung sejenak tentang semua yang di ucapkan oleh bunda. Apa iya, patah hati sesakit itu ya? Menurutku sejauh ini, tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada dompet yang isinya hanya tersisa selembar uang dua ribu saja, hahaha... Tapi kurasa, patah hati tidak se-remeh itu.

Cahaya Doa-doa Malam [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang