***
.
.
.
Sebelum lanjut membaca, jangan lupa untuk vote dan juga sampaikan kritik dan juga saran di kolom komentar yaaa..😍
.
.
🌷🌸💮 HAPPY READING 💮🌸🌷***
Tak lama setelah mama pulang, Rio pun pulang. Sebetulnya dia ke rumahku bukan dengan sengaja, melainkan dia pun sekalian akan pergi ke rumah tunangannya untuk mengurus pernikahan mereka berdua.
Seperti biasa, dimalam hari aku, mama, dan juga Cika adikku selalu makan malam bersama di rumah. Sambil bersenda gurau ataupun bercerita tentang kegiatan yang kami habiskan seharian di luar rumah. Kala itu aku sedang tidak berselera untuk banyak bercerita. Mama yang melihat tingkahku yang aneh itu pun jadi bertanya padaku.
"Kamu kenapa? Lagi ada masalah? Tumben diem aja?" Ucap mama ku sembari mengambilkan ku nasi ke sebuah piring.
"Halah, palingan juga galau karna cewek." Celetuk adikku.
"Enak aja." Jawabku sembari memelototinya.
"Saallll, mama tau kamu masih mengharapkannya. Tapiii, apa kurang cukup buat kamu sadar kalo dia itu bukan yang terbaik buat kamu?"
Tiba-tiba mama berbicara seperti itu padaku. Aku yang hampir memasukan sendok berisikan nasi tersebut, ke dalam mulutku pun terhenti karena mendengar ucapan mama. Aku tak menjawab ucapan mama, aku hanya terdiam dan mendengar semua yang mama bicarakan padaku.
"Dari pada kamu terus-terusan mengharapkan yang jelas-jelas dia tidak di peruntukkan untuk mu, kenapa gak coba terima yang udah jelas ada di depan mata?"
*Deggg
Jantungku berdegup kencang saat mendengar ucapan mama barusan. Dan entah mengapa hal yang pertama kali aku ingat itu adalah Iren.
"Tuh dengerin..!!!" Adikku menjawab ucapan mama.
Seketika, ucapan adikkubitu memecah lamunanku. Aku yang mendengar ucapan adikku pun merasa kesal. Kenapa malah aku yang di nasehati olehnya?
"Yeee... Harusnya kamu tuh dengerin. Jangan dikit-dikit cinta, dikit-dikit bucin, huuuu...." Jawabku mencoba mengeles pada adikku.
Mama yang melihat tingkah laku kedua anaknya pun hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepala.
"Salll. Cinta itu gak harus tentang bagaimana kamu mencintai dia. Tapi, kadang kala tentang bagaimana caramu menghargai orang yang mencintaimu."
"Nanti suatu saat kamu juga bakalan ngerti. Kenapa kita lebih baik membuka peluang untuk orang yang mencintai kita dari pada berusaha mengejar orang yang kita cintai." Jelasnya mama padaku sambil menyantap makan malam yang tersaji di meja makan.
Akupun hanya terdiam, meresapi apa yang mama bicarakan padaku.
Yahhh... lebih baik aku memantaskan diriku terlebih dahulu saja. Sisanya, aku serahkan kepada Sang Pemilih Hati.
***
"Assalamu'alaikum" Ucap ayah dan bunda yang sedang memasuki rumah.
"Wa'alaikumsalam." Jawab dari kakakku dari ruang makan yang saat itu ia masih sibuk menata meja makan disana.
Aku yang mendengar bahwa bunda dengan ayah sudah pulang, segeralah aku keluar dari kamarku dan berlari menuju ruang makan.
"Udah bisa makan nih sekarang?" Ucapku sembari memegang senderan kursi makan.
"Iyaaa ayok makan. Pasti kalian nungguin ayah sama bunda ya?"
"Hari ini itu hari spesial menyambut kedatangan kakamu pulang. Harusnya bunda yang masak, ehhh abangnya keukeuh pengen dia yang masak." Lanjut bunda menjelaskannya kepadaku.
Kakakku hanya tersenyum kecil. Dia memang sosok kakak yang paling baik menurutku. Bahkan, jika di dunia ini ada penobatan kakak paling the best, aku rasa kakakku ini akan memenangkan juara pertama, hehe.
Kami pun makan dengan biasanya. Bertanya tentang bagaimana kerjaan kakakku saat di luar kota kemarin. Tentang bagaimana pertemuanku dengan Delia yang sudah hampir lima tahun tidak bertemu. Dan juga, tentang ayah yang yaa... semoga dia tidak salah mengambil kendaraannya lagi. Kamipun makan, bersenda gurau, dan bercerita banyak hal malam itu. Sampai tidak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 19.30 dan kami pun sudah selesai makan malam.
Kami membereskan meja makan, membersihkan alat-alat dapur yang kotor, mencucinya dan menaruhnya pada tempatnya kembali. Setelah semua sudah rapih dan bersih, kami pun memutuskan untuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Dan akupun kembali ke kamarku dan berniat untuk belajar dan mempersiapkan mata kuliah yang akan di pelajari esok hari.
Saat sedang belajar, tiba-tiba bunda masuk ke dalam kamar ku. Ia membawa pakaian, yang tak lain adalah pakaian yang sudah selesai ia setrika.
"Besok kuliah dek?" Tanya mama sembari memasukkan bajuku yang ia bawa ke dalam lemari.
"Iya bunnn." Jawabku singkat, karena pada saat itu aku sedang membaca buku.
Tiba-tiba bunda duduk di ranjangku dan memandangi sekeliling kamarku.
"Gak kerasa yahh.. waktu begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin kamu SD, sekarang udah mau semester 4 aja." Ucap mama.
Aku yang mendengar ucapan mama tersebut dan sedang membaca buku di meja belajarku itu, sontak menoleh ke arah bunda yang masih duduk di ranjang dan memandangi sekitar kamarku.
Aku tersenyum kecil dan menghampiri bunda.
"Iya bunnn sama. Rasanya juga kayak baru kemarin deh aku selalu di jailin sama abang. Sekarang, abang udah mau nikah aja ya bun." Jawabku pada bunda dan menoleh menatap bunda.
Kakakku berumur 28 Tahun, dan yaakk!! Aku berbeda 8 tahun dengan kakakku. Saat itu, hanya tinggal menghitung beberapa Minggu saja untuk tiba pada hari resepsi pernikahan kakakku.
"Iya. Nanti kakakmu udah mau berkeluarga. Dan yang pasti dia gak bakalan tinggal serumah lagi sama kita. Begitu juga kamu." Ucap bunda dan menoleh menatapku.
"Kamu juga setelah lulus, bisa kerja, terus habis itu, yaaa.. kamu juga bakalan di lamar sama anak orang nantinya sayang." Lanjut bunda.
Aku hanya tersenyum kecil mendengar ucapan bunda.
"Nanti, kalo kamu mau nikah, pilih laki-laki yang kalau kamu sama dia, surga bisa jauh lebih dekat sama kamu yah."
"Gak perlu yang berada. Yang penting dia Sholeh, bisa bimbing kamu, bertanggung jawab, dan sayang sama kamu dan juga keluarga kamu, yahh!?" Jelas bunda padaku.
"Iya bundaaa."
Aku hanya menjawab singkat dan memeluk bunda.
Yaahhh... waktu terus berlalu. Untuk apa aku terus-terusan mencintai orang yang tidak mencintaiku. Kenapa tidak aku pasrah kan saja urusan hati ini kepada Sang Pemilik Hati?
***Bersambung***
Chapter selanjutnya bakalan ada time skip 5 tahun kedepan yaaa... Dan ceritanya bakalan makin seru 😍
Jangan lewatkan ceritanya yaaa... 🌸💗
See youuu...😗😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Doa-doa Malam [End]
RomanceDalam remang cahaya keimanan, gadis ini membangun cerita cinta yang terpintal antara ujian dan keikhlasan. Terlahir dari keluarga yang mendalaminya dengan nilai-nilai agama, dia tahu bahwa cinta sebelum menikah adalah ujian yang tidak mudah. Namun...